Kisah seorang putri kerajaan monarki Korea yang jatuh cinta pada seorang perwira perang kerajaan yang mengabdikan hidupnya untuk negara.
"Sulit jika kau hanya memikirkannya, tapi akan jauh lebih mudah jika kau mencobanya.", - Oh Sehun.
"Aku tidak se...
Seorang gadis termenung menatap pusara yang sudah cukup lama di sana sambil berlutut di depan pusara itu setelah meletakkan bunga yang dibawanya.
"Oppa, aku merindukanmu.", lirihnya sedih dengan air matanya yang terus berurai turun dari kedua matanya yang sembab itu.
Sebelah tangannya mengusap nama yang tertera pada batu pusara di depannya. Isak tangisnya kembali terdengar pilu bagi siapa saja yang mendengarnya.
Tidak jauh darinya, berdiri seorang pria dengan tinggi semapai, kulit putih pucat, potongan rambutnya yang pendek, dan tidak lupa seragam militer yang melekat sempurna pada tubuhnya. Pria itu menatap iba pada gadis yang belum menyadari kedatangannya itu.
"Yeri.", panggil Sehun membuat gadis itu menoleh terkejut dan buru-buru menghapus air matanya.
"Sehun oppa?", panggilnya dengan suaranya yang masih terdengar parau akibat terlalu banyak menangis.
"Eoh, ini aku.", jawab Sehun lalu melangkahkan kakinya mendekati Yeri atau lebih tepatnya ia meletakkan bunga yang dibawanya untuk sahabatnya yang sudah terbaring damai di dalam pusara itu.
"Kapan kau kembali?", tanya Yeri.
"Baru saja."
"Bagaimana kabarmu? Maaf aku tidak bisa menghubungimu selama disana.", tanya Sehun sekaligus menunjukkan penyesalannya.
"Tidak apa-apa. Aku senang kau kembali dengan selamat. Dan Suho oppa pasti juga begitu.", balas Yeri dengan senyuman tipisnya lalu memalingkan wajahnya pada pusara sang kakak.
~
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Wanita itu tersenyum manis ke arah kamera yang sedang membidiknya di sela-sela acara yang sedang dihadirinya hari itu.
Setelah menyelesaikan serangkaian acara. Sang penyelenggara menghampirinya dan mengucapkan terima kasih padanya sebelum sang putri mahkota itu pergi dari sana.
"Aku menikmati acaranya. Kerja bagus.", pujinya tulus.
"Kalau begitu, aku pergi. Sampai jumpa lagi di acara amalmu selanjutnya.", ucapnya lalu pergi saat melihat mobil yang akan ditumpanginya berhenti di depannya
Di dalam mobil, Yuri yang kelelahan itu pun akhirnya memejamkan matanya berselang beberapa menit mobil mulai berjalan.
Sosoknya yang tadi begitu anggun dan sopan itu seketika berubah menjadi wanita yang terlihat begitu polos dalam tidurnya.
Tidak butuh waktu lama, rombongannya tiba di istana dan Yuri pun terbangun dari tidurnya.
Sebelum keluar, Yuri mengucapkan terima kasih pada sopir yang mengantarnya dengan selamat sampai ke tempat tinggalnya. Barulah ia berjalan masuk ke dalam istana dan di tengah jalan, ada Yoona yang menyambut kedatangannya.
"Unnie, kau punya kekasih?", tanya Yoona membuat Yuri menatap ke arahnya dengan kening berkerut.
"Tiba-tiba? Dan apa aku terlihat seperti seseorang yang punya kekasih sekarang?", tanya Yuri balik dengan kebingungan pada ekspresi wajahnya.