57. Nggak terima

4.6K 512 22
                                    

Hari ini Haechan berencana untuk mengantarkan makan siang ke Mark, dia juga sudah bersiap-siap dari jam sepuluh, memasak sembari mengawasi si kecil Lion.

"Nah dedek, hari ini kita ke kantor Papa lagi ya." Haechan memasukkan kaki dan tangan Lion ke dalam gendongan bayi, baru kemudian dia berjalan menuju ke meja dapur untuk mengambil dua paperbag yang berisi bekal makan siang yang akan mereka makan bersama. Ketika Haechan berangkat jam sudah menunjukkan pukul setengah dua belas, Haechan berangkat dengan memesan ojek online, karena dia berangkat bersama dengan Lion maka ia memesan mobil untuk mengantarkan mereka ke kantor Mark.

Cuaca hari ini panas sekali, Haechan sampai memakai topi bahkan Lion juga memakai topi beruang berwarna coklat dengan telinga sebagai hiasannya. Anak yang kini sudah berumur 9 bulan itu sudah semakin banyak mengoceh, sudah bisa memanggil Yaya dan Pa. 

Haechan duduk dikursi penumpang setelah memasukkan dua paper bag di kursi penumpang juga.

"Senangnya yang mau ketemu sama Papa yaa." Haechan menatap anaknya, sudah ada empat gigi tumbuh, dan itu membuat Haechan semakin gemas dengan anaknya. 
"Hih gemes banget sihhh." saking gemasnya dengan anaknya sendiri Haechan menggigit pelan pipi gembul Lion, membuat Lion merengek minta dilepaskan.

Perjalanan ke kantor Mark memerlukan waktu yang singkat kali ini karena jalanan tidak terlalu macet, begitu Haechan sampai di kantor Mark dia langsung menuju ke ruangan Mark karena pegawai disini juga sudah hafal dengan Haechan. 

Tok! tok!

Haechan mengetuk pintu ruangan sebelum masuk ke dalam sambil berkata, "Akak! Hican bawa makan siang buat akak!" sembari mengangkat dua paper bag ditangannya, Mark yang tadi nya fokus dengan pekerjaannya langsung membulatkan matanya, kaget dengan penampilan Haechan. 

"Dek, astaga." Mark langsung bangkit dari duduknya dan mneghampiri Haechan sembari melepas jas yang dipakainya.
"Kamu ngapain sih?" tanya Mark sembari mengikatkan jas kerjanya ke pinggang Haechan, yang diomeli hanya diam dan menatap bingung.

"Adek mau anter makan siang, akak nggak suka?" tanyanya dengan raut wajah yang berubah sedih.

"Bukan itu dek, astaga." Mark menarik tangan Haechan, membawanya duduk di kursi kerjanya, Haechan yang masih bingung menatap Mark dengan tatapan bingung, Lion juga ikutan bingung menatap Papanya.

"Kamu loh kenapa pake hotpants kesini astaga dek." ucap Mark. Iya, Haechan kesini pakai hot pants , bagaimana bisa Mark tidak panik melihat dan membayangkan mata laki-laki lain menatap paha Haechan yang terekspos dengan gratis.

 Iya, Haechan kesini pakai hot pants , bagaimana bisa Mark tidak panik melihat dan membayangkan mata laki-laki lain menatap paha Haechan yang terekspos dengan gratis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Edan. Mark melihat paha Haechan yang terkespos begitu saja membuat dia kesal sekaligus panas dingin, adik kecil Mark memang suka baperan kalau masalah Haechan.

"Diluar panas akak, gerah. Jadi adek pakai celana pendek." 

Ini sih kelewat pendek celananya! Mark menghela nafasnya, "Yaudah sekarang kamu ganti pake celana training punya kakak dulu ya?" Mark mengambil celana training miliknya yang selalu dia simpan di loker, untuk jaga-jaga siapa tahu dibutuhkan. 

"Kenapa kak emangnya? akak nggak suka kalo adek pake celana ini?" tanya Haechan saat Mark mengambil Lion dari gendongan Haechan, 
"Suka sayang, tapi jangan dipake pas diluar ya? di rumah aja nggak papa." Mark berucap, kepala Haechan mengangguk mengerti. 

"Gih ganti dulu." suruh Mark, lantas Haechan melepas gendongan bayi yang masih ada di tubuhnya kemudian hendak melepas celananya. Mark sontak langsung menahan tangan Haechan.
"Kamu mau ngapain?" tanya Mark.

"Ganti celana." jawab Haechan dengan polosnya, jujur semua orang di ruangan Mark langsung speechless menahan tawa. 

"Di kamar mandi dong dek, nggak malu kamu diliatin sama temen-temen kakak?" pertanyaan Mark membuat Haechan menunjukkan cengirannya. 

"Hehe, kalau begitu adek ke kamar mandi dulu. Lion sama Papa dulu yah." Haechan mencium pipi anaknya sebelum pergi ke kamar mandi, dia masih hafal letak kamar mandi. Mungkin.

"Kenapa dilarang ganti disini? kan lumayan tontonan gratis." Karina langsung dihadiahi pelototan oleh Mark, enak saja tubuh istrinya mau dijadikan tontonan gratis. Karina berjalan menghampiri Lion dan merebutnya dari gendongan Mark,

"Ututu ponakan onti lucu banget pake topi beluang." Karina memonyongkan  bibirnya hendak mencium Lion namun keburu ditabok oleh Mark.
"Najis bibir lo nyium pipi anak gue, kayak abis dicium tante tante njeplak lipstik merah." Mark duduk kembali di kursi kerjanya, 

"Dih, orang Lion nggak nolak sirik aja lo gabisa gue cium kan." balas Karina.
"Najis, mending gue nyium Haechan." 


Beberapa saat kemudian Haechan kembali, tapi yang membuat Mark heran adalah kenapa Haechan malah memakai baju OB?
"Loh perasaan tadi bukan pake baju itu deh? Rambut kamu kenapa basah?" tanya Mark. Haechan berlari ke arah Mark dengan senyuman lebar.

"Tadi tadi Echan kan jalan, tapi malah nggak sengaja nabrak mas mas yang bersih bersih Kakk trus adek nyemplung ke tempat aer pel pel-an nya. Besarrrr kayak yang buat angkut ikan di pasar kakk, tapi nda ada ikannya." Mark terdiam beberapa saat, tidak tahu apa yang harus dia katakan lagi.

"Tadi Echan mandi, dikasih sabun sama shampoo sama mas nya. Sama baju dari mas nya. Untung celana akak tidak basahh." Haechan menjelaskan dengan ceria padahal kejadiannya cukup sial.

"Yaudah yuk makan." ajak Mark setelah beberapa saat terdiam, lalu ia menatap Karina "Nanti pinjem hair dryer lu ya?" ucap Mark yang dibalas acungan jempol oleh Karina. Sudah biasa dengan kelakuan ajaib Haechan yang suka mengejutkan tiap harinya. 





****

Terinspirasi dari foto teaser Hc yang neomu- hm

JAN LUPA VOMMENT

GEMES (MARKHYUCK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang