Pagi harinya, tibalah saatnya ketiga anggota PDS itu untuk segera berangkat menuju pelabuhan. Mereka sudah siap dengan senjatanya masing-masing. Mereka mencari keberadaan bu Seulgi dan Johnny. Mereka hanya berharap bu Seulgi baik-baik saja dan cepat ditemukan. Mereka bertiga menaiki mobil menuju pelabuhan. Lebih tepatnya menuju ke lokasi CCTV terakhir yang merekam Johnny membawa bu Seulgi. Pelabuhan itu lumayan jauh membutuhkan 2 jam perjalanan.
"Kau hubungilah Johnny. Tanyakan dia sedang berada dimana." Ujar Jaehyun. Ia tahu Johnny pastinya akan menjawab jujur pada Irene.
"Baiklah." Irene segera menelepon Johnny. Irene sebenarnya segan untuk menghubunginya karena satu sisi dia membela Jaehyun, satu sisi dia mencintai Johnny.
"Johnny, kau sedang berada dimana?" Tanya Irene saat Johnny mengangkat sambungan teleponnya.
"Tidak ada apa-apa. Hanya saja aku ingin mengajak bertemu. Namun aku akan menyiapkan hadiah dulu untukmu." Ujar Irene mematikan teleponnya. Semoga Johnny tidak marah padanya karena ia membohongi Johnny.
"Dimana dia?" Tanya Doyoung yang sedikit jijik dengan sikap Irene saat berteleponan dengan Johnny.
"Dia sedang di rumahnya. Sepertinya ini kesempatan yang bagus untuk kita menyelamatkan bu Seulgi." Ujar Irene. Jaehyun menghentikan mobilnya di pinggir jalan. Jalanan itu lumayan sepi padahal dekat dengan pelabuhan. Mereka berpencar mencari tempat-tempat mencurigakan di sekitar situ. Irene berjalan ke dekat rerumputan dan melihat sebuah pabrik bekas. Perlahan ia mendekatinya dan mengintip dari celah-celah pintu seng nya.
"Aku menemukannya. Kalian tetaplah berada di sana. Aku yang sepenuhnya bertanggung jawab!" Ujar Irene di walkie talkie nya.
"Itu berbahaya. Kami akan ikut kesana!" Ujar Jaehyun yang panik takut terjadi hal yang buruk pada Irene.
"Tidak. Justru Johnny agresif jika ada kalian. Aku juga yakin Johnny tidak akan menyakitiku." Irene sangat percaya diri. Bagaimanapun juga tatapan dan perlakuan Johnny padanya terlihat sangat tulus.
"Baiklah, hati-hati! Aku akan menunggu di mobil bersama Jaehyun. Jika kau merasa ada yang mengganjal atau ada bahaya yang menimpamu, segeralah nyalakan walkie talkienya." Ujar Doyoung.
Irene berusaha menghancurkan rantai tersebut dengan sebuah alat. Rantai itu sangat besar dah kuat, membutuhkan tenaga yang luar biasa untuk menghancurkannya. Setelah sekian lama berkutik dengan alat tersebut akhirnya Irene bisa membukanya. Lalu ia membobol lubang kunci pintu seng yang sudah berkarat itu dengan obeng. Dengan pantang menyerah, Irene berhasil merusak lubang kunci pintu itu. Ia membuka pintu itu dengan perlahan. Dia sangat terkejut ketika dihadapannya ada bu Seulgi penuh darah dan lemas di sebuah kursi. Tambah terkejut lagi dengan daun telinga sebelah kiri bu Seulgi yang sudah tidak ada. Digantikan oleh darah yang sudah hampir mengering.
"Bu Seulgi! Anda baik-baik saja? Siapa yanh berbuat seperti ini pada anda?" Irene melepaskan penyekap di mulut bu Seulgi. Napas bu Seulgi tersengal dengan raut wajah yang sangat pucat.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐉𝐮𝐬𝐭𝐢𝐜𝐞 𝐇𝐮𝐧𝐭𝐞𝐫 || END
Fanfiction𝐉𝐚𝐞𝐡𝐲𝐮𝐧 𝐬𝐞𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐚𝐧𝐠𝐠𝐨𝐭𝐚 𝐏𝐃𝐒 (𝐏𝐨𝐥𝐢𝐜𝐞 𝐃𝐞𝐩𝐚𝐫𝐭𝐞𝐦𝐞𝐧𝐭 𝐒𝐞𝐨𝐮𝐥) 𝐝𝐢𝐭𝐮𝐠𝐚𝐬𝐤𝐚𝐧 𝐮𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐦𝐞𝐧𝐲𝐞𝐥𝐢𝐝𝐢𝐤𝐢 𝐤𝐚𝐬𝐮𝐬 𝐭𝐞𝐰𝐚𝐬𝐧𝐲𝐚 𝐬𝐞𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐦𝐞𝐧𝐭𝐞𝐫𝐢 𝐜𝐚𝐥𝐨𝐧 𝐤𝐚𝐧𝐝𝐢𝐝𝐚𝐭 𝐩𝐫𝐞�...