hujan masih turun dengan sangat deras di luar, dan aku duduk santai di sofa sambil menonton tv. sebenarnya aku ingin lansung mengusir anak ini setelah dia selesai makan dan kenyang, tapi entah kenapa melihat kondisi cuaca yang buruk di luar aku jadi tidak tega untuk menyuruhnya pergi, dan membiarkannya tinggal beberapa saat hingga kondisi di luar sedikit membaik.
jadi, di sinilah kami, menonton acara tv bersama.
"mama, itu apa?"
"beruang"
"kalau yang itu?"
"burung bangau"
"yang itu?"
"koala?"
"nama beruangnya koala?"
"bisakah kamu diam dan menonton dengan tenang?" aku menatapnya jengkel. dia diam, wajahnya tertunduk lalu kembali melihat kearah tv.
"baik mama..."
"este, kapan badai ini akan berhenti?"
"saya baru saja melihat kabar cuaca untuk hari ini dan sepertinya badai itu akan berlansung semalaman."
menghela nafas.
"apakah kita punya baju anak-anak di lemari?"
"tidak nona, kita tidak memilikinya karena tidak ada anak-anak di rumah ini, tapi jika nona mau saya bisa pergi untuk membeli beberapa pakaian di toko."
"baiklah pergi dan dapatkan beberapa pakaian untuk anak ini, dia akan sakit jika terus menggunakan jubahnya yang basah itu semalaman."
"baik nona."
𓄃 𓄃 𓄃
"AAAAAAAAAAA!!! PERGI KAMU! DASAR SAMPAH MENJIJIKKAN, BAGAIMANA BISA KAMU MASUK KEDALAM MANSION NONA EVELYN! DASAR BUDAK TIDAK TAU DIRI."
aku menghampiri este yang mendadak berteriak dari dalam kamar mandi.
"ada ribut-ribut apa di sini este?!"
este sangat marah, dan anak kecil itu meringkuk ketakutan di lantai sambil menangis terisak.
"lihat itu nona, lihat, dia adalah budak! bagaimana bisa seorang budak dapat memasuki mansion mu...ini adalah penghinaan." seru este sambil menunjuk kearah anak itu.
aku kembali melirik arah anak kecil yang masih menangis terisak itu, lalu menghampirinya.
"mama..." ucapnya lirih setengah takut.
benar, dia memiliki tanduk berwarna cokelat di kepalanya. aku sontak mendorongnya dengan keras membuatnya jatuh tersungkur di lantai.
"pergi" ucapku tegas.
"mama..." matanya berbinar.
"este usir anak itu sekarang." tidak ada belas kasih untuk budak! bahkan jika dia adalah anak-anak, dari pada menciptakan masalah untuk diri ku sendiri lebih baik aku lansung mengusirnya saja dari rumahku.
"baik nona." ucap este, membungkuk sopan lalu menyeret anak itu dengan kasar .
"MAMA! MAMA! JANGAN BUANG AKU MAMA!" dia berteriak memanggil ku, namun aku mengacuhkannya dan membuang muka.
apakah penjagaan di mansion ku mulai melemah? bagaimana bisa seorang anak budak sampai masuk ke gerbang depan? mereka harus di hukum kerena lalai dalam melakukan pekerjaan mereka!
dan aku akan melaporkan hal ini kepada para petugas patroli agar mereka bisa segera mengembalikan anak itu ketempat yang seharusnya.
𓄃 𓄃 𓄃
KAMU SEDANG MEMBACA
My fragile little horn
Fantasyrasanya baru kemarin, ketika dia masih memanggilku 'mama' dengan suara kecil nya, dan tangan kecil itu memeluk pinggang ku bahkan ketika aku berusaha untuk menolaknya. * tolong katakan padaku, orang tua mana... yang tega melihat anaknya sendiri aka...