"Eve?"
"selamat sore nona Rin" sapa Este lalu membungkuk.
"sore Este" jawab Rin ramah dan kembali melihat ke arahku dengan mata memicing.
"pagi tadi di kampus, ketika aku meminta mu untuk menemaniku ke toko buku, kamu menolak ku dan bilang padaku bahwa kamu tidak bisa pergi karena sibuk...lalu kenapa kamu bisa berada di sini Nona Evelyn?" ucapnya menyelidik.
"seperti yang kamu lihat, aku berbelanja." jawab ku seadanya. dia mengerutkan alis, tidak terima dengan jawaban yang aku berikan.
"Eve jahat." Rin berujar kesal lalu berbalik badan membelakangi ku. diam sejenak.
"maaf" ucapnya secara tiba-tiba.
"maaf karena sering mengganggu mu, aku membuat mu risih ya kan...dan kamu tidak menyukai ku, itulah alasan kenapa kamu tidak ingin pergi bersama ku dan lebih suka pergi sendiri. baiklah mulai besok aku tidak akan mengganggu mu lagi bye bye!" setelah mengatakan hal itu Rin pun berlari menjauh."nona?"
"tidak apa-apa biarkan saja Este, besok juga dia akan kembali seperti biasa...dia hanya terlalu melebih-lebih kan dan membuat ini jadi terlihat dramatis." ucap ku acuh.
"nona yakin tidak ingin menyusulnya?, menurut saya lebih baik nona menyusul, karena sepertinya nona Rin benar-benar sedih dan kecewa pada nona..."
aku hanya diam, tetap acuh tanpa berniat untuk menanggapi dan melangkah cepat menuju kasir. sudah ku bilang, dia hanya mencari perhatian...besok juga normal lagi dan mengganggu ku lagi seperti biasa nya.
𓄃 𓄃 𓄃
"hosh hosh hosh"
nafasku terengah-engah.
kemana dia? aku menoleh ke kiri dan ke kanan berharap bisa menemukan sosok itu sekarang. semoga dia belum pergi terlalu jauh.pada akhirnya, kata-kata Este tidak bisa pergi dari kepala ku. 'Nona Rin benar-benar sedih dan kecewa pada nona' kalimat itu terus bergema di telinga ku. belum lagi dengan tingkah anehnya itu...ini sangat mengganggu.
ku akui ini adalah salahku, menolak ajakannya dan malah pergi sendiri...terkesan seperti aku tidak menghargai dia. dan yang dia katakan itu juga benar, aku menolaknya karena aku merasa terganggu oleh dirinya. aku jahat? sepertinya memang begitu. dan aku disini untuk meminta maaf.
tidak bisa menemukan Rin. aku mengeluarkan handphone ku dan mencari kontak nya. nama 'Rin' tertulis di sana.
segera, aku menekan tombol panggilan kontak itu.
tidak terjawab.
aku terus berjalan cepat sambil mencarinya di sekitar parkiran, masih dengan tangan yang sibuk menempelkan handphone ku ke telinga.
"hiks hiks hiks"
Ringgg
Ringggg
Ringgggg!berhenti. aku mendengar suara seseorang yang sedang terisak, di sertai dengan suara dering handphone. dan itu menarik perhatian ku. ku matikan panggilan telephone yang masih menyala dan suara dering itu pun ikut menghilang.
di sisi lain, tak jauh dari tempat ku berdiri. seorang wanita berbaju kuning sedang duduk di salah satu kursi yang memang di sediakan di area sekitaran parkir.
'Rin!'
aku bergegas menghampirinya. benar saja...suara isakan itu berasal darinya.
entah kenapa, sekarang hatiku rasanya seperti di selimuti oleh rasa bersalah.
aku mengeluarkan sapu tangan dari saku ku. mengelap air yang jatuh di pipinya. dia mendongak.
"maaf" ucap ku tulus dengan volume rendah. dia menepis tangan ku, dan mengelap sisa air matanya dengan tangan. lalu memalingkan wajahnya ke samping, menghindari ku.
KAMU SEDANG MEMBACA
My fragile little horn
Fantasyrasanya baru kemarin, ketika dia masih memanggilku 'mama' dengan suara kecil nya, dan tangan kecil itu memeluk pinggang ku bahkan ketika aku berusaha untuk menolaknya. * tolong katakan padaku, orang tua mana... yang tega melihat anaknya sendiri aka...