19. Es krim

9.9K 1K 151
                                    

Pagi weekend ini Mark ingin menghabiskan waktunya untuk tidur, bangun jam sembilan lalu bersiap-siap ke rumah Haechan untuk ya...kalian tahu lah. Harusnya rencananya seperti itu, tetapi suara dering ponsel Mark yang berkali-kali berbunyi membuat Mark terbangun dari tidurnya,

"Siapa si?" gumam Mark, dengan mata yang masih setengah terbuka dia meraih ponselnya di nakas dan langsung menggeser tombol hijau. 

"Hm, apa?" tanya Mark dengan suara khas bangun tidurnya,

"Hiks...hiks...kak...tolongin Echan...hueeee..." mendengar suara Haechan yang setengah terisak itu membuat Mark langsung bangun dengan kesadaran yang langsung terkumpul 70%.

"Kamu dimana dek?!" tanya Mark. 

"Hua...."  

Mark keluar kamar dengan tergesa, tak peduli dengan dia yang hanya memakai kutang dan boxer serta rambut blonde side cut yang masih acak-acakan bak sarang burung.

"Abang! ngagetin aja!" protes Sungchan yang masih asik menonton kartun spongebob di TV, Mark menghiraukan Sungchan, 

"Mau kemana Bang?" tanya Taeyong yang masih membawa sutil di tangannya, melihat Mark yang grasak grusuk mengambil sepeda dengan penampilan awut-awutan membuat Taeyong heran.

"Haechan Ma! Abang pergi dulu!" setelah itu Mark langsung gas mengayuh sepeda,

"Heh! Echannya kenapa?! Mark!" Taeyong menggelengkan kepala, 

"Semoga aja dia lagi nggak ngelindur." ucap Taeyong sembari kembali ke dapur. 



Mark sudah sampai di kawasan taman komplek yang sepi, kalau jam enam pagi biasanya masih sepi karena senam rutin diadakan di lapangan sebelah, baru nanti taman ramai anak kecil yang bermain.

"Kak Mark! huwaaaa!" Mark berlari ke sumber suara, Haechan memanggilnya. 

"Kamu kenapa bisa nyangkut diatas pohon sih dek?" tanya Mark ketika melihat Haechan yang memeluk dahan pohon diatas sana, penampilannya sudah awut-awutan dengan wajah cemong yang entah kenapa bisa seperti itu. Astaga ini masih pagi!

"T-tadi Echan mau nolongin kucing yang disini Kak, hiks...t-tapi pas Echan nyampe disini hiks..k-kucingnya udah bisa t-turun...t-terus hiks dia pergi gitu aja...hiks..nda bilang makasih ke Echan..hiks.." jelas Haechan. 

Mark menepuk jidat, pacarnya random sekali. 


Flashback.....


Meong...meong...

Haechan pagi itu yang sedang berjalan-jalan sendiri mengalihkan pandang kesembarang arah mendengar suara makhluk berbulu itu. Dan Haechan menemukannya, seekor kucing yang ada di dahan pohon. 

"Hai mpuss! kamu gabisa turun yah???" Haechan bertanya, lantas dia melihat ke kanan dan ke kiri. Tidak ada orang yang bisa dia mintai tolong,

"Coba manjat deh." ucap Haechan. Dia melepas sendal swallow hijau kesayangannya dan mencoba untuk memanjat pohon mangga itu, dengan segala perjuangannya sampai jungkir balik akhirnya dia bisa sampai di dahan. Namun saat Haechan mendorong tubuh kucing itu hingga berhasil mendarat ke tanah dengan selamat, kucing berwarna orange dengan bulu panjang dan halus itu pergi begitu saja. 

"Heh mpus! bilang makasih dulu lah!" protes Haechan, namun dengan wajah juteknya si kucing mengeong saat menatap Haechan lalu pergi begitu saja. 

"Ih! kucing nakal! nda tau terimakasih!" protes Haechan. Dia yang sedang duduk di dahan itu melihat kebawah, tinggi juga, sekitar 3-4 meter.

GEMES (MARKHYUCK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang