Pagi ini Mark harusnya menghabiskan hari Minggu bersama dengan Haechan, tapi urusan kantor di pagi hari ini membuat Mark harus merelakan Minggu-nya untuk bertemu dengan tamu yang hanya bisa bertemu hari ini.
"Akak...kan katanya mau jalan-jalan sama Echan sama Lionnn~" Haechan merajuk, kini ia bahkan menarik lengan Mark, membuat kemeja yang tadinya rapi jadi setengah kusut.
"Iya habis kakak selesai urusan kerja dulu ya?" Mark mencoba untuk menenangkan Haechan, tangannya mengusap kepala Haechan dengan lembut.
"Huh, yaudah kalo gitu Echan sama Lion ikut sekalian. Biar nanti bisa langsung jalan-jalan." ucap Haechan.
Mark tersenyum kemudian mengangguk, "Yaudah gih sekarang ganti baju dulu, tamunya Kakak udah nunggu." ujar Mark."Tunggu ya! jangan ninggal!" Haechan berjalan menuju ke kamar untuk berganti baju, sedangkan Mark mengirim pesan pada tamunya untuk menunggu terlebih dahulu karena dia akan telat.
Dan ini penampakan Lion pas pergi jalan-jalan
Pertemuan ini sebenarnya hanya membahas tentang pertukaran karyawan dan juga beberapa permasalahan divisi yang sedang mereka alami. Seharusnya ketua divisi yang mewakili tapi karena ketua divisi sedang tidak bisa hadir maka Mark yang menjadi tumbalnya. Setelah bersiap, mereka sampai di cafe tempat perjanjian dan Mark langsung menemui tamunya, sedangkan Haechan duduk tidak jauh dari Mark bersama dengan Lion. Oh ya, omong-omong Lion sudah menginjak enam bulan.
Haechan memesan beberapa makanan untuknya dan memberikan buah pisang untuk Lion yang dibawa dari rumah. Sembari memakan makanannya dan menyuapi Lion, sesekali Haechan melirik kearah Mark, memperhatikan suaminya bekerja. Namun yang ingin dia lihat berbeda dengan kenyataannya,
"Duduknya bisa biasanya aja nggak sih? kenapa harus begitu? mepet banget." Haechan mendumal, bagaimana si tamu malah mencari kesempatan sepertinya untuk mendekati suaminya.
"Lionnn liat itu, Yayah kesal liatnya. Masa iya Daddy deket banget gitu duduknya." Haechan menatap Lion lalu ke arah Mark, tepat sekali saat itu perempuan yang menjadi 'tamu' Mark menyuapi camilan yang mereka pesan ke Mark. Dan lebih menyebalkannya lagi Mark menerimanya,
Haechan mengepalkan tangannya melihat hal itu, "Mbak nya ganjen banget sama suami Echan." gumam Haechan. Ia menatap Lion yang duduk manis dipangkuannya, ia kemudian berdiri dan berjalan menghampiri Mark.
Kedua manusia itu nampak melihat kehadiran Haechan dan menatapnya, "Eh, adek. Kenapa? ada yang perlu bantuan kakak?" tanya Mark.
"Gak perlu. Echan mau pergi dulu, heumh-!" setelah berucap demikian Haechan pergi meninggalkan cafe bersama dengan Lion dalam gendongannya. Entah kemana yang penting Haechan sedang tidak mau melihat Mark.
Mark yang melihat itu bingung dengan perilaku Haechan, ingin menyusul tapi urusannya dengan tamunya belum selesai.
"Tadi dia kenapa?" tanya si tamu, Alexa namanya.
"Maaf, istri gue kayaknya lagi badmood." jawab Mark."Itu tadi istri lo?" tana Alexa yang dibalas anggukan oleh Mark,
"Duh maaf gue kira tadi adek lo, gue gatau." ucap Alexa, dia kira Mark jomblo yang kebetulan mengajak adiknya untuk pergi.Mark hanya bisa tersenyum lalu kembali membahas pekerjaan, dia harus selesai secepat mungkin dan membawa Haechan kembali.
Sementara itu, Haechan masih berjalan sembari menggendong Lion entah tujuannya kemana yang pasti setelah ini Haechan harus segera berhenti karena dia lelah dan tidak tahu arah.
"Lion~ Lion mau kemana?? mau beli roti sama es krim nda?" tanya Haechan sembari menatap anaknya yang kini sedang bermain dengan pipinya. Lion hanya tertawa kemudian menatap jalanan saat ada mobil yang lewat,"Okeee kita beli es krim." Haechan memutuskan untuk masuk ke cafe es krim yang sebenarnya sudah berada di hadapan mereka, memang hanya alasan saja Haechan bertanya pada Lion.
Setelah memesan, Haechan dan Lion duduk di area bermain anak-anak, kebetulan disana ada jadi Haechan bisa menunggu Lion yang bermain dengan mainan anak-anak sembari memakan es krim."Boleh gabung nggak?" suara itu membuat Haechan langsung menoleh dan menemukan seorang pria memakai jas,
"Boleh boleh." Haechan iya-iya saja, toh tidak akan menganggu.
"Anak kamu?"
"Iyaa.""Namanya siapa?" Haechan menghentikan acara makan es krimnya,
"Namanya Lion." jawabnya,
"Bukan, nama kamu maksudnya." tanya si laki-laki itu,
"Ohh bilang dong, nama aku Haechan, biasanya dipanggil Echan." laki-laki itu tersenyum sembari menganggukkan kepala, dia menggendong Lion yang tadinya asik bermain."Nama gue Hyunjin." ucapnya.
"Hah? Hyunjin? macam kenal namanya." ucap Haechan, ia hendak mengingat namun tidak bisa. Hyunjin menggelengkan kepala,"Gue yang bully lo dulu, Haechan anaknya Pak Johnny yang serem." ucap Hyunjin.
"Eh?" mendengar itu Haechan nampak terkejut, ia menatap Hyunjin dari atas hingga bawah, ia menggunakan pakaian formal seperti Mark saat bekerja."Gausah takut, udah tobat gue." ucap Hyunjin.
"Echan nggak takut kok." balas Haechan,
"Baguslah kalo nggak." setelah itu Hyunjin bermain dengan Lion, sesekali bercanda dengan Haechan."Bajingan! mau ngapain lo?!" suara itu diiringi dengan tangan Mark yang mencengkram kerah belakang baju Hyunjn.
"Akakk! gaboleh gitu!""Kamu ngapain sama dia?" tanya Mark yang mengabaikan ucapan Haechan.
"Ya akak asik sendiri sama cewek tadi! Echan gasuka liat akak disuapin cewek tadi!" setelah berucap demikian Haechan menangis, membuat Mark langsung merasa bersalah dan beralih memeluk Haechan."Maafin kakak, ya? maaf, kakak tadi gatau kalau bakal kayak gitu dianya." ucap Mark.
"Bodo! Kak Mark kayak anjing!" ucap Haechan disela tangisnya.
"Heh, siapa yang ajarin ngomong kayak gitu?" tanya Mark, ia melonggarkan pelukannya dan menatap Haechan,"U-ujin.." Haechan sontak menundukkan kepala sedangkan Mark kini beralih menatap Hyunjin yang nampak tidak bersalah,
"Napa? dia udah gede, lagian lo pantes dianjingin kok." ucap Hyunjin. Tadi Haechan bercerita pasal Mark di cafe tadi dan begitulah jadinya.
***
Ni ya yang minta gemes update:( walaupun pendek sih, hehe. Maap yak
KAMU SEDANG MEMBACA
GEMES (MARKHYUCK)
FanfictionTadinya Mark cuman mau beli paku di toko bangunan, tapi malah nemuin bocil kesasar.