T I G A D E L A P A N

34.5K 3.5K 2.2K
                                    

Seorang wanita paruh baya menatap sedih ke ranjang, matanya yang sudah sembab terus saja mengeluarkan air mata.

Anthony, selaku suami dari Ratna mengelus pelan pundak istrinya mencoba menguatkan. Dirinya pun tak kalah sedih melihat anak bungsunya terbaring di ranjang pesakitan dengan luka-luka yang ada di tubuhnya.

"Mas, aku gak tega ngeliat Cello kesakitan kayak gini!" ucap Ratna dengan suara parau seraya menatap Cello yang belum sadar sampai saat ini.

"Iya, sayang! Kita berdoa ya buat kesembuhan Cello!" Balas Anthony pada istrinya.

Ratna hanya bisa mengangguk lemah, dia melepas rangkulan suaminya beralih menggenggam tangan Anthony.

"Aku sudah memikirkan ini mas, aku gak tega ngeliat Cello yang selalu disakiti oleh Nio. Aku mau kita cerai mas, aku pengen bawa Cello pergi dari sini. Ini semua salah aku, andai aku gak minta buat angkat Cello jadi anak kita mungkin hidup Cello gak akan kayak gini," ucap Ratna tanpa menatap suaminya.

Anthony yang mendengar hal itu pun kaget, dia segera menggelengkan kepalanya kuat-kuat menolak ucapan Ratna.

"Gak, aku gak mau! Jangan pisahin aku sama Cello, Na. Aku udah anggap Cello sebagai anak kandungku, aku sayang sama Cello," tolak Anthony seraya menggenggam erat tangan Ratna.

"Tapi aku gak tega mas, Cello selalu terluka! Dia punya salah apa sama Nio? Selalu begitu, aku udah gak tahan mas!" ucap Ratna kembali menangis.

Anthony yang melihat istrinya kembali menangis pun langsung memeluk tubuh Ratna, dia mengelus punggung Ratna.

"Kamu jangan pergi, jangan pisahin aku sama Cello! Kamu tenang aja, mulai hari ini gak akan ada yang baka gangguin Cello lagi karena anak sialan itu sudah ku usir dari rumah," ucap Anthony membuat Ratna terbelalak kaget.

"Mas, kamu ngusir Nio?" Tanya Ratna tak percaya.

Anthony mengangguk dengan yakin, "Iya! Mas gak mau ada kemungkinan-kemungkinan buruk yang bakal nimpa Cello kalo anak sialan itu ada di rumah kita," jelas Anthony.

"T-tapi mas-"

"Gak ada tapi-tapian, selama anak itu ada di rumah pasti hidup Cello gak akan tenang Ratna! Dia aja berani dorong Cello ke tangga dan kita masih beruntung bisa menyelamatkan nyawa Cello, bagaimana jika dilain hari Nio berulah lagi? Mas gak mau Cello terluka, lebih baik mas kehilangan anak sialan itu ketimbang mas kehilangan Cello," jelas Anthony dengan penuh keyakinan membuat Ratna sedikit terharu melihat bagaimana sayangnya suaminya pada Cello.

"Makasih mas kamu udah anggap Cello kayak anak sendiri meskipun dia cuma anak angkat, tapi kamu sayang banget sama dia! Cello beruntung punya Daddy kayak mas," ucap Ratna seraya mengangkat wajahnya menatap suaminya.

Anthony tersenyum lalu mencium kening istrinya, "Sekarang kita ke kantin ya, kamu belum makan dari tadi."

Ratna menggeleng lemah, dia melepas genggaman tangan Anthony lalu beranjak mendekati Cello.

"Aku gak napsu makan, aku mau nunggu Cello sadar aja mas."

Anthony menghela napas lelah, dia berjalan mendekati tubuh istrinya, "Kamu harus makan aku gak mau kamu sakit, Cello pasti sedih ngeliat mommy nya sakit! Kamu mau liat Cello sedih?"

Ratna menggeleng lemah, dia menghapus air mata yang sedari tadi menetes, "Aku mau makan mas, aku gak mau Cello sedih. Tapi siapa yang jaga Cello kalo kita pergi?"

"Kamu tenang aja, nanti aku suruh bodyguard buat jaga di depan," ucap Anthony membuat kekhawatiran Ratna sedikit mereda.

Ratna mencium pelan kening Cello, "Mommy keluar sebentar ya, Cello cepat sadar. Mommy kangen,"

ARSENIOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang