───
Janji suci telah mereka ucapkan dengan lantang, mereka sudah resmi menjadi sepasang suami istri. Tepuk tangan dari para tamu membuat pengantin baru itu mengumbar senyum terbaiknya.
Seorang perempuan menatap mereka dengan tatapan yang sulit diartikan. Mulai detik ini, ia akan mencoba untuk melupakan perasaannya. Perasaan yang sudah ia pendam selama beberapa tahun ini. Jika dia bahagia, maka ia juga akan bahagia.
Perempuan itu hanya bisa diam, dia sendiri yang mempersilahkan pernikahan ini. Seharusnya, ia yang ada disana. Tapi, sepupu nya memintanya untuk berganti posisi, sepupu nya juga tidak mengetahuinya jika ia mempunyai perasaan special pada calon nya itu. Mungkin takdirnya seperti ini.
"Eomma yakin, putri eomma ini kuat," ucap sang ibu.
Perempuan itu tersenyum, menjatuhkan kepalanya dipundak sang ibu. Tempat ternyaman saat bercerita adalahnya ibu dan kakak perempuannya. Ibu dan kakaknya selalu mengerti dan mendukung setiap keinginannya, jika hal itu baik.
"Adikku ini terlalu baik, eonnie yakin .. Tuhan akan memberikanmu laki-laki yang lebih baik," ucap Yura.
"Doakan saja," kekehnya.
"Rupanya kalian berada disini," kedua pria berbeda generasi itu mulai mendekat, semuanya menatap ke arah pelaminan. Dimana kedua pengantin baru itu mengumbar senyum pada setiap tamu yang hadir.
Kelima orang itu hanya bisa menatap dengan ekspresi masing-masing. Tidak ada raut bahagia, tidak ada juga raut sedih.
"Sudah malam, lebih baik kita pulang," usul sang kepala keluarga.
Semuanya mengangguk, tanpa pamit pada tuan rumah, mereka berjalan keluar dari ballroom menuju basement.
Beberapa bulan yang lalu ...
Kedatangan keluarga Jung ke rumah membuat keluarga Choi terkejut. Pasalnya mereka tidak memberitahu jika mereka akan berkunjung atau lainnya. Waktu santai keluarga Choi tersita karena kedatangan tamu. Saat semua berkumpul, seorang perempuan menangis tersedu-sedu, duduk diantara kedua orangtuanya.
"Sebelumnya, ada apa kalian semua berkunjung kemari?" Tanya Choi Hajoon.
"Ada yang perlu kami bicarakan, maaf jika kedatangan kami menggangu," ucap Jung Hyunsik.
"Katakan saja jika itu penting," balas Hajoon.
"Aku dengar, Yuna dan Jaehyun akan dijodohkan? Langsung saja ke intinya .. 1 minggu yang lalu Jaehyun mengalami kecelakaan dan dinyatakan amnesia sementara"
"Aku tau ini keterlaluan, tapi anakku .. dia begitu mencintai Jaehyun, teman satu kelasnya saat sekolah. Aku mohon, biarkan anakku mengganti posisi Yuna, anakmu," lanjut Hyunsik.
Semuanya diam, Yuna yang mendengar pun bingung hendak menjawab seperti apa. Ia sendiri tidak masalah jika posisinya diganti, lagipula Jaehyun akan lupa dengan siapa ia dijodohkan.
Jawaban jujurnya adalah, "Aku sama sekali tidak bisa", tapi .. "Gwenchana, lagipula aku tidak menyukai Jaehyun dan juga perjodohan ini"
Semuanya menatap Yuna dengan sorot mata kecewa, semuanya tau bagaimana antusiasnya Yuna saat mendengar kabar akan dijodohkan dengan laki-laki yang dia kagumi saat sekolah. Tapi, Yuna juga berhak memilih. Inilah pilihan Yuna, melepaskan Jaehyun untuk sepupunya Jung Chaeyeon.
"Terimakasih, kau tidak pernah mengecewakanku dari dulu," Chaeyeon memeluk Yuju dengan erat, selain teman sekelas, Yuna dan Chaeyeon juga memiliki hubungan keluarga.
Awalnya keluarga Jung tidak setuju dan benar-benar marah, tapi Jaehyun sendiri yang keukeuh ingin menikah dengan Chaeyeon, karena ia mengira Chaeyeon adalah perempuan yang dijodohkan dan dipertemukan pertama kali dengannya.
...
Yuna membuka kedua matanya, air matanya sudah membahasi pipinya sedari tadi. Mengingat kejadian itu, bukanlah ide yang baik. Entah kenapa, saat memejamkan mata, hanya ada cuplikan kejadian-kajadian itu. Dimana Chaeyeon datang ke rumahnya dengan keadaan menangis, dan dimana Jaehyun mengucapkan janji suci secara lantang tadi.
"Menangis lagi?" tanya Seonho—kakak laki-lakinya.
"Entahlah, saat aku tertidur air matanya keluar," jawab Yuna lalu mengubah posisinya menjadi duduk.
Seonho menatap adiknya, memeluk Yuna bermaksud memberi kekuatan. Seonho tau Yuna bukanlah perempuan lemah, kadang Yuna lebih kuat darinya. "Kenapa tiba-tiba memelukku," tanya Yuna dengan senyum kecilnya.
"Memangnya ti-
"Kalian membicarakanku ya?" tuduh Yura.
Keduanya mendengus sebal, tidak ada manfaatnya membicarakan seorang Choi Yura. Toh, setiap hari mereka bertemu dan selalu tau apa yang dilakukan oleh perempuan itu. Umur mereka yang hanya berbeda 1 tahun membuat mereka terlihat seperti teman sebaya. Beruntung sekali Yuna memiliki kedua kakak yang selalu bisa diandalkan dalam semua situasi, begitupun dengan kedua orangtua nya.
"Sepertinya aku akan mengambil beasiswa itu," ucap Yuna.
Seonho dan Yura saling tatap, lalu bersamaan menatap Yuna. Yuna tersenyum, dia akan melanjutkan S2 nya di Canada. Awalnya Yuna tidak akan pergi, namun setelah dipikir-pikir lagi, ini adalah kesempatan yang tidak boleh ia abaikan begitu saja.
──
How about this part?
Next? jangan lupa beri bintang dan komen sebanyak-banyaknya.
Berkomentar dengan kata-kata yang baik yaa
See you !!
Tolong bangettt, koreksi ya kalau ada tanda baca yang salah.
KAMU SEDANG MEMBACA
[√] RUNNING 2U
Fanfiction"Kali ini saja, berkorban untukku" "Biarkan aku menikah dengannya, kau tau kan aku sangat mencintainya? Aku mohon" "Baiklah, jangan sampai ingatan dia kembali" Merelakan sebelum memiliki, yang kini dialami Choi Yuna atau sering dipanggil Yuju. Dia...