Setelah kejadian itu entah apa yang dilakukan oleh Karina hingga Jihoon memutuskan untuk mengundurkan diri dari perusahaan, kekuatan keponakan pemilik perusahaan memang seperti yang Mark bayangkan. Dan semenjak hari itu juga Haechan sering kesana saat istirahat makan siang dan menjemput Mark saat waktu pulang, yah...meskipun Haechan saat berangkat menggunakan ojek online dan tidak bisa dikatakan menjemput karena Mark berangkat menggunakan motor.
Pagi ini di hari weekend, Haechan sudah bangun saat pukul lima dini hari. Lelaki itu duduk diatas kasur lalu menatap sekitar sembari mengucek matanya kemudian beralih melihat ke arah Mark yang masih terlelap.
Indra pendengarannya menangkap suara yang cukup berisik dari luar, ia menoleh ke arah jendela dan menyadari kalau diluar sedang hujan.
"Ih kok ujan, kan Echan mau jalan-jalan pagi sama Kak Markie.." gumamnya.Haechan kemudian menggoyangkan tubuh Mark untuk membangunkan suaminya itu, "Akak..akak...bangun..." ujarnya.
Mark yang tubuhnya diguncang pelan itu terpaksa membuka mata, menatap Haechan dengan bingung, "Kenapa dek??" tanyanya.
"Diluar ujan, gajadi jalan-jalan pagi." balas Haechan dengan bibir yang melengkung kebawah, ia menatap jendela yang kemudian Mark juga ikut menoleh.
"Yah..ujan. Yaudah dirumah aja, nanti kakak temenin main PS mau? siapa tau nanti agak siang ujannya berhenti." ucap Mark yang dibalas gelengan oleh Haechan.
"Echan mau nonton doraemon ajah sama mamam jajan." Haechan menidurkan dirinya diatas Mark yang masih berbaring, membuat Mark denga sigap menahan tubuh Haechan agar tidak goyah diatasnya.
"Ututu bayinya kakak sama anak Papa..." Mark menepuk pelan pantat Haechan, yang kemudian membuat Haechan kembali memejamkan mata karena rasa kantuk yang datang tiba-tiba. Terlalu nyaman mungkin.
Mark terkekeh, ia kemudian mencium pipi Haechan dengan gemas sebelum ikut memejamkan matanya.
Ketika mereka bangun, jam sudah menunjukkan pukul sembilan pagi dan hujan sudah berhenti. Mark membangunkan Haechan yang masih tidur dengan mencubit pelan pipi istrinya itu.
"Eungh...Akak...sakit..." Haechan memprotes, dengan mata yang setengah terbuka ia cemberut, membuat Haechan terlihat lebih menggemaskan. Seperti kucing baru bangun tidur saja.
"Tuh ujannya berhenti, jadi jalan-jalan ga?" tawar Mark yang langsung membuat Haechan terbangun.
"Wah! ayo jalan-jalan!" serunya.Setelah berganti baju dan membersihkan diri mereka berdua keluar dari rumah, Mark membawa payung untuk berjaga-jaga jika hujan turun lagi karena mendung masih menghias langit.
"Dek jangan lari, jalannya licin." Mark sudah jedag-jedug melihat bagaimana aktifnya Haechan yang sedang hamil.
"Kan ada akak yang gandeng." Haechan menjawab, oh ya, gandengan tangan mereka tak terlepas. Mark tersenyum, Haechan selalu berhasil mendinginkan dirinya.
"Wah! ada yang jual pentol! ayok beli!" Haechan menarik tangan Mark begitu saja menuju ke salah satu penjual pentol yang ada di depan taman kompleks yang lumayan ramai hari ini.
"Jangan yang pedes." Mark berpesan,
"Ih tapi kan-"
"Jangan dek, belom makan nasi jangan makan pedes. Nanti dedek bayinya sakit loh." Mark memotong ucapan Haechan sebelum anak itu merengek jika Mark tidak adil. Haechan hanya memasang wajah sedih,
"Pentolnya sepuluh ribu enda pedes yha Pak, dimarahin Kak Mark kalok pedes." ucap Haechan pada sang penjual, penjual itu hanya tersenyum dan mulai menyiapkan pesanan Haechan.
KAMU SEDANG MEMBACA
GEMES (MARKHYUCK)
FanfictionTadinya Mark cuman mau beli paku di toko bangunan, tapi malah nemuin bocil kesasar.