E M P A T B E L A S

31.4K 4.3K 806
                                    

Hari ini adalah hari Senin, sudah dua hari berlalu sejak obrolan Arsenio dan Setya bicara. Tak ada apapun yang terjadi karena Arsenio yang memintanya, dia tak ingin keakraban dirinya dan Setya dilihat orang lain terutama Cello.

Biar dia simpan sendiri karena ada waktu yang tepat tapi bukan sekarang.

Setelah memakan sarapannya, Arsenio bergegas beranjak dari duduknya.

Tanpa mengatakan apapun, Arsenio meninggalkan meja makan membuat Anthony mendesah lelah.

"Kapan anak itu akan berubah?" Tanya Anthony.

"Sudahlah Dad, mungkin Arsenio sedang terburu-buru jadi dia gak sempet pamit sama kita," ucap Ratna.

"Gak usah dipikirin Dad, ngapain Daddy capek-capek mikirin anak gak diuntung seperti dia," sahut Aksa dengan nada tak suka yang ketara.

"Kak Aksa gak boleh gitu, kak Nio kan juga adek kakak." Tegur Cello dengan suara lembut yang dibalas dengusan Aksa.

"Kamu terlalu polos dek, sampe Nio jahatin kamu. Kamu tetep percaya sama dia," Tangan Aska mengacak-acak surai halus Cello.

"Aku pergi ke kantor dulu," potong Setya setelah menghabiskan sarapannya.

"Hati-hati kak," ucap Cello dengan tersenyum manis.

"Hm."

Ucapan Cello hanya dibalas deheman oleh Setya membuat senyum Cello pudar. Tanpa merasa bersalah Setya pergi meninggalkan meja makan.

"Udah gakpapa, kak Setya kan emang kayak gitu orangnya," hibur Aska tak ingin adiknya sedih.

"Bener kata Aska, yuk sekarang kita berangkat sekolah." Ajak Aksa diangguki oleh Cello.

"Dad! Mom! Cello berangkat sekolah dulu ya," ucap Cello dengan senyum manis.

Anthony ikut tersenyum, ia mengecup pelan puncak kepala Cello diikuti Ratna. Cello tersenyum lalu memberi pelukan pada Anthony.

"Hati-hati sayang," ucap Anthony

"Iya, Dad. Dadah!" Ucap Cello sambil melambaikan tangannya.

"Dad, Mom kami berangkat dulu ya!" Pamit Aksa diangguki oleh Anthony dan Ratna.

"Hati-hati, nak!" Ucap Ratna dengan tersenyum lembut.

"Jaga adikmu, Aska Aksa!"

"Tentu saja," ucap si kembar bersamaan.

Mereka bertiga beranjak pergi meninggalkan ruang makan menuju depan rumah.

Langkah mereka berhenti ketika melihat Arsenio yang sedang membonceng motor.

"Loh bukannya itu Hero ya?" Tanya Aska ketika melihat motor ninja hitam yang mirip dengan milik Hero.

"Iya tuh kayaknya! Dia ngapain jemput Nio?" Tanya Aksa diujung kalimatnya.

"Mungkin kak Hero ada urusan sama kak Nio."

Aksa dan Aska mengangguk mendengar perkataan Cello, mereka bergegas pergi menaiki motornya meninggalkan Cello yang menatap kepergian Arsenio dengan tangan mengepal.

"Dek! Ayo berangkat!"

Cello menoleh lalu tersenyum manis, "Iya kak!"


***


Cuaca pagi ini terasa amat panas, tak sedikit peserta upacara hari ini yang diam-diam menggunakan topi mereka untuk dijadikan kipas dadakan.

Upacara bendera yang diadakan setiap Senin itu menjadi sangat membosankan dan melelahkan saat pembina upacara yang tak lain kepala sekolah menyampaikan amanat upacara.

ARSENIOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang