27.trying to survive

962 70 0
                                    



Ke empat anak kwon sedang menghabiskan waktu bersama di menssion dan hampir satu bulan sudah jisso mengidap kanker darah lalu mendadak jisso merasa pusing,ia teringat bahwa tadi dirinya lupa meminum obat alhasil sekarang kepalanya berkunang kunang dengan sekuat tenaga ia meminta ijin kepada ke tiga adiknya untuk pergi ke toilet

"Unnie, akan ketoilet sebentar" jisso langsung pergi

Jisso bukan pergi ke toilet melainkan ke kamarnya untuk mencari obat dari sumber hidupnya sekarang di telan lah obat itu dan jisso pun bersandar di ranjang nya sambil menangis lalu dia mengambil ponselnya dan mendial nomor sahabat yang akhir akhir ini selalu menghubungi dia hanya untuk memberitahunya untuk tidak melewatkan obat nya

"Nayeon-ah ottoke" jisso sambil menangis dan di sebrang telepon nayeon hanya bisa mendengarkan apa yang sebenarnya terjadi
"Semakin hari tubuhku semakin lemah" lirihnya
"Aku tidak mungkin seperti ini terus di hadapan keluarga ku"
"Yang ada aku di curigai oleh adik adik ku" jisso masih dengan menangis

"Apakah kau lupa meminum obat eoh" nayeon menduga duga dan tangisan jisso sudah mulai mereda
"Jisso-ya, kan sudah ku katakan jangan mengabaikan obat mu lagi" nada prustasi nayeon
"Besok kita akan kerumah sakit untuk kemoterapi,nee" nayeon tau ini lah yang jisso takutkan berjuang tanpa ada keluarga disisinya
"Aku akan selalu berada di sampingmu, " lanjutnya dan jisso hanya bisa tersenyum

"Arasso gumawo nayeon-ah aku akan istirahat kepalaku masih sakit" lirihnya
"Nee,kau jangan gampang menyerah,selama
Kau mau berusaha pasti ada kesempatan untuk mu jadi huwaiting " nayeon memberi semangat dan itu membuat jisso terhibur sedikit dan bersyukur telah di pertemukan oleh sahabat seperti nayeon

Jisso pun mematikan ponselnya dan merebahkan tubuhnya yang terasa lemas.

                 ☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆

Hanna pergi menghampiri putri putrinya yang sedang menonton tv di ruang tengah namun ia tidak melihat putri sulungnya itu
"Dimana unnie kalian" jawabnya kepada ketiga anak nya

"Tadi jisso unnie bilang ingin ke toilet tapi sampe sekarang tidak kembali juga" rosè menjawab tanpa menatap ibunya itu
"Jinja,sejak kapan" bukan suara hanna melaikan jennie

"Sekitar sepuluh menit yang lalu" jawabannya dengan masih menonton drama sambil menyemil makanan
Jennie menghampiri hanna di kursi panjang sedangkan adik adiknya dibawah dengan posisi lalice tertidur di kaki rosè

"Eomma" jennie sambil merebahkan tubuhnya di pangkuan hanna
"Wae,ada masalah" hanna sambil mengelus rambut terurai putri kedua nya itu

"Apa eomma melihat gerak gerik jisso unnie yang aneh ?" Tanyanya sambil memejamkan matanya
"Mwola,annie unnie mu akhir akhir ini baik baik saja" jawab hanna

Jennie memang akhir akhir ini sering melihat lekat wajah kakaknya itu dan dia selalu melihat wajah pucat pasi jisso ketika pulang larut dari kampus tentunya sebagai seorang yang mengerti medis jennie paham kakaknya sedang tidak baik baik saja dan ia akan mencari tahu tentang kakaknya itu

                     ☆☆☆☆☆☆☆

Jisso tengah tertidur guna meredakan pusing yang melanda kepalanya dan mendadak ponselnya berdering tertara nama sang kekasih yang dua hari ini tidak menghubunginya

"Anyoung chagie" jinyong berucap di seberang sana
"Nee" jawabnya
"Bogoshipo" lirihnya Jinyong
"nado Bogoshipo-so " jawabannya
"Ingin melihat wajahmu,kita vidcall nee"

Jisso langsung terlonjak kaget mana bisa ia menampilkan wajah berantakan nya lalu dengan sekuat tenaga ia menetralkan kembali pikirannya

"Aniya,sebentar lagi kelasku masuk jadi nanti saja nee" jisso dengan kebohongannya

"Hmmm,arasso nanti malam aku akan menghubungi mu lagi" jinyong dengan suara yang menjadi candu untuk jisso
"Nee yasudah aku tutup,anyoung" jisso lanjut menutup telponnya

Pusing nya belum hilang malah semakin menajadi dan ia hanya bisa berdoa untuk tidak mengambilnya terlebih dahulu sampai keluarganya mengikhlaskanya.




Bekasi,13 september 2021

Lovely sister (jenchulichaeng) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang