Difficult, But Easy - 3. Distance

363 51 35
                                    

Pria dengan tubuhnya yang tegap itu memasuki suatu area villa yang dijaga ketat oleh beberapa orang berpakaian rapih dan alat penghubung di telinga mereka.

Ketika ia sampai di depan pintu ruangan dimana seseorang yang ingin bertemu dengannya berada sekarang, pria itu terlihat ragu dan meminta pengawal yang kini berjaga pintu untuk tidak menginformasikan dulu kedatangannya.

Tarikan nafas serta menghembuskannya sudah dilakukannya berkali-kali untuk memberanikan dirinya.

Setelah metodenya itu berhasil, pria itu melangkahkan kakinya maju sehingga pengawal yang berjaga sontak membukakan pintu untuk pria itu.

"Eoh, kau datang. Duduklah disana Sehun.", perintahnya sedangkan Sehun membungkukkan tubuhnya sopan.

Sehun menuruti perintah pria paruh baya berkisar usia lima puluh tahunan itu yang sangat dihormatinya selaku orang nomor satu di negaranya itu.

"Kemarin aku tidak bisa bicara banyak denganmu. Sekarang, hanya kita berdua, kau bisa berbicara lebih bebas denganku.", ucapnya dengan senyuman ramahnya.

"Ahh, kau juga bisa memanggilku Abeonim jika situasinya memungkinkan.", tambahnya membuat Sehun sangat terkejut namun ia hanya bisa mengiyakan perkataan lawan bicaranya itu.

"Bagaimana makan malam kalian kemarin?", tanyanya.

"Semuanya berjalan dengan baik.", jawab Sehun canggung yang sangat dirasakan oleh ayah Yuri.

"Itu bagus.", balasnya setengah bergumam sehingga Sehun tidak mendengarnya dengan jelas.

"Ya?!", ayah Yuri menatap manik mata Sehun dalam lalu tersenyum.

"Aku tahu, ini semua terlalu mendadak bagi kalian. Tapi aku ingin kau tahu Yuri, dia bukan orang yang seperti kelihatannya. Jadi, kuharap kau bisa memperlakukannya dengan baik sebagai seseorang yang akan selalu di sampingmu bukan karena posisinya.", Sehun terdiam dan ia juga bisa melihat tatapan hangat seorang ayah pada sosok di depannya kini.

"Gadis itu memang seorang putri yang sangat aku banggakan tetapi sekaligus aku sayangkan. Setiap kali melihatnya, aku merasa bersalah, walaupun tidak pernah mengatakannya, tapi dia kelalahan. Di saat gadis-gadis lain diusianya berkumpul dengan teman-temannya di cafe atau di club malam. Yuri justru berakhir di acara amal atau tempat pelatihan militer.", cerita Ayah Yuri.

"Berbeda dengan adiknya yang lebih ceria dan apa adanya, Yuri terlalu menahan dirinya untuk mengeluarkan pendapatnya.", tambahnya mengenai keluh kesahnya yang mampu membuat suasana yang sebelumnya canggung menjadi haru.

~

Yuri menghabiskan waktu luangnya untuk berkuda siang hari itu. Tentu saja ia tidak sendirian, melainkan kurang lebih ada tiga penjaga di sana. Itu pun sudah dikurangi olehnya dengan jumlah paling minimal.

"Dohwan-ah, bisa kau bantu aku?", panggil Yuri meminta bantuan pada pria itu untuk naik ke atas kudanya.

Dengan tidak berat hati, Dohwan maju dan memegangi kuda yang akan dinaiki Yuri. Kuda berwarna putih itu begitu tinggi sehingga Yuri selalu kesulitan untuk menaikinya seorang diri.

"Hati-hati.", ucap Dohwan saat Yuri hampir saja tergelincir saat menaikan kakinya pada injakan.

Sehun yang baru saja sampai bersama dengan ayah Yuri, kini memperhatikan Yuri dari kejauhan dan melihat bagaimana gadis itu menikmati waktunya sendiri dengan senyumannya yang mengembang.

"Hampiri dia. Aku pergi dulu.", ucap ayah Yuri sambil menepuk bahu Sehun pelan sebelum pergi meninggalkan Sehun untuk melakukan pekerjaannya.

Di sisi Yuri, Dohwan melihat kedatangan Sehun lalu ia pun memberitahukannya pada Yuri.

Difficult, But Easy (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang