Pagi ini Haechan memasak sarapan seperti biasa, dia tidak lagi ingin berjauhan dengan Mark. Sembari menunggu sup nya masak Haechan menyiapkan mangkok dan juga piring untuk Mark sekaligus menuangkan nasi, tak lama kemudian Mark terlihat menyembul dari balik tembok.
"Markieee!" Haechan memilih untuk meninggalkan permeja makanan sejenak untuk memberikan sebuah pelukan pada Mark dan kecupan di bibir yang sudah menjadi kebiasaan mereka setiap pagi.
"Masak apa hm?" Mark mengusalkan kepala ke perpotongan leher Haechan, menghirup aroma yang menjadi candunya. Manis, seperti orangnya.
"Echan masak sop ayammm! ayo di mam, tapi Echan matikan kompornya dulu." ujar Haechan, ia melepaskan pelukan Mark.
Sarapan pagi itu berlangsung dengan menyenangkan, Mark seperti biasa menggombali Haechan dengan perkataannya, sampai waktu dimana Mark harus pergi bekerja.
"Chann..." Mark menghentikan langkahnya ketika ia hanya satu langkah lagi keluar dari rumah, berbalik menatap Haechan kemudian merentangkan kedua tangannya, meminta peluk.
"Kakak gausah kerja apa ya hari ini?" tanya Mark, ia mengerucutkan bibirnya. Hari ini dia sedang ingin bersama dengan Haechan saja, ingin bermanja dengan istri manisnya itu.
"Kak Markie kan harus kerjaaa buwat beli susu buat dedek bayiii." ucap Haechan.
Mark menghela nafas berat, dia masih tidak mau!"Gamau, kakak mau dirumah aja sama adek." ujar Mark.
"Akak-""Kamu ayo ikut kakak ke kantor aja gimana?" Mark menatap Haechan dengan penuh harap, namun yang dia dapatkan adalah gelengan dari anak itu.
"Ieee tidak boleh lho akak! Nanti Echan mengganggu." ujarnya, ia menatap Mark yang malah semakin tidak bersemangat.
"Nanti pas makan siang adek kesana yah, sambil bawain akak bekal." ucapnya.
"Bener ya dek?" tanya Mark memastikan yang langsung dibalas anggukan oleh Haechan,
"Iyahhh nanti Echan bawakan bekal terus temenin akak disana, okaiii??" Haechan menyodorkan jari kelingkingnya yang dibalas tautan oleh jari kelingking Mark.
"Yaudah kakak berangkat dulu ya dek." Mark memberikan sebuah ciuman dan lumatan kecil di bibir Haechan sebelum menghilang dibalik pintu.
"Semangat kerjanya akak!" ucap Haechan menyemangati. Setelah kepergian Mark tadi, Haechan kembali masuk ke dalam rumah dan membereskan meja.
"Nanti enaknya masakin apa yahh??" Haechan mulai mencuci piring sembari membayangkan apa yang akan dia buat untuk suaminya nanti. Kini usia kandungan Haechan sudah menginjak bulan ke enam, perutnya sudah semakin membesar dan Haechan lebih mudah merasa lelah. Makanya Ten sering ke rumahnya untuk memberikan makanan atau membantu pekerjaan rumah, kalau tidak Jaemin yang datang sekaligus menyapa keponakannya yang masih di dalam perut.
"Apa suruh masakin Mama aja yah?" Haechan selesai membilas piring kemudian memilih untuk menghubungi Mamanya, berjalan menuju ke sofa ruang tamu dan merebahkan tubuhnya diatas sofa dengan hati-hati. Tapi belum juga Haechan mencari kontak Mama-nya, sebuah panggilan masuk membuat Haechan langsung mengangkatnya, ada panggilan video dari Mark.
"Haloo akak? ada yang ketinggalan??" tanya Haechan, pasalnya tidak biasanya Mark menelfon ketika baru sampai dikantor seperti ini, biasanya hanya mengabari lewat pesan dan telfon pun nanti saat istirahat atau setelah jam makan siang.
"Iya, kamunya ketinggalan dek. Kakak udah kangen sama kamu." ujar Mark disebrang sana, Haechan bisa melihat kalau suaminya itu meletakkan dagunya diatas tumpukan kertas, pasti berkas kerjanya.
"Ish itu lhoo kerjaan kakak banyak, nanti kan Echan ke kantor akak juga. Tapi nanti Echan minta anter sama Uchan ya???" tanya Haechan.
Mendengar itu Mark mengangguk pasrah, "Jangan dimatiin ya tapi? kakak mau liat muka kamu." ucap Mark.
Haechan sebenarnya sedikit bingung dengan perilaku Mark ini, tetapi dia menuruti saja permintaan Mark untuk tidak mematikan panggilan video itu.
"Markie lagi ngidam?" batinnya.
***
Mark sepertinya benar-benar tidak mau berpisah dengan Haechan hari ini sampai saat Haechan sudah sampai di kantor Mark untuk mengantar makan siang, Haechan tidak diperbolehkan untuk pulang oleh Mark.
"Mark, lo lagi kesambet apaan dah?" Karina menatap Mark yang dengan posesifnya memeluk Haechan dari belakang dengan posisi dirinya yang memangku Haechan di kursi kerjanya.
"Jomblo gausah banyak omong sih kalo kata gue." balasan Mark membuat Karina mencebik sebal, dasar tidak tahu diuntung jadi teman. Malah menyerang kelemahannya,"Markieee...Echan nda berat??" tanya Haechan, ia merasa tidak enak apalagi berat badannya kan bertambah karena hamil.
"Nggak kok dek." Mark menaruh dagunya di bahu Haechan dengan kedua tangannya yang bekerja di meja untuk menghitung. Semua orang yang melihat Mark hanya bisa menggelengkan kepala dengan perilaku teman satu divisinya.
Sepulangnya mereka dari kantor Mark, mereka pulang dengan menggunakan mobil milik Mark.
"Adek mau makan apa?" Mark mengusap punggung tangan Haechan dengan lembut."Mau pulang ajaaa, Echan capek." Haechan menjawab, Mark menganggukkan kepala. Mereka langsung pulang, untuk menghabiskan waktu bersama.
"Dedek bayi nggak nakal kan di dalem sana?" Mark mengusap perut Haechan, posisi mereka kini sudah diatas kasur setelah mandi dan berganti baju menjadi piyama. Mark memeluk Haechan dari samping,
"Tidak dong, dedek bayinya kan pinter." ucap Haechan, Mark terkekeh, ia mengecupi pipi Haechan dan berakhir di bibir Haechan.
"Akak kenapa sih hari ini nempel banget sama adek?" tanya Haechan, ia bingung juga dengan Mark yang selalu menempel dengannya sampai memaksanya menetap di kantor tadi.
"Gatau dek, lagi pengen sama kamu terus. Gamau jauh." jawab Mark yang semakin mengeratkan pelukannya hingga menenggelamkan kepala ke leher Haechan.
"Mungkin dedek bayinya lagi kangen sama Daddy? makanya tidak mau jauh-jauh." ucap Haechan yang dibalas anggukan saja oleh Mark.
"Adek mau kemana?" Mark menahan tubuh Haechan yang hendak bangkit,
"Mau ke kamar mandi akak, echan kebelet pipis lagi." ucapnya,"Ikut.." Mark ikut bangkit dari posisinya, membantu Haechan untuk bangkit lagi.
"Tapi Echan mau pipis loh kak." Haechan mengernyitkan kening,"Ya gapapa, mau liat kamu lagi pipis juga. Udah pernah liat semuanya juga, ayo." ucap Mark sembari mengulurkan tangannya, Mark benar mengikuti Haechan hingga menemani Haechan di kamar mandi, benar-benar menunggu disana. Bahkan sampai kembali ke kasur Mark tetap menempeli Haechan,
"Selamat tidur sayangku." ucap Mark sembari mengecup kening Haechan lalu memejamkan mata.
"Kakak sayang sama kamu." ujarnya,
"Adek juga sayang sama kakak!" Haechan mengeratkan pelukannya pada Mark.
***
Dah mau kelas dulu guis.
KAMU SEDANG MEMBACA
GEMES (MARKHYUCK)
FanfictionTadinya Mark cuman mau beli paku di toko bangunan, tapi malah nemuin bocil kesasar.