"Baiklah, aku ingin mendengar laporan hasil pemantauan para pemberontak, evelyn?"
Aku mengangguk, berdiri dari kursiku dan membaca laporan yang sudah kupegang di tangan.
"Dari pemantauan saya beberapa minggu terakhir, mereka terlihat tidak terlalu aktif seperti biasanya. Pergerakan mereka menjadi lambat, tapi saya curiga bahwa mereka sedang menunggu dan saya juga tidak terlalu tau apa yang sedang mereka tunggu, yang pasti jika perkiraan saya benar maka mereka sedang mengumpulkan para pemberontak lain untuk bekerja sama. Dan tentunya kita tidak bisa mengabaikan masalah ini.
Dan menurut laporan, para penjaga yang berpatroli berhasil menangkap dua orang dari para pemberontak itu di daerah selatan. Dan mereka sudah di tahan dan dikurung di dalam penjara. Belum lagi kebakaran besar yang terjadi di kota C, itu diperkirakan juga ulah dari perbuatan para pemberontak itu. Dan ada beberapa rakyat tembaga yang mengeluh bahwa hasil panen mereka akhir-akhir ini selalu hilang di curi.
Ini juga yang membuat saya sangat yakin bahwa mereka benar-benar sedang mengumpulkan sekutu. Jadi saya meminta kepada ketua ketertiban dan ketua keamanan untuk memperketat pengawasan di daerah selatan dan barat, terimakasih." Aku menunduk hormat lalu kembali duduk di tempat ku."baiklah saya akan kembali memperketat pengawasan di bagian selatan dan barat sesuai dengan saran dari nona Evelyn."
"saya akan melaporkan hal ini kepada tanduk emas, dan meminta perintah untuk tindakan selanjutnya terkait masalah ini."
"ada yang ingin menambahkan?" tanya ketua rapat, semuanya hanya diam tak memberi komentar.
"baiklah jika tidak ada lagi, saya akan segera menutup rapat ini"
tok
tok
"rapat di tutup, sekian terimakasih."
aku kembali berdiri dari kursiku, kami menunduk berpamitan sebelum akhirnya keluar dari ruangan rapat yang menyesakkan.
huh...merentangkan tangan, este, pelayan pribadi ku sudah menunggu ku di depan pintu sambil memegang mantel bulu putih kesayangan ku. dia mencium tangan ku.
"nona, kendaraan anda sudah menunggu" aku mengangguk dan este mengikuti di belakang.
ini adalah hari yang melelahkan, aku ingin segera pulang dan berendam di air hangat setelah ini.𓄃 𓄃 𓄃
mobil melewati jalanan kota yang basah, hujan turun semakin lebat. lampu-lampu jalan dan gedung terlihat cantik dalam redup.
aku termenung melihat keluar kaca mobil, para tembaga terlihat sedang berjalan-jalan di trotoar, mereka berbincang dengan santai.
lampu merah, mobil berhenti. mataku melirik kearah sepasang kekasih tembaga yang berjalan memasuki sebuah toko roti.
kryuukk~
Eww, mendadak perut ku berbunyi minta diisi, dasar. untung di sini tidak ada siapa-siapa selain sopir pribadi ku dan este. jika tidak, image elegan yang sudah ku bangun dengan susah payah akan hilang begitu saja.
"nona lapar? mau saya carikan makanan?" tanya este dengan wajah khawatir. aku mengangguk dan menunjuk kearah toko roti yang baru saja ku lihat itu, este yang mengerti lansung meminta sopir untuk membelok kan mobil dan berhenti parkir di depan toko tersebut. este turun dari mobil.
"baiklah roti apa yang ingin nona beli?"
"terserah" jawab ku acuh
"baik nona" ucapnya sopan lalu masuk kedalam toko.aku membuka ipad ku sembari menunggu este. membuka forum berita, dan judul besar untuk hari ini adalah "tanduk cokelat yang di hukum penggal karena tertangkap petugas mencuri hasil panen petani" woah, dia cepat juga menanggapi masalah itu, ku pikir dia membutuhkan waktu dua atau tiga hari untuk menyelesaikannya. haha tapi jujur ini sangat cepat, hanya dalam waktu beberapa jam saja dia sudah bisa menangkap salah satu dari para pemberontak itu.
aku menggeser layar ipad ku kebawah, di sana tertulis tanggal dan waktu eksekusi, yeah...begitulah hukum di sini, tidak ada ampun bagi kaum bawah yang memberontak. kami tidak akan berbalas kasihan, bahkan jika hanya salah satu dari mereka menyenggol tubuh orang bertanduk perak mereka juga akan tetap di cap sebagai pemberontak dan mendapat hukuman mati, hukuman yang paling ringan untuk mereka adalah di cambuk sebanyak seribu kali menggunakan cambuk yang terbuat dari kulit binatang. tapi itu juga tergantung, tidak sering.
aku kembali menggeser layar ipad ku kebawah, di sana mereka meletakkan foto pelaku. dia adalah wanita bertanduk cokelat. matanya menatap sinis kearah kamera penuh kebencian.
"kasihan...tolong jangan menyalahkan kami atas penderitaan mu, satu-satunya orang yang harus kamu salahkan adalah orang tua mu terdahulu, penderitaan mu saat ini adalah karena kesalahan mereka"
Bap!
"nona ini roti yang anda pesan" aku menoleh, dia menyerahkan bungkusan roti itu pada ku. aku meraih bungkusan itu."saya juga membeli kue sus kesukaan nona"
"terimakasih" ucap ku sambil tersenyum simpul lalu meletakkan bungkusan itu ke samping.
akan menyenangkan untuk memakan kue sus setelah aku selesai berendam di air panas. este memang pelayan ku yang baik, dia selalu tau hal-hal yang ku suka.
𓄃 𓄃 𓄃
aku menunggu, melirik kearah jam tangan yang ku pakai. berapa lama lagi aku harus menunggu di sini?
Bap!
"maaf nona, tapi ada anak kecil yang menghalangi gerbang, dan petugas sedang berusaha untuk mengusirnya sekarang" ucap sopir pribadi ku yang baru saja kembali.
aku melirik kearah este, dan tentu saja dia mengerti dan lansung turun untuk melihat keadaan.
5 menit...
7 menit...
10 menit...
13 menit...
15 menit...apa yang sedang mereka lakukan?! kenapa sangat lama! ini sudah lima belas menit dan mereka belum kembali, bahkan dengan bantuan este mereka masih belum bisa menyingkirkan anak itu dari gerbang?!.
cukup, aku penasaran seberapa sulit untuk menyingkirkan seorang anak kecil dari gerbang? hingga este bahkan tidak bisa melakukannya.
𓄃 𓄃 𓄃
"MAMA! MAMA!"
seorang anak berjubah hitam lansung memeluk pinggang ku erat. dan wait, dia memanggil ku 'mama'? sejak kapan aku memiliki anak...aku masih single sejak lima tahun terakhir. tidak mungkin aku memiliki anak dan aku tidak ingat pernah melahirkan seorang anak.
"maaf, tapi sepertinya kamu salah orang, saya bukan mama mu."
aku mendorong tubuh anak itu perlahan berusaha untuk menjauhkannya dari tubuh ku, tapi dia malah semakin mempererat pegangannya pada pinggang ku yang membuat bajuku kotor.
"mama"
aku melihat raut wajah este yang sudah berubah sejak tadi, dia marah. este menghampiri ku dan menarik anak itu menjauh dari ku.
"lepas kan kamu bocah nakal! kamu tau siapa dia? kamu mau di penjara?!"
aku menepuk-nepuk pelan bagian rok ku yang kotor karena di peluk oleh anak itu. dia menangis.
"mama mama jangan buang aku...aku berjanji akan menjadi anak baik dan tidak akan mengeluh lapar lagi...mama huhu"
aku mengernyitkan alis. anak siapa ini? dan kenapa dia bisa ada di gerbang mansion ku? apakah orang tuanya yang meninggalkan nya di sini. siapa orang tuanya...berani-beraninya mereka membuang anak mereka di depan mansion ku. mereka pikir rumah ku adalah tempat penampungan anak? sangat tidak sopan!
anak itu masih menangis, tangisannya semakin keras hingga membuat telinga ku berdengung. sangat mengganggu.
"kamu lapar? ya sudah este bawa dia ke mansion dan beri dia makanan, baru setelah itu kamu bisa menyuruhnya pergi." ucap ku final.
anak itu berhenti menangis dan menatapku.
"mama!" ucapnya lalu tersenyum cerah kearah ku.
"aku janji tidak akan nakal lagi mama, aku sayang mama."
lalu este membawanya bersama kami untuk kembali ke mobil.
"mama aku sayang mama, jadi mama jangan buang aku ya..."
terserah, dan aku bukan mama mu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My fragile little horn
Fantasíarasanya baru kemarin, ketika dia masih memanggilku 'mama' dengan suara kecil nya, dan tangan kecil itu memeluk pinggang ku bahkan ketika aku berusaha untuk menolaknya. * tolong katakan padaku, orang tua mana... yang tega melihat anaknya sendiri aka...