T I G A L I M A

24.9K 3.3K 1.4K
                                    

Arsenio berjalan dengan langkah lunglai memasuki gerbang rumahnya.

Masih mengingat kejadian tadi yang membuatnya harus masuk ruang bk, untung saja dia tak dikeluarkan karena kurangnya bukti yang menyatakan dirinya bersalah. Namun semua orang terlanjur membenci dirinya, dia juga malas menjelaskan pada orang-orang yang tak mempercayainya.

"Tumben pulangnya naik ojek den," sapa Pak Sapto yang melihat majikannya pulang diantarkan oleh ojek online.

Arsenio mengangkat wajahnya yang sedikit lesu menatap satpam rumahnya itu, "Iya pak! Pengen naik ojek aja! Masuk dulu ya pak!"

"Iya, silakan den!" ucap Pak Sapto dengan nada sedikit cemas melihat Arsenio yang terlihat berbeda dari biasanya itu.

Arsenio berjalan menuju pintu rumahnya, tangan kanannya terangkat menyentuh gagang pintu dan membukanya lalu masuk ke dalam rumah.

Plak!

Arsenio memejamkan matanya merasakan pipi kirinya sakit terkena tamparan.

Apalagi ini?

Arsenio memegang pipinya yang sakit dia merasakan sudut bibirnya sobek menandakan seberapa keras tamparan itu.

Dia membuka matanya dan melihat ayahnya, Anthony pelaku yang menamparnya berdiri dengan wajah penuh emosi menahan amarah.

"KAMU APAKAN LAGI CELLO!" Teriak Anthony pada Arsenio.

"Aku gak ngelakuin apapun," balas Arsenio.

"BOHONG! Cello punya salah apa sama kamu sih Nio! Harusnya kamu itu bangga punya adek kayak dia bukannya malah nyelakain dia sampe masuk rumah sakit," ucap Anthony tak habis pikir dengan sikap Arsenio.

"Aku? Nyelakain dia? Gak salah, emang Daddy lupa Cello pernah dorong aku juga tapi apa reaksi Daddy gak ada tuh! Daddy bahkan gak jenguk Nio sama sekali, Daddy gak peduli. Sedangkan sekarang, Nio gak salah tapi dia yang jatuh sendiri malah Nio yang disalahin. Sebenernya anak Daddy itu aku apa Cello sih?" Tanya Arsenio bertubi-tubi.

"ARSENIO! KAMU JANGAN PURA-PURA GAK TAU! BANYAK YANG BILANG KALAU KAMU EMANG BENERAN DORONG DIA! Kamu mau ngelak apalagi?!" ucap Anthony menatap nyalang ke arah Arsenio merasa tak habis pikir dengan anaknya.

"Dia bohong Dad! Tapi percuma pasti Daddy gak percaya sama aku!" ucap Arsenio.

"Gimana saya bisa percaya kalo kamu aja sering nyelakain Cello! Keputusan saya udah bulat, mulai sekarang kamu bukan anak saya lagi! Silakan kamu pergi dari sini," ucap Anthony lantang sambil mengangkat tangannya menunjuk ke arah pintu.

Arsenio kehilangan kata-katanya, dia diusir?

"Daddy ngusir aku?" Tanya Arsenio tak percaya.

"Itu keputusan saya, saya gak mau kamu nyakitin Cello lagi. Lebih baik saya kehilangan kamu ketimbang saya harus kehilangan Cello," ucap Anthony tanpa melihat ke arah Arsenio yang berkaca-kaca.

Arsenio tertawa miris, "Daddy lebih milih anak yang gak jelas asal usulnya itu ketimbang aku yang anak kandung Daddy?"

Anthony segera menoleh ke arah Arsenio dengan pandangan marah ketika mendengar ucapan Arsenio yang menghina Cello.

Plak!

Sekali lagi tamparan melayang ke pipi Arsenio.

"Jangan bandingin Cello sama kamu! Kamu cuma anak pembawa sial, gara-gara kamu istri saya harus kehilangan nyawa! Udah sana bawa barang-barang kamu, mulai saat ini kamu bukan anak saya lagi! Saya gak sudi punya anak kayak kamu!" ucap Anthony yang lagi-lagi membuat sayatan di hati Arsenio.

Arsenio yang bukan Nio yang asli saja sudah merasa sakit hati apalagi Nio?

"Oke kalo itu keputusan Anda, jangan harap setelah kebenaran terungkap! Anda bisa mendapatkan maaf dari saya," ucap Arsenio dengan lantang lalu beranjak pergi dari kediaman Bagaskara.

ARSENIOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang