Keesokan harinya, setelah pesta selesai dan mereka sudah kembali ke rumah. Haechan mengemasi barangnya, dia akan pindah ke rumah barunya dengan Mark. Meskipun tidak terlalu besar, setidaknya Mark sudah bisa membeli sendiri dari hasil uangnya bekerja part time.
"Nah karna udah tinggal sama Kak Mark, jadi???" Ten menatap Haechan setelah memberikan koper pada Haechan, anak bungsunya itu tersenyum senang.
"Bisa mandi sama Kak Mark!!!" jawabnya dengan ceria,
"Heh diajarin siapa begitu?" Tanya Johnny.
"Papa!! Kan Papa suka minta dimandiin Mama, Echan juga mawu mandi sama Kak Mark." Haechan menjelaskan dengan semangat, Mark baru hadir setelah memasukkan tas Haechan yang lain ke dalam mobil.
"Yuk dek." Mark berdiri disamping Haechan,
"Jaga Echan ya, kalo bandel balikin aja kesini." Tambah Ten.
"Ih Echan nda bandel." Haechan memeluk lengan Mark dengan erat dengan bibir yang mengerucut lucu.
"Iya iya paling nakal doing." Hendery mengompori, Haechan memukul lengan kakaknya itu dengan kesal.
"Hih! Kakak yang nakal." Tuduhnya.
Mark menggelengkan kepalanya, kemudian ia pamit pada Johnny dan Ten. Baru kemudian mereka pergi meninggalkan rumah tempat Haechan tumbuh dari kecil itu. Menuju rumah baru mereka yang letaknya 20 menit perjalanan dengan menggunakan mobil.
Begitu sampai disana, Haechan langsung menatap rumah barunya dengan takjub, warna cat rumahnya coklat seperti warna kesukaan Haechan. Mereka tinggal di daerah perumahan yang berbeda dengan kedua orang tua mereka, milik keluarga Chenle sih ini perumahannya.
"Akak di dalem ada stiker beruangnya nda?" Tanya Haechan, ia menatap Mark yang mengeluarkan barang bawaan dari bagasi mobil.
"Ada dek, liat aja, rumahnya nggak dikunci kok." Jawab Mark, ia menggeret dua koper dan satu tas besar diatas kopernya.
Haechan sudah berlari kearah pintu membukanya dengan semangat kemudian ber 'woah' ria ketika melihat wallpaper dindingnya bergambar beruang dan semangka berlatar coklat.
"Kamar Echan yang mana?" Tanya Haechan sembari menatap Mark,
"Kamar kita." Mark membenarkan ucapan Haechan, ia memeluk pinggang ramping milik Haechan.
"Echan bobok sama Kak Mark?" Tanya Haechan.
"Iya dong! Masa mau bobok sendiri?" Tanya Mark yang dibalas dengan gelengan oleh Haechan,
"Mau bobok sama Kak Mark aja." Haechan menjawab. Mark terkekeh, lantas ia mencubit pipi Haechan dengan gemas,
"Nah sekarang mandi dulu, Kakak beresin barang." ucap Mark.
"Mau mandi sama Kak Mark." ucapan Haechan membuat Mark terdiam sejenak,
"Besok ya, kakak masih harus bersihin kamar." jawaban mark membuat Haechan mengerucutkan bibirnya lucu,
"Besok yah! janji?" Haechan menyodorkan jari kelingkingnya pada Mark, yang disambut oleh Mark dengan senang hati. Mereka melakukan pinky promise.
"Okei! Echan mandi duluuu!" dengan senang Haechan berlari ke kamar mandi menuruti perkataan Mark untuk membersihkan diri bergantian. Padahal Mark saja yang belum siap untuk acara 'mandi bersama'.
Setelah kepergian Haechan, Mark berdiam diri sejenak sebelum ia merapikan barang bawaan mereka, memasukkan baju ke lemari dan menata boneka dan perintilan berharga milik Haechan di kamar mereka.
Milik 'mereka'
Mark tersenyum kembali mengingat dirinya dan Haechan sudah menikah, ia tidak menyagka jika hubungannya dengan Haechan sampai pada tahap ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
GEMES (MARKHYUCK)
FanfictionTadinya Mark cuman mau beli paku di toko bangunan, tapi malah nemuin bocil kesasar.