Burung berkicau, awan putih mengambang di langit. Aku duduk di tepi jendela, membaca majalah charming new look. Majalah itu memuat berbagai hal tentang trend fashion busana yang sedang populer di kalangan para remaja saat ini.
Menyesap secangkir teh hangat di pagi hari membuat tubuhku terasa lebih segar. Disisi lain, Airin sibuk bermain dengan handphone nya di sofa, menyaksikan serial drama dari selatan. Sedangkan Aiden terlihat asyik memainkan playstation games di ruang Tengah.
Bukankah suasana pagi ini terlalu damai...
BRAAKKK!!!
"MAMA!!"
Gebrakan pintu yang di buka kasar sukses membuat ku tersedak.
"Uhuk! uhuk!" Mengelus dada.
"Ada apa?! kenapa kamu berteriak seperti itu!" seru ku setengah membentak. Raut wajah Kisa tampak panik dan terkejut mendengar ku meninggikan nada.
Aku menghela nafas,
"Ada apa Kisa?" Tanyaku kembali lebih ramah.
"M-Mama... aku tidak bisa menemukan tuan penguin. Apa mama melihat tuan penguin?" Ucapnya masih dengan raut wajah yang panik.
Aku menggeleng,
"Tidak"
Kisa semakin panik.
"Huaaa!! bagaimana ini. Tuan penguin menghilang!" dia berjalan mondar mandir, pelupuk matanya berair.
Lagi-lagi aku menghela nafas, baru saja ku bilang kalau suasana pagi ini sangat damai...
"Kenapa kamu tidak bertanya kepada Este? Mungkin dia yang menyimpan tuan penguin."
Kisa mengangkat kepala,
"Mama benar, aku belum bertanya kepada Este!" Serunya dan berlari keluar ruangan.
"Jangan berlari, kamu bisa terjatuh"
Dia tidak mendengarku dan menghilang di balik dinding.
Hah~ teh ku habis, aku akan meminta pelayan untuk membawakanku teh yang baru.
𓄃 𓄃 𓄃
"Hiks...Hiks, Mama.. Este juga tidak tahu dimana tuan penguin" Ujarnya sembari sesegukan. Menarik ingus.
"Yasudah, biarkan saja... kamu bisa membeli boneka yang baru ketika kita kembali nanti" Ucapku menawarkan. Kisa semakin terisak.
"Tapi hiks, itu adalah hiks, pemberian mama hiks, ketika hiks, kita pergi ke aquarium." Matanya merah berair, hatiku luluh.
"Baiklah baiklah... aku akan membelikan boneka yang baru untukmu nanti..."
"TIDAK!!" Kisa menolak keras.
"Tuan penguin itu spesial... dia adalah hadiah pertama yang mama pilih lansung untukku... aku tidak mau boneka lain! aku mau tuan penguin!!" Dia bersikukuh tegas, tetap menginginkan bonekanya kembali. Aku kehabisan ide.
"Ada apa Eve? kenapa kalian ribut sekali..." Airin menghampiri, berkacak pinggang.
"Huh... Kisa kehilangan boneka penguinnya" Jelasku singkat. Kulihat Airin yang mengangguk-anggukkan kepala memahami kondisi.
"Oke! Ayo Kisa, Aunty mu ini akan membantumu untuk mencari bonekamu yang hilang itu." Ujarnya bersemangat. Kisa mengelap air matanya dengan tangan.
"Sungguh?" Matanya berbinar penuh harap.
"Tentu saja, ayo!" Airin menggandeng tangan Kisa dan membawanya pergi.
aku tidak mengerti kenapa dia sebegitu sayang terhadap boneka itu... bukankah dia bisa membeli boneka yang sama di toko? Dia bilang bahwa boneka itu berharga karna itu adalah 'Hal' pertama yang kuberikan untuknya... Aku bisa membelikan boneka yang sama persis jika dia mau.
KAMU SEDANG MEMBACA
My fragile little horn
Fantasíarasanya baru kemarin, ketika dia masih memanggilku 'mama' dengan suara kecil nya, dan tangan kecil itu memeluk pinggang ku bahkan ketika aku berusaha untuk menolaknya. * tolong katakan padaku, orang tua mana... yang tega melihat anaknya sendiri aka...