Teman?

48 4 0
                                    

Rintik air hujan memenuhi kaca. Berembun. 

"Yah, gak jadi olahraga, padahal kita udah capek-capek ganti baju."

"Mau gimana lagi, hujan nya makin deras." 

 Kisa melihat keluar, lapangan dipenuhi dengan genangan air. Angin bertiup kencang membuat pohon-pohon bergoyang seolah akan tercabut dari akarnya. 

Clap

Clap

Clap.

Suara tepukan tangan yang keras menarik perhatian. 

"Dikarenakan kondisi cuaca yang tidak memungkinkan kita untuk melaksanakan kegiatan di luar ruangan. Jadi kita akan melanjutkan pelajaran di kelas saja." 

"Yahhh..." seru semua murid kecewa. 

"Yee, gak jadi olahraga. Padahal kan kita pengen main keluar, ya gak?" ucapnya sembari merangkul pundak Kisa.

Kisa tertegun, menoleh kesamping. 

Seorang anak dengan gaya rambut kepang perancis yang tidak dia kenal berdiri tepat di sebelahnya. Ya, dia belum banyak mengenal teman-teman sekelasnya. Kisa selalu merasa malu untuk menyapa terlebih dahulu, kecuali Raqib dan Nasha. Meski begitu mereka juga tidak terlalu sering berbicara satu sama lain. 

"I-iya." memalingkan wajah, gugup. 

"Oh iya, aku baru pertama kali berbicara dengan mu padahal kita berada di kelas yang sama kan..." dia mengulurkan tangannya menyapa. 

"Hai, namaku Emu. Kamu?" 

Kisa meraih tangan Emu. 

"Kisa" 

"Kisa kamu manis banget... mulai sekarang kita temenan ya!" Emu secara tiba-tiba memeluk Kisa dengan erat membuat kisa merasa kesulitan untuk bernafas. 

'teman?' 

"Emu! sudah lepaskan. Lihat, kamu memeluknya sangat keras hingga anak itu merasa sesak." Emu menoleh kearah asal suara, perlahan-lahan melonggarkan pelukannya. Melepas. Dia mengerucutkan bibir. 

Seorang anak perempuan lain dengan model rambut pixie cut mendekati kami. 

"Maafkan tingkahnya yang kekanak-kanakan ya Kisa." 

Kisa mengangguk memaklumi. 

"oh iya Kenalkan juga, namaku Gure. Sepupu Emu." 

Kisa kembali mengangguk, lalu menarik senyum simpul.

"Kisa." 

Terdiam untuk beberapa saat. Saling bertukar pandang hingga suara keras dari pak guru yang menyuruh mereka kembali ketempat duduk mengalihkan perhatian. Kembali memulai pelajaran. Dan acara berkenalan pun berakhir.

𓄃 𓄃 𓄃

Bel istirahat sudah berbunyi sejak 5 menit yang lalu. Kisa, Emu, dan Gure berdiri di depan papan menu. Kebingungan memilih hidangan untuk makan siang mereka.

"Huh~" menghela nafas.

"Mau makan apa ya..." 

Kisa mengangkat bahu.

"Roti lapis? atau cokelat?." 

Emu menggeleng.

"nggak deh, kemarin kakak keduaku baru pulang dari selatan dan membawakan ku banyak cokelat dingin. Kalau roti lapis aku udah bosan. Aku memakannya hampir setiap hari."

Gure mengangguk setuju.

"Bagaimana dengan selada?" Gure menambahkan. 

"Ewwhhh. Aku benci selada." wajah nya mengkerut tidak suka.  Dan mereka bertiga kembali termenung menatap papan menu.

My fragile little hornTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang