"Kita pulang sekarang?" Tanya Hero setelah memasang helm miliknya
"Gak! Siang ini kita bakalan pergi," balas Arsenio sambil memasang helm miliknya.
Seperti hari biasanya Arsenio mengajar teman-temannya sampai bel pulang sekolah seperti sekarang.
"Pergi kemana?" Tanya Hero menaiki motornya.
"Ke mansion bang Setya," ucap Arsenio membuat Hero mengeryit. Tentu dirinya tahu keadaaan keluarga Arsenio yang membenci Arsenio, tapi untuk apa Arsenio pergi ke tempatnya Setya.
"Bang Setya?" Tanya Hero memastikan.
"Iya bang! Entar gue tunjukin jalannya, yok jalan bang!" Ajak Arsenio yang sudah naik di boncengan dengan tangan kanannya menepuk pundak Hero.
"Lo kira gue tukang ojek," sungut Hero dibalas tawa renyah Arsenio namun Hero tetap menjalankan motornya.
Mereka berdua meninggalkan geng Grevantos dan Cello yang masih duduk di motor masing-masing.
"Lo sadar gak sih? Hero makin jauh dari kita?" Tanya Bintang melihat kepergian Hero dan Arsenio.
"Bener! Ini semua gara-gara Nio. Dia emang bawa pengaruh buruk buat Hero," ucap Aska dengan wajah mengerut tak suka.
"Gue juga gak suka! Sejak Hero deket sama Nio dia jadi gak pernah ikut kumpul bareng sama kita," balas Bintang.
"Udah sih gak usah dibahas lagi! Mungkin emang Hero lagi pengen main sama Nio," ucap Keenan malas mendengar perkataan buruk teman-temannya itu.
"Kok lo jadi bela si Nio sih Keen?!" Tanya Bintang sewot.
"Di kalimat gue apakah ada kata-kata yang menunjukkan kalo gue bela Nio? Dahlah gue pulang dulu, males gue kalo kalian kayak gini terus," ucap Keenan memakai helm lalu menyalakan motornya dan pergi meninggalkan mereka.
Aksa yang tangannya masih di gips terkekeh pelan, "Liat! Enggak cuma Hero yang terpengaruh sekarang Keenan juga."
Bintang yang melihat kedua sahabatnya membela orang yang ia benci tentu tak terima, "Kurang ajar si Nio, berani-beraninya dia bikin geng kita pecah kayak gini."
"Aku khawatir kalian bakal terpecah belah. Aku gak mau persahabatan yang kalian jalin udah lama rusak gara-gara ini," ucap Cello dengan mimik sedih.
Aska yang mendengar Cello mengkhawatirkan persahabatannya merasa senang, ternyata Cello begitu menyayanginya.
"Tenang dek, abang gak akan biarin Grevantos hancur gitu aja." Ucap Aska sambil mengusap rambut Cello.
"Iya Cell, tenang. Gue gak akan biarin Nionjing itu ngerusak persahabatan kami," ucap Bintang.
"Ish kak Bintang, jangan diplesetin gitu nama kak Nio," tegur Cello dengan mulut mengerucut.
Hal itu sontak membuat Bintang tertawa gemas, "Astaga jadi adik gue aja yok Cell, lucu banget lo nya!"
***
Motor yang dikendarai Hero telah sampai di depan mansion mewah yang membuat Hero mengeryitkan dahinya yang tertutup helm. Sedari tadi dia sudah merasa aneh saat melewati gerbang yang tinggi nan mewah dan benar saja ternyata ada bangunan mewah dibalik besarnya gerbang tadi.
Hero melepaskan helmnya diikuti oleh Arsenio yang sudah turun dari motor.
"Ini beneran mansion bang Setya, Sen?" Tanya Hero tak yakin, bagaimana tidak dirinya sedikit mengenal kakak sulung dari si kembar itu dan tak mungkin Setya memiliki mansion mewah seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARSENIO
Teen Fiction[On Going] [BROTHERSHIP #02] [TRANSMIGRASI # 01] Zafran Arsenio adalah seorang remaja yang tinggal di panti asuhan yang terkenal akan kenakalan dan kecerdasannya. Bukannya terbangun di alam kubur tetapi Zafran Arsenio terbangun di tubuh seorang rema...