13. Timbul Kecurigaan

83 32 281
                                    

Irene membuka matanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Irene membuka matanya. Cahaya
matahari membuatnya terbangun dari tidur nyenyaknya. Ia kelelahan karena dari kemarin siang hingga malam menemani Haechan dan ibunya di rumah sakit. Baru saja bangun dan mengucek matanya, ponsel Irene bergetar ada pesan masuk dari Johnny. Irene segera mengambil ponsel di samping tempat tidurnya. Ternyata Johnny mengajaknya bertemu.

"Baiklah. Aku juga sedang tidak ada kerjaan." Pesan balasan dari Irene.

Suasana pantai di pagi hari masih sangat terasa sejuk. Ditambah suara ombak laut yang melegakan pendengaran serta pasir-pasir pantai yang belum terjamah oleh kaki. Masih sepi juga yang membuat bebas menikmati udara sejuk ini sebelum hari menjadi panas karena pancaran matahari di siang hari. Cocok untuk orang yang tidak suka terkena panas namun ingin tetap ke pantai. Irene dan Johnny duduk di atas pasir sambil memakan sandwitch.

"Terima kasih telah mau menemaniku." Ujar Johnny yang sedang menatap laut sambil tersenyum. Sungguh menyegarkan cocok untuk healing.

"Aku juga tidak sibuk belakangan ini. Walaupun pangkatku di naikkan, jika tidak ada yang menyewa agensi detektifku, maka tetap saja aku seperti tidak bekerja." Ujar Irene ikut tersenyum dan menghirup udara pantai dengan napas panjang.

"Kasihan sekali Jaehyun dan Doyoung. Mereka selalu sibuk sepertinya." Ujar Johnny yang sedikit tertawa meledek kedua polisi PDS itu.

"Biarkan saja, mereka sangat menyebalkan. Terlebih lagi si Doyoung." Ujar Irene ikut tertawa. Sepertinya saat ini telinga Jaehyun dan Doyoung sedang gatal karena dibicarakan oleh kedua orang ini. Mereka berdua pun menghabiskan waktu itu bersama-sama. Tanpa disadari, mereka semakin dekat dan semakin mengenal satu sama lain.

╺╌╌╌╌╼⃘۪۪╾╌╌╌╌╸

Di kantor PDS, Jaehyun sedang duduk sambil terbengong ke arah jendela. Kepalanya sedang memikirkan sesuatu sehingga ia tidak fokus dengan sekitarnya. Doyoung yang sedari tadi menatapnya pun penasaran lalu berusaha untuk memanggilnya sebelum Jaehyun kerasukan.

"Jaehyun." Panggil Doyoung yang sama sekali tidak ditanggapi oleh Jaehyun. Doyoung masih bersabar.

"Jaehyun!" Akhirnya Doyoung mendekati Jaehyun dan menggebrak mejanya karena kesabarannya sudah habis.

"Ada apa?" Tanya Jaehyun yang langsung menoleh.

"Seharusnya aku yang bertanya seperti itu. Ada apa denganmu dari tadi melamun saja sampai tidak menghiraukan tatapan dan panggilanku?" Tanya Doyoung penasaran dan sedikit mencibir.

"Aku memikirkan Johnny." Gumam Jaehyun yang masih saja menyeritkan dahi.

"Memangnya ada apa dengan Johnny? Kau merindukannya?" Tanya Doyoung.

"Aku masih kurang yakin dengan hal ini." Jaehyun memijit pelipisnya. Ia bingung bagaimana cara ia menjelaskannya kepada Doyoung. Disatu sisi dia juga belum yakin dengan apa yang dirasakannya terhadap Johnny. Tapi di sisi lain juga dia merasa ada yang mengganjal dari Johnny. Daripada Doyoung heboh ataupun bingung, lebih baik ia merahasiakannya saja tentang firasatnya terlebih dahulu.

𝐉𝐮𝐬𝐭𝐢𝐜𝐞 𝐇𝐮𝐧𝐭𝐞𝐫 || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang