Jam sudah menunjukkan pukul 15.55, lima menit lagi bel pulang akan berbunyi. Mark sudah sangat mengantuk namun guru matematika di depan membuatnya tidak berani tidur kalau dia tidak ingin maju dan mengerjakan soal di papan seperti hari lalu, matanya hanya menatap jarum jam berharap akan lebih cepat dengan tangan yang memainkan bolpoin merk snowman milik Daehwi. Hasil meminjam karena Mark datang hanya membawa tas dan empat buku tulis, buku paket selalu dia taruh di loker mejanya. Malas membawa barang berat, berangkat sekolah saja sudah berat baginya.
Jadi ketika bel pulang sudah berkumandang, Mark langsung meraih tas hitam miliknya, membiarkan bolpoin snowman milik Daehwi tergeletak begitu saja diatas mejanya. Mark tidak sabar untuk bertemu Haechan, makin hari makin menjadi saja rasa sukanya pada bocah gemes itu.
Namun begitu dia sampai diparkiran dia tidak melihat motornya yang seingatnya memang dia parkir di pojok tempat parkir, namun anehnya tidak ada. Akhirnya Mark memutuskan untuk mengambil kunci motornya dan menyalakan alarm agar dia bisa tahu dimana motornya, biasanya tidak ada yang berani memindahkan motornya, diantara riuhnya anak-anak yang mengambil motor, Mark mendengar suara alarm motornya, tetapi tidak berada di parkiran. Mark terus membunyikan alarm motornya sembari mengikuti pendengarannya, hingga dia menemukan motornya diantara tumpukan kursi di parkiran yang sudah tidak terpakai.
"Bangsat," umpat Mark ketika melihat ban motornya dilepas, dan ada beberapa goresan dan gambaran pilox disana. Mau tidak mau hari ini Mark harus pulang menebeng pada Jeno,
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
