27. Only

8K 1K 138
                                    

"Pagiku cerahku, matahari bersinar, ku gendong meong endut di depan~" Haechan berjalan sembari menyanyikan salah satu lagu kebanggaan anak-anak SD. 

"Slamat pagi semua, ku nantikan dirimu, di depan gerbangku tuk mengajak main~"  langkahnya sampai melompat-lompat kecil dengan kucing oren gendut dalam gendongannya, entah kucing milik siapa. Dia menemukannya di dekat pancuran di taman, karena gemas dengan badannya yang gembul Haechan memutuskan untuk membawanya pulang, tak ada kalung atau tanda pengenal lain, jadi Haechan tidak mencuri kan? 

"Oi bocil!" mendengar suara teriakan itu membuat Haechan menoleh, segerombolan anak berbaju SMA dengan motor menyapanya. Dengan senyum Haechan balik menyapa,

"Haiii, kamu anaknya Pak Achan kan?" tanya Haechan. Namun anak itu tertawa, menertawakan Haechan lebih tepatnya. 

"Udah tua ga sadar umur lo? ga malu diliatin sama anak esde?" setelah berucap demikian anak SMA itu melemparkan satu kresek berisi mainan anak-anak pada Haechan.

"Noh maen pasar-pasaran sama anak Pak Icing aja, sekalian maen barbie." kemudian gerombolan itu pergi meninggalkan Haechan yang kini terdiam menatap gerombolan anak-anak itu. Matanya menatap satu kresek mainan baru itu, mainan plastik yang biasa digunakan anak-anak untuk bermain masak-masakan. 

Haechan menghela nafas, ia mengambil kresek itu kemudian kembali berjalan kaki. Bukan untuk ke rumah, namun ke rumah Pak Icing. 

"Pakde.." Haechan berteriak di depan pintu rumah yang terbuka, tak memperdulikan jajan yang berjejer ditoko milik Pak Icing yang terpajang apik. Tak lama kemudian Xiaojun keluar, hanya memakai boxer hitam dan kaos putih.  

"Loh Echan, ambil aja kalo mau beli jajan." ucap Xiaojun yang biasa dipanggil Dejun itu, 

Kepala Haechan menggeleng lemah, masih dengan wajah sedihnya dia mengulurkan satu kresek berisi mainan yang dibawanya. 

"Buat Dek Ningning." ucap Haechan. 

Dejun menerima mainan yang diberikan Haechan dengan kening mengerut, bingung dengan sikap Haechan yang tak biasanya seperti ini. Haechan membenarkan posisi gendongan kucing oren dipelukannya.

"Lo nggak papa dek? kok sedih gitu?" tanya Dejun. 

"Echan udah gede, nggak papa kok." jawab Haechan sembari memaksakan seulas senyum, kemudian memutar badan dan hendak berjalan pulang.

"Dek, yupinya ketinggalan!" Dejun mencoba untuk memancing Haechan, dan...iya berhasil. Anak itu kembali berbalik, namun raut wajahnya masih sama bahkan ketika Dejun memberikan satu kotak yupi dino pada Haechan. Biarlah diambil itu satu kotak yupi, buat adek ipar aja. Eh. 

"Makasih Kak Dejun." setelah menerima satu kotak yupi Haechan benar-benar pergi meninggalkan rumah keluarga Pak Icing. Anak itu berjalan dengan kucing dalam gendongannya, raut wajahnya menjadi tak bersemangat lagi meskipun beberapa kali tangan kucing dalam gendongannya menyentuh pipinya. 

Haechan sampai di depan rumah, bukan rumahnya melainkan rumah Mark. Pemuda manis itu menghela nafas, 

"Kenapa malah kesini sih, ish!" Haechan menghentakkan kakinya sebal, ia kemudian berbalik dan kembali berjalan.

"Loh Echan? mau kemana?" suara Jaehyun menginterupsi Haechan, pemuda itu berbalik dan mengangguk. 

"Mau pulang Pa. Salah jalan, hehe." setelah menjawab, Haechan kembali melanjutkan perjalanannya. Kali ini dia berhasil sampai dirumah, langsung menuju ke kamar bersama dengan kucing oren yang dia panggil kuki itu. 

"Dek! kucing siapa itu?!" seruan Ten dihiraukan oleh Haechan yang kini sudah masuk ke dalam kamar dan berbaring diatas kasur dengan kuki yang kini juga merebahkan tubuhnya disamping Haechan. 

GEMES (MARKHYUCK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang