16. Regret

1.2K 99 0
                                    


Jennie sedang berada di cafe shop untuk membeli ice kopi hanya sekedar mendinginkan otaknya

"Ottoke,jisoo unnie mau berdamai dengan Masa Lalu?" jennie dengan nada prustasi nya

"Apa kau baik baik saja?" Seseorang di depannya berbicara kepada nya tapi tidak ia respon

"Boleh ku duduk,tempat duduk di sini tidak ada yang kosong" tanpa persetujuan dari jennie, lalice duduk di depannya

Lalice sedang beristirahat karena hari ini ia pulang kuliah sangat cepat
Biasanya hampir setengah jam ia pulang kuliah,kerja nya sudah di mulai tapi sekarang ia memiliki waktu satu jam untuk masuk bekerja dan lalice niatkan untuk meminum ice kopi,lumayan kan untuk mendinginkan otaknya yang seharian ini ia gunakan untuk belajar

Lalu tanpa sengaja netra matanya melihat seseorang seperti sedang banyak pikiran
Mendadak ia merasa iba lalu menghampirinya

Sebenarnya lalice bukan tipikal orang yang gampang kenal sama orang tapi entah kenapa ketika ia melihat jennie ia merasa bahwa jennie membutuhkan nya.

"masalah mu mungkin tidak seberat masalahku,tapi dengan mudahnya aku urus sendiri walau sendirian tapi tidak membuatku prustasi" lalice

"Aku tau aku tidak pantas mengikut campuri urusan mu tapi aku hanya mengingatkan bahwa semua masalah akan selesai jika kita menghadapi masalah itu bukan malah pergi dari masalah" lanjutnya

"Jangan sampai kau nyasal seperti ku" lalice mulai beranjak tapi tiba tiba jennie Membuka pembicaraannya

"Jika masalahnya tentang masalalu bagaimana?" Tanya jennie kepada lalice

"Aku memiliki masalah keluarga dan itu adalah tentang masalalu ku yang kelam" lanjutnya

"Aku tidak tahu apakah aku harus berdamai dengan masalalu jika ia berarti aku harus menerima semua yang terjadi pada masalalu ku dan memikirkan jalan kedepannya lagi ?" Lirihnya dan lalice duduk kembali ke tempat semula

" lebih baik berdamai dengan masalalu,jika kita berdamai dengan masalalu maka tidak ada beban atau penyesalan yang akan terjadi di masa depan" jawabnya lalice

"Jangan seperti ku yang menyesal pada akhirnya" lalice

"Sepertinya kau beruntung,memiliki banyak uang dan bisa membeli apa saja dengan uang ini" lalice dengan memandang jennie sangat kagum

"Kau pikir dengan uang bisa membeli kebahagian ?" Tanya jennie dengan menaikan satu alisnya

"Tentu,jika aku seperti mu aku akan bahagia sekali" jawab lalice

"Jika begitu kenapa aku murung di cafe shop sendirian disini lalu kenapa aku harus bercerita tentang masalah ku kepada orang yang baru ku temui seperti mu?" Tanya nya lagi

"hehehe mianhe,ahh aku lalice" lalice dengan nada bersalahnya

"Kau adalah orang ke dua untuk ku karena sudah mau ku ajak bicara" lalice terus terang karena setelah jisso,jennie lah orang yang sudah meluluhkan bongkahan es yang sudah ia bangun sejak ia mengalami masalah

"Kau juga orang yang beruntung karena aku intovern jadi aku sulit bergaul dengan orang lain" nada nya yang terdengar menjengkelkan

"Aku tidak bisa lama karena aku harus bekerja,sebelumnya siapa nama mu?" Tanya lalice sambil berdiri karena ia sudah menghabiskan waktu setengah jam maka ia harus bekerja

"Namaku jennie" jawabnya

"Gumawo lalice-ah kau sudah mau menyadarkan ku" jennie berterimakasih kepada lalice

"Guenchana,semoga masalah mu cepat selesai" jawabnya sambil bergegas pergi
"Aku akan kerumah sakit sekarang juga " jennie juga ikut bergegas



☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆



"Appa,makalah sedikit lagi nee" jisoo yang sedang berusaha menyuapi ayahnya agar ayahnya menghabiskan makanan yang sudah ia buatkan

"Mianhe jisoo-ya,appa sudah sangat kenyang" jiwon juga sangat prustasi akan kecerewetan anak sulungnya tapi ia sangat bersyukur keinginannya untuk di perhatikan oleh jisso dan jennie tercapai,walau cuma jisoo saja tapi ia yakin suatu hari nanti Jennie pasti akan datang kehadapannya

"Arraso,kalau gitu minum obat dulu" jisoo sambil memberikan obatnya kepada jiwon
Jinyong yang sedang duduk memperhatikan interaksi pertama kali ayah dan anak itu pun tersenyum bahagia

Tiba tiba pintu ruangan terbuka menampilkan jennie dengan heran jisoo menanyakannya karena muka yang sama berantakan nya seperti ketika ia meninggal kan rumah sakit itu

"Jennie-ya waeyo" tanyanya

"Appa mianhe,jebal mianhe appa" jennie memohon dengan berlutut kepada jiwon

"Appa,jisoo unnie benar dengan kita membenci appa tidak akan membuat mereka kembali dan walaupun mereka kembali,mereka pasti akan kecewa kepada ku,mianhe apa joungmal mianhe" lirihnya

"Guenchana,semua sudah terjadi,kita cukup menerima takdir saja dan berdoa meminta takdir agar segera memprtemukan kita kembali" jiwon tersenyum hangat sambil membangunkan putri ke duanya itu lalu ia memeluknya dengan sangat erat jisoo pun ikut bergambung ke pelukan ayah dan adiknya itu dengan jennie yang masih menangis serasa sesak

"Mulai sekarang kita akan mencarinya bersama sama eoh" jiwon berucap ketika pelukannya terlepas dan jiwon pun berucap syukur atas apa yang terjadi sekarang keyakinan nya akan keluarganya semakin bertekat bahwa jiwon akan segara mengumpulkan keluarganya dan hidup seperti dulu lagi.




Bekasi,06 september 2021






Lovely sister (jenchulichaeng) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang