Sebulan sejak kejadian di kantin, hari ini adalah hari dimana lomba cerdas cermat diadakan, semua pun dengan gembira menyambutnya karena akan ada free class.
Berbeda dengan kelas XI IPA 6 yang kini terlihat ramai di jam 7 pagi, jangan heran kini mereka sudah teratur berangkat pagi dan mereka rajin belajar. Biasanya jika ada lomba seperti ini mereka akan pergi ke kantin atau bahkan bolos karena memang tak ada satupun yang mau dan berani mengikuti lomba cerdas cermat secara mereka selalu diremehkan dan dipandang sebelah mata oleh kelas lainnya.
Saat ini mereka telah duduk melingkar di lantai, kursi dan meja mereka tumpuk di paling belakang untuk memperluas area depan kelas. Arsenio duduk di antara Bimo dan Rehan.
"Siap tempur hari ini?" Tanya Arsenio pada mereka.
Mereka pun mengangguk semangat, setelah lebih dari sebulan mereka belajar dan hari inilah mereka akan membuktikan kehebatan mereka.
"Okay udah pas yaa, yang ikut lomba Matematika Surya, Saka, Satria sama Siska terus yang ikut lomba Biologi Zello, Devan, Aluna, sama Airin terus lomba Kimia Renald, Yoga, Septian, Dhea, yang terakhir lomba Fisika Bimo, Zaki, Indah. Dan terakhir lomba campuran MIPA, yang bakal maju gue, Rehan, sama Serra," ucap Arsenio sambil membuka buku catatan miliknya.
Untuk lima cabang lomba cerdas cermat kali ini setiap perwakilan membutuhkan 4 orang meskipun di lomba MIPA kekurangan satu orang namun pastinya tak begitu berpengaruh pada kelompoknya. Bukan tanpa alasan Arsenio memilih ikut di lomba MIPA selain karena mencakup semua materi, dia juga tahu jika Cello pasti mengikuti lomba MIPA. Dan ia pastikan dia akan bertemu dengan Cello di babak final, dan menunjukkan kepada mereka kalau dia bisa mengalahkan si bangsat Cello. Dan beruntungnya lagi Ricky tak ikut lomba cerdas cermat karena tak ingin satu kelompok dengan Cello.
Apalagi lomba kali ini akan di tonton oleh warga sekolah membuat Arsenio semakin semangat untuk mengalahkan Cello.
"Semoga kerja keras kita selama ini mendapatkan hasil yang memuaskan. Gue pribadi berterimakasih sama kalian, kalian hebat bisa membuktikan pada diri kalian sendiri kalo kalian mampu memahami materi yang udah gue sampaikan. Jangan jadikan lomba ini beban, gue gak minta sama sekali buat kalian untuk dapet juara dan menang. Gue udah seneng banget sama perubahan kalian yang sekarang, sebelum ke sana kita berdoa dulu."
Arsenio mengucapkannya dengan hati yang tulus, dia benar-benar kagum dengan teman sekelasnya yabg begitu gigih memperjuangkan apa yang mereka inginkan.
"Berdoa menurut kepercayaan dan keyakinan masing-masing, berdoa dimulai."
Mereka pun berdoa menurut kepercayaan masing-masing, Arsenio memasrahkan semuanya kepada yang diatas.
"Semangat kalian! Gue yakin kalian bisa!" Ucap Serra sambil mengepalkan tangannya ke udara. Memberi semangat kepada semuanya.
"Kalah gak masalah, menang alhamdulillah," ucap Rehan.
"Yoi, bener banget. Habis ini kita makan-makan yok!" Ucap Surya diangguki oleh beberapa murid.
"Gass! Kalo bisa kita menang lumayan dapet cuan bisa buat makan nanti," ucap Bimo membuat yang lainnya tersenyum lebar.
"Mantep! Jadi tambah semangat nih!"
***
Arsenio melambaikan tangannya ke arah teman-temannya yang pergi keluar kelas menuju lokasi lomba masing-masing. Mereka tak ingin dirinya melihat perlombaan mereka, mereka mengatakan akan memberi tahu hasilnya saja.
Lomba cerdas cermat Matematik, Biologi, Kimia, dan Fisika akan dilakukan secara bersamaan dengan lokasi berbeda-beda. Di mana lomba cerdas cermat Matematika dilakukan di kelas X IPA 1, lomba cerdas cermat Biologi di adakan di kelas XI IPA 2, lomba cerdas cermat Kimia diadakan di kelas XII IPA 1, dan yang terakhir lomba cerdas cermat Fisika diadakan di kelas XII IPA 2.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARSENIO
Teen Fiction[On Going] [BROTHERSHIP #02] [TRANSMIGRASI # 01] Zafran Arsenio adalah seorang remaja yang tinggal di panti asuhan yang terkenal akan kenakalan dan kecerdasannya. Bukannya terbangun di alam kubur tetapi Zafran Arsenio terbangun di tubuh seorang rema...