───
Weekend pertama setelah ia sampai di Korea, Yuju berencana akan pergi jalan-jalan sesuka hatinya. Tapi malamnya, tiba-tiba Mingyu mengajaknya juga jalan-jalan. Yuju iyakan saja, sudah lama juga tidak pergi bersama Mingyu setelah lulis kuliah. Pagi sekali Mingyu sudah berada dirumah, berbincang dengan Hajoon dan Seonho diteras rumah.
"Mingyu juga tampan, berkencanlah!" Titah Yura.
"Kau ini! Aku sedang tidak berminat memiliki kekasih," jawab Yuju.
"Kau belum melupakan Jaehyun?"
Skakmat
"Pertanyaan tidak jelas," Yuju berlalu begitu saja. Meninggalkan Yura dan Ibunya didapur, Hana memukul bahu anak sulungnya itu pelan.
"Kau ini, bisanya hanya mengganggu Yuna," ucap Hana.
"Eomma, Yuna tidak muda lagi. Jadi dia harus segera menikah," ucap Yura, memeluk pinggang ibunya dari belakang.
Hana tersenyum, anak sulungnya ini tidak tau malu, padahal umurnya 2 tahun lebih tua daripada Yuna. Hana juga tak pernah mendengar Yura dekat dengan pria, aneh sekali. "Kau sendiri, kapan menikah? Umurmu juga sudah tidak muda lagi. Jangan terus memikirkan ibu dan karir mu, kau juga butuh teman hidup, Choi Yura," kata Hana.
Yura diam, benar juga apa kata ibunya. Tapi! Dia belum menemukan yang pas, yang mendekati sih banyak, apa tipe laki-lakinya terlalu tinggi jadi sulit didapatkan? Bisa saja sih. Tapi Yura menjunjung aturan, yang lebih muda harus menikah duluan. Aturan yang dibuatnya bersama Seonho dan Yuna semasa kecil.
Yuju sudah siap, menghampiri Mingyu yang berada diteras. Tak lupa Yuju dan Mingyu pamit terlebih dahulu agar selamat sampai tujuan. Hari ini, Mingyu membawa mobilnya, cuaca cukup panas. Setelah berada didalam mobil, ponsel Mingyu berdering membuat perjalanan mereka tertunda sebentar.
"Ada apa?"
"Aku sedang bersama Yuna, aku akan menemaninya jalan-jalan,"
"Istrimu ada dirumah, atau tidak telepon saja Jungkook dan Eunwoo. Aku benar-benar tidak bisa, Jung Jaehyun."
Jung Jaehyun, Yuju menoleh. Rupanya Mingyu sedang berbicara dengan Jaehyun. Diam-diam Yuju menguping, walaupun tak bisa mendengar suara Jaehyun dengan jelas. Tak lama sambungan telepon mati, Mingyu menjalankan mobilnya menuju tempat pertama.
───
Sesampainya disebuah taman, tak sengaja mobil Mingyu terparkir disamping mobil Chaeyeon. Saat itu Yuju dan Mingyu sama-sama membawa kamera miliknya, sekedar untuk foto-foto. Yuju mengarahkan kameranya pada sebuah keluarga kecil disamping kanan taman. Tapi saat kamera nya sudah fokus, Yuju kembali menurunkan kameranya. Disana Jaehyun bersama Chaeyeon dan Yena, anaknya.
Yuju memilih untuk memotret mereka dengan senyuman kecil dibibirnya. Merasa puas saat melihat hasilnya, skill nya meningkat karena terus di ajari Mingyu. Mingyu ini seperti seorang pengangguran, selalu pergi menemuinya di jam-jam kerja, padahal pria itu sebetulnya menjabat sebagai Direktur. Kalau Yuju menjadi Mingyu, ia akan merasa menyesal.
"Ternyata Jaehyun juga ada disini," celetuk Mingyu.
Yuju mengangguk, sibuk memotret beberapa spot yang menurutnya bagus. Sinar matahari yang masih muncul malu-malu menambah kesan aesthetic pada hasil fotonya.
"Kau tidak marah?" Tanya Mingyu.
"Aku sudah bisa menerima semuanya," jawab Yuju.
Diam-diam Mingyu memotret Yuju. Sosok perempuan yang selalu kuat, selalu tersenyum pada semua orang, mengatakan bahwa dirinya bahagia. Saat dihari pernikahan Jaehyun dan Chaeyeon, Yuju juga tak pernah menghilangkan senyum dari wajahnya. Mingyu selalu berada dipihak Yuju, Mingyu sendiri sudah menganggap Yuju sebagai adiknya.
Mingyu menarik lengan Yuju, menghampiri Jaehyun dan Chaeyeon. Sebenarnya Yuju tidak mau merusak momen keluarga kecil itu, tapi Mingyu tetap memaksanya, menyeretnya kesini. Jadilah Yuju hanya bisa diam tanpa ekspresi, menatap ke arah lain agar tak bertatapan dengan Jaehyun. Jaehyun memang tidak ingat dan tidak tau siapa dirinya, tapi tatapan pria itu membuatnya risih.
"Yuna? Akhirnya kau pulang," ucap Chaeyeon.
Yuju menoleh dengan senyum tipisnya, "Lama tidak bertemu," balas Yuju.
"Oh! Ini Jaehyun suamiku," kenal Chaeyeon.
"Jung Jaehyun," Jaehyun mengulurkan tangannya.
"Choi Yuju," Yuju tak membalas uluran tangan Jaehyun, Yuju memilih untuk pergi. Pergi agar hatinya tidak terluka lagi. Yuju memilih untuk memotret pemandangan disini sebagai pengalihan. Yuju akui, jantungnya berdebar kencang saat melihat wajah Jaehyun.
Tidak disangka, Chaeyeon sudah berada disampingnya. Yuju tau, tapi ia tak menghiraukan keberadaan Chaeyeon. Chaeyeon terlihat lebih cantik dan dewasa saat ini, tapi kalau kata Mingyu, Yuju lebih cantik.
"Apa kabar?" Tanya Chaeyeon.
"Seperti yang kau lihat," balas Yuju sangat dingin.
Chaeyeon yang menyadari respon dingin Yuju kembali diam, merasa sungkan untuk bertanya lagi. Dulu, mereka sangat dekat, tapi kini sangat jauh. Rasanya Chaeyeon tak mengenal Yuju, padahal disampingnya ini adalah teman lamanya. Chaeyeon tau kenapa Yuju bersikap dingin padanya, karena pernikahan 4 tahun yang lalu.
"Aku tau kau masih marah padaku soal itu, aku benar-benar minta maaf," ucapnya.
"Tidak perlu minta maaf," jawab Yuju sembari menatap Chaeyeon.
"Kau sudah mendapatkan Jaehyun. Tolong jangan mengambil kebahagiaanku lagi," tegur Yuju.
Yuju benar-benar tak bisa menahan unek-uneknya lagi. 4 tahun ia berada di Canada bukan hanya untuk melupakan Jaehyun dan kehidupan lamanya, disana juga Yuju memperjuangkan gelarnya. Yuju belum sepenuhnya melupakan itu semua, dengan permintaan maafnya Chaeyeon tadi, membuatnya kembali mengingat semua itu.
"Berbahagialah bersama keluargamu sekarang, jangan ganggu aku lagi. Satu lagi, kita tak memiliki hubungan apa-apa sekarang. Kau orang asing bagiku," lanjut Yuju.
Kata-katanya sedikit kasar, namun hanya itu cara agar mereka menjauh dari Yuju. Yuju tidak ingin merasakan sakit itu lagi, biarkan hatinya baik-baik saja.
"Kau tidak sakit sendiri, aku juga sakit. Eunkyung eomma tidak pernah menerima keberadaan ku sebagai menantunya. Dia akan antusias jika membahasmu, padahal aku lebih darimu, sebenarnya disini aku yang sakit," ucap Chaeyeon.
"Itu salahmu, kau harus menerima resiko nya. Aku hanya ingin menyombongkan diri selagi bisa, You will never be queen, ever."
Yuju meninggalkan Chaeyeon yang mengepalkan tangannya, sebenarnya Chaeyeon hanyalah gadis lugu. Entah sejak kapan sifat itu muncul, Yuju benar-benar mengenal Chaeyeon, bagaimana sikap dan tutur kata Chaeyeon. Yuju juga yakin, pasti ada yang mengontrol kehidupan Chaeyeon, ibunya.
Kenapa Yuju berkata seperti itu? Ibunya benar-benar licik, Hana saja ibunya pernah menjadi korban kelicikannya. Dasarnya wanita licik, sampai kapan pun akan begitu.
Yuju mengarahkan lensa kameranya ke arah Mingyu yang sedang menggendong Yena, anak berusia 3 tahun itu terlihat anteng digendongan Mingyu. Mungkin sering karena sering bertemu, jadi Yena mau mau saja digendong.
Saat menoleh, Yuju membulatkan matanya.
"JAEHYUN!"
───
How about this part?
Next? jangan lupa beri bintang dan komen sebanyak-banyaknya.
Berkomentar dengan kata-kata yang baik yaa
See you !!
KAMU SEDANG MEMBACA
[√] RUNNING 2U
Fanfic"Kali ini saja, berkorban untukku" "Biarkan aku menikah dengannya, kau tau kan aku sangat mencintainya? Aku mohon" "Baiklah, jangan sampai ingatan dia kembali" Merelakan sebelum memiliki, yang kini dialami Choi Yuna atau sering dipanggil Yuju. Dia...