"Hoahm, selamat pagi..." Airin berjalan gontai ke meja makan. Sepertinya dia belum mengumpul kan semua sisa nyawa nya yang melayang.
"selamat Pagi."
"Selamat pagi Aunty Rinrin." girang Kisa.
Airin menarik kursi.
"Kalian bangun nya pagi banget..." kata nya sambil menggosok mata.
"Pagi apanya? ini sudah pukul tujuh (07.00), Kamu yang bangun nya kesiangan."
"Silahkan Nona." Este menaruh sepiring roti, telur dan sosis jatah sarapan Airin di meja.
"Terimakasih Este." dia balas tersenyum simpul.
Grek.
Kisa menarik kursi di sebelah Airin.
"Aunty coba lihat, aku pakai baju seragam lho..." ujar nya memamerkan seragam sekolah yang sedang dia kenakan.
"Keren kan! hari ini aku mau sekolah." ucap nya lagi.
"Widih... Kisa keren banget!"
"Iya donk Aunty, hehe."
"Udah, Kisa cepat minum susu mu atau nanti kamu akan terlambat ke sekolah." ucap ku menengahi.
"Oke mama."
𓄃 𓄃 𓄃
"Nanti di sekolah Kisa harus jadi anak baik ya, jangan nyusahin ibu guru. Lalu bersikap baik juga sama teman-teman oke." pesan Airin, lalu memberikan tangan nya.
"Oke!"
mereka ber-tos ria.
"Sip bagus, gitu donk anak mama Eve." dia melirik ke arah ku, mengejek.
Kisa balik menatap ku dengan mata berbinar.
"Mama tenang aja, Kisa janji akan jadi anak baik dan nggak akan nyusahin bu guru."
Aku menarik bibir tersenyum simpul. Mengelus rambut nya pelan.
"cepat lah masuk atau gerbang nya akan di tutup."
Dia mengangguk, berbalik pergi.
"Bye-bye Mama, bye Aunty~" dan berlari masuk ke gerbang.
Aku melirik ke arah Airin, dia masih melambaikan tangan bahkan ketika Kisa sudah menghilang di balik gerbang.
"Sudah?"
"Hehe"
"Yasudah ayo, aku masih punya banyak hal yang harus di kerjakan."
"Ayo!"
𓄃 𓄃 𓄃
Kisa terdiam berdiri mematung di tengah lapangan sekolah baru nya.
"Kelas ku ada di mana ya?" dia melirik ke kiri dan kanan, bingung.
Melihat ada banyak anak seusia nya yang datang bersama orang tua mereka. entah kenapa membuat nya merasa sedikit gugup.
Kisa berjalan mengikuti alur koridor sekolah. Mengekor di balik seorang anak dan ayah nya yang berjalan bersama.
Ayah dan anak itu berhenti sejenak ketika seorang guru datang menghampiri mereka, berbincang.
Ayah anak itu tersenyum kepada guru tersebut dan menyuruh anak nya untuk mengikuti guru itu. Meski agak ragu, anak itu menurut dan melepaskan tangan ayah nya.
"hai?, kamu sendiri?" guru yang menyadari kehadiran Kisa di sana bertanya halus.
Kisa yang merasa gugup pun menunduk dan mengangguk pelan, tidak berani melihat wajah guru nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My fragile little horn
Fantasyrasanya baru kemarin, ketika dia masih memanggilku 'mama' dengan suara kecil nya, dan tangan kecil itu memeluk pinggang ku bahkan ketika aku berusaha untuk menolaknya. * tolong katakan padaku, orang tua mana... yang tega melihat anaknya sendiri aka...