{BELUM REVISI! MAKANYA BAHASANYA KACAU BANGET:))))}
"Kau pikir aku akan mencintaimu? Lalu menerimamu,begitu?"
"Bermimpilah setinggi mungkin karena hal itu tak akan pernah terjadi!"
"Aku bersumpah,suatu saat nanti kau akan kembali padaku!"
"Cih! Halu...
Sorry for typo:) Ga vote? Ga komen? Ga update,okey?
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Mama! Hikss! Mama... Ningning t-takut. hikss!"
Wendy memeluk Ningning dan Renjun dengan sangat erat. Sungguh... Ia sendiri sangat rapuh saat melihat keadaan kedua anaknya sekarang. Apalagi Renjun...
Kacau...
Sangat kacau...
"Ayoo! Kita pulang yaa,sayang? Injun! Ayoo kita pulang,sayang!"~Johnny dengan sigap menggendong tubuh mungil Renjun dan membawanya keluar dari rumah itu. Begitu juga dengan Wendy yang menggendong Ningning.
Ningning ketakutan. Ia benar-benar merasa takut. Sampai-sampai ia tak berani membuka matanya untuk melihat isi rumah itu.
Ia terus menangis dan menenggelamkan kepalanya ke ceruk leher Wendy.
"Maafin Mama yaa... Mama ga bisa jaga kalian"
"Hikss! Enggak,Ma... Mama selalu jagain Injun sama Ningning! Buktinya hikss! sekarang Mama datang! Mama berhasil nemuin kita dan bawa kita hikss... pulang."
"Mama memang pahlawan buat Injun sama Ningning"
-
"Cari mereka!! Bawa mereka kehadapanku sekarang juga!"
Memukul mejanya sekuat mungkin dan menjambak rambutnya seperti orang sakit jiwa.
Lebih tepatnya dia memang seperti orang gila sekarang.
Park Chanyeol yang malang...
"Sialan! Ternyata selama ini dia sudah menipuku!!"
Chanyeol benar-benar marah sekarang. Tak disangka,orang yang selama ini ia cintai ternyata mengkhianatinya dan hanya memanfaatkan kekayaannya saja.
Flashback...
Chanyeol sedang fokus dengan pekerjaannya yang benar-benar membuatnya sakit kepala.
Pekerjaannya tak pernah selesai. Malah terus bertambah setiap harinya. Kepalanya jadi pening dan benar-benar lelah mengurus perusahaan ini.
Tapi jika ia tak bekerja,ia akan makan apa?
Tok... tok... tok...
"Masuk!"
Chanyeol memberi instruksi agar orang itu masuk. Walaupun ia tak tahu siapa yang mengetuk pintu ruangannya.
