58. Echan Sakit

5.8K 541 9
                                    

Pagi ini saat Haechan mematikan alarm, kepalanya terasa sakit, pusing dan tidak kuat untuk membuka mata dengan lebar. 

Haechan menepuk pelan lengan Mark dengan sisa tenaganya, "Akak.." awalnya Mark tak merespon, suara Haechan juga sangat kecil. Tapi ketika wajah Haechan mendusal ke lehernya Mark baru bangun karena panas yang menjalar di lehernya. Ia mendapati Haechan yang memeluknya dengan erat, saat Mark menyentuh badan Haechan, semuanya terasa panas dan langsung menyadari kalau suami manisnya itu demam.

Mark menghela nafas kemudian bangkit, "Nah kakak udah bilang makan es krim jangan tengah malem terus segentong diabisin dek." ucapnya.
"Akak kepala Echan pusing...jangan mara mara.." rengek si manis, matanya kembali terpejam. 
"Tunggu ya, kakak ambil kompresan dulu." Mark turun dari kasur dan berjalan keluar kamar untuk mencari baskom dan kain untuk mengompres kening Haechan. Mark sedang memanaskan air sembari menelfon Ten,

"Echan demam Ma, Mama bisa kesini nggak? takut nanti Lion kena juga. Si adek juga bersin-bersin."

"Yaudah, Mama kesana ya. Mama bawain bubur juga buat adek." 
"Iya Ma, makasih Ma."

Baru saja Mark menutup panggilannya, terdengar suara tangisan Lion dari kamarnya. Mark langsung sigap berjalan ke kamar Lion, 
"Iya adek sebentar Papa jalan." Mark membuka pintu kamar dan mendapati anak kesayangannya itu menangis dengan posisi duduk di pojok tempat tidur bayinya. Kedua tangannya terbuka meminta di gendong oleh Papanya. 

"Duh jagoannya Papa." Mark menggendong Lion dan seketika anak itu langsung diam dan menaruh kepala di bahu Mark, pria itu berjalan keluar dari kamar si kecil untuk turun. Paling tidak dia harus membereskan air hangat untuk Haechan, 

"Akak!" suara Haechan yang sedikit dipaksakan untuk berteriak membuat anak itu langsung terbatuk, Mark yang baru saja lewat kamar mereka berbalik lagi untuk ke kamar.

"Bentar ya adek, akak lagi buatin kamu air panas sama kompresan." ucap Mark.
"Echan kebelet pipis." bibir Haechan melengkung kebawah sambil menatap Mark, kalau begini bagaimana dia bisa tega?

Mark hendak menurunkan Lion di apolo, mainan anak yang membantu anak berjalan. Tapi baru saja hendak memisahkan tubuh Lion anak itu sudah menangis dan semakin mengeratkan pelukannya,

"Lion kamu disitu bentar ya, Papa mau anter Ayah kamu ke kamar mandi dulu." namun jawaban yang didapatkan Mark adalah tangisan anaknya yang mulai terdengar. Mark menghembuskan nafas, kalau begini bagaimana caranya? 

"Akakk mau pipiss." Haechan merengek,
"Iya ade bentar ya." Mark harus memikirkan cara agar dia bisa menuruti kemauan dua manusia kesayangannya ini. Akhirnya Mark mengambil masker untuk Lion kemudian mengambil gendongan bayi dan memakainya di depan untuk membawa Lion.

"Adek gendong belakang dulu ya?" Mark agak berjongkok di samping kasur kemudian Haechan naik kepunggungnya, 
"Mama nda kesini?" tanya Haechan dengan suara seraknya, dari bahu Mark dia bisa melihat Lion yang wajahnya hampir seluruhnya tertutup masker berwarna putih itu, membuat Haechan tertawa kecil sambil menahan sakit di kepala.

"Mama udah di jalan kesini, tunggu ya." kepala Haechan mengangguk mendengar ucapan Mark,

Tepat setelah Mark membantu Haechan di kamar mandi Ten akhirnya datang bersama dengan Dejun, Hendery dan Johnny pasti sedang bekerja. 
"Mama.." Haechan langsung memanggil Ten, 
"Nah makanya kalo udah dibilangin sama suami gaboleh makan es krim malem-malem tuh nurut." ucap Ten, ia duduk dipinggir kasur setelah menyiapkan bubur di mangkok yang dia ambil dari dapur Ten membantu Haechan duduk dan mulai menyuapinya. 

"Jangan mara mara Mama, tadi akak suda marahin adek. Kepala adek pusing lho." ucap Haechan, menghindar saja sih agar tidak dimarahi.

"Mana sini Lion-nya, biar main sama anak gue." Dejun mengambil Lion dari gendongan Mark lalu membawanya ke ruang tamu. 




Malam harinya, pukul delapan malam Ten memutuskan untuk pulang setelah setengah hari menemani anaknya yang sakit.

"Hari ini sampe Haechan sembuh Lion biar sama Dejun dulu, takut ketularan flu nya." ucap Ten. 
"Tapi tapi Lion nanti dibalikin kan Ma?" tanya Haechan saat melihat Lion akan dibawa, posisinya sekarang dia sedang di gendong Mark di depan, seperti bayi koala.

"Nggak, mau ge bawa pulang ga gege balikin." Dejun malah semakin semangat mengompori adik iparnya itu, membuat Haechan langsung merengek sambil marah-marah. Gemas. 

"Dibalikin dek, kamu sembuh dulu biar Lion nggak ketularan sakit. Oke?" kepala Haechan mengangguk sebagai jawaban,
"Yaudah Mama sama gege pulang dulu ya." setelah itu Ten dan Dejun pulang, mereka naik mobil tentunya. 

"Akak kepala ade sakit, kayak dipukul pukul." Haechan mengusalkan kepalanya ke ceruk leher Mark.
"Iya sakit iya, bobo aja ya ade biar cepet sembuh?" Haechan menatap Mark, 
"Tapi akak puk puk sama peluk erat erat ya akak?" 
"Iya sayang puk puk sama kakak kelon ya." Mark menutup pintu rumah kemudian berjalan menuju ke kamar, 

"Akak jangan maem ais tengah malam ya kalo nda mau sakit." mata Haechan memejam, sudah tak kuasa menahan kantuk. Mark terkekeh, ia masuk ke dalam kamar kemudian menurunkan Haechan di kasur perlahan, menidurkan suami manisnya disana. 

"Itumah kamu dek yang makan es krim tengah malem." ucap Mark. Dia berbaring disebelah Haechan lalu menaikkan selimut, pria itu kemudian membawa Haechan ke dalam pelukannya. 
"Cepet sembuh ya de, biar bisa main sama akak sama Lion lagi." ucap Mark. 

Tadi Ten membelikan Haechan bye bye fever juga, jadi sekarang Haechan memakainya. Terlihat gemas di mata Mark, jadi pengen gigit pipinya, tapi ingat Haechan masih sakit. 

"Cepet sembuh kesayangan akak." ucapnya sebelum ikut memejamkan mata. 




*********

Hehe update nya gemes dulu ya gaisss uwuw uwuw

JANGAN LUPA VOMMENT


GEMES (MARKHYUCK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang