Ricky telah mengenakan seragam khas sekolah Arsenio, hari ini dirinya akan masuk sekolah. Dia tak sabar akan bertemu orang-orang yang telah menyakiti abangnya.
Mengingat perkataan Arsenio untuk pura-pura tak mengenal saat di sekolah diangguki oleh dirinya. Ia akan pura-pura menjadi siswa biasa namun ia tetap mengawasi gerak gerik Cello, agar Cello tak mengganggu kedamaian abangnya.
Ricky yang memiliki tubuh yang sedikit lebih besar ketimbang Arsenio meski umurnya lebih muda dari abang angkatnya itu. Mobil yang dikendarai oleh salah satu supir kepercayaan Setya memasuki wilayah sekolah.
Ricky terpukau melihat bangunan yang begitu besar berbeda jauh dengan sekolahnya dulu, dia benar-benar beruntung bisa bertemu dengan Arsenio.
Mobil berhenti tepat di depan lobi sekolah, pintu dibuka oleh sopir Setya membuat Ricky langsung turun dari mobil.
Dia membenarkan kerah lehernya sambil menatap siswa-siswi yang berjalan masuk ke dalam bangunan itu. Ricky sadar tak sedikit siswa maupun siswi yang menatap dengan tatapan penuh rasa ingin tahu ke arahnya namun dirinya acuhkan.
Dengan penuh percaya diri Ricky berjalan masuk ke dalam lobi sekolah, dirinya tahu jika dia sekelas dengan Cello dan hal itu membuat Ricky merasa senang.
Langkah Ricky terhenti bersamaan dengan seringai tipis terpasang di wajahnya, ternyata takdir berada di pihaknya. Di depannya ada Cello dan si kembar yang berjalan bersama-sama.
Bagaimana dirinya bisa tahu jika di depannya adalah Cello dan si kembar? Mudah saja dia sudah melihat semua foto keluarga anjing itu.
Ricky kembali berjalan dengan santai lalu melihat ada orang di belakang Cello dan si kembar ada yang membawa buku paket yang banyak, dengan sengaja Ricky menabrak tubuh orang itu hingga orang itu limbung dan menabrak ketiganya.
Brak!!
Cello dan si kembar jatuh tersungkur ke depan dengan buku-buku paket jatuh menimpa ketiganya tapi terlihat jelas yang paling terluka adalah Cello karena dia tepat berada di depan cowok yang membawa tumpukan buku paket tadi.
Ricky diam-diam menyeringai tipis melihat itu, setidaknya itu sedikit salam perkenalan darinya.
Dengan cepat Ricky mengubah mimik wajahnya menjadi raut khawatir.
"Aduh! Duh! Maaf gue gak sengaja, tadi ada yang dorong gue," ucapnya dengan nada sarat akan rasa bersalah.
Dia membantu cowok yang tadi ia tabrak, Rocky ikut memungut buku paket yang berjatuhan. Dengan matanya melirik ke arah Cello yang meringis memegangi lututnya yang lebam dan sedikit mengeluarkan darah.
Itu salam kenal dari gue, Cello bangsat!
Setelah membantu cowok yang tadi ia tabrak, Ricky berjalan ke arah Cello dan si kembar yang sudah berdiri, dapat dia lihat wajah khawatir dari si kembar.
"Sorry! Gue gak sengaja tadi."
Aska yang mendengar hal itu sontak menatap tajam Ricky, "Kurang ajar lo! Liat gara-gara ulah ceroboh lo adik gue luka!"
Ricky yang menerima amukan Aska pun ingin menghajar Aska dan kembarannya mengingat semua kelakuan biadab keduanya pada abang angkatnya, Arsenio. Padahal Cello hanya terluka sedikit tapi mereka sudah kesetanan apa kabar dengan yang telah mereka lakukan pada Arsenio. Mengingat hal itu malah membuat kadar kebencian Ricky pada mereka semakin meningkat.
Namun dia harus menahannya untuk kali ini, "Gue bener-bener minta maaf, gue obatin yuk!"
Cello yang merasa kesakitan pun hanya tersenyum paksa karena menahan sakit di lututnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARSENIO
Teen Fiction[On Going] [BROTHERSHIP #02] [TRANSMIGRASI # 01] Zafran Arsenio adalah seorang remaja yang tinggal di panti asuhan yang terkenal akan kenakalan dan kecerdasannya. Bukannya terbangun di alam kubur tetapi Zafran Arsenio terbangun di tubuh seorang rema...