D U A S A T U

29.8K 3.9K 768
                                    

"Bagaimana keadaannya dok?" Tanya Arsenio melihat dokter keluar dari ruangan Ricky.

"Dia baik-baik saja, nak. Luka lebamnya sudah saya obati, beberapa jam lagi dia akan siuman." Ucap dokter membuat Arsenio merasa lega.

"Baik, dok. Terimakasih," ucap Arsenio sambil tersenyum sopan.

"Sama-sama, saya pergi dulu." Pamit sang dokter.

Arsenio segera masuk ke dalam ruangan Ricky, dia melihat Ricky yang tak sadarkan diri dengan luka-luka yang telah diobati.

Arsenio duduk di kursi depan ranjang, matanya menerawang mengingat perkataan Setya tadi.

Arsenio yang menunggu pengobatan Ricky dikagetkan dengan kedatangan Setya.

"Kamu baik-baik saja?" Tanya Setya sambil menghampiri Arsenio dan menatap dari ujung kaki hingga ujung kepala mencari apakah ada luka di tubuh adiknya.

"Nio baik-baik aja bang!" Arsenio tahu abangnya itu khawatir dengannya.

"Bagaimana dengan anak itu?" Tanya Setya.

Seakan tahu yang dimaksud dengan anak itu adalah Ricky, Arsenio pun menjawab. "Dia masih diperiksa bang!"

Setya mengangguk, dia pun duduk di samping adiknya. Merebahkan tubuhnya yang sudah lelah karena sedari tadi berkutat dengan dokumen.

Ya, Setya memang terkenal dengan workaholic bahkan tadi setelah mengantarkan Arsenio pulang dari mansionnya ia langsung pergi ke kantor lagi. Bahkan sampai malam hingga telpon dari Arsenio membawanya sampai di sini.

"Abang sudah mendapatkan informasi mengenai Ricky."

Mendengar perkataan Setya membuat Arsenio menoleh menatap abangnya kaget, secepat itu?

"Hal seperti itu sangat mudah untuk abang dek," ucap Setya seakan tahu pemikiran Arsenio.

"Terus apa yang abang dapet?" Tanya Arsenio.

"Ricky Candra, salah satu anak panti asuhan Kasih Bunda namun memutuskan tinggal sendiri di sebuah kost-kostan di daerah kumuh tapi hari ini dia diusir. Lahir tanggal 21 September 15 tahun yang lalu, dia merupakan anak yang cerdas karena sekarang dia sudah kelas 11. Dengan kecerdasannya dia sekolah dengan beasiswa , selain itu dia juga pintar dalam hacker. Dia tadi akan pergi mencari tempat tinggal lain namun beberapa remaja dari sekolah lain mengganggu dan memukulnya."

Mendengar penjelasan Setya tentang Ricky membuat seringai tipis terbit di bibir Arsenio.

"Bang!" Panggil Arsenio membuat Setya menoleh, dia memberi gestur bertanya pada Arsenio.

"Nio punya satu permintaan, dan Nio hanya ingin mendengar kata 'iya' dari mulut abang," ucap Arsenio membuat lipatan terlihat jelas di kening Arsenio.

"Apa itu?"

"Nanti  abang juga tahu," ucap Arsenio mengikuti ucapan Setya tadi siang membuat Setya mendengus pelan.

"Terserah."

Lamunan Arsenio buyar saat mendengar lenguhan seseorang, matanya menatap ke arah Ricky yang telah sadar.

Ricky mengerjapkan matanya menyesuaikan langit-langit ruangan berwarna putih. Ringisan lolos begitu saja dari bibirnya ketika rasa sakit mendera seluruh tubuhnya apalagi wajahnya.

"Bagaimana keadaanmu?" Tanya Arsenio melihat kedua mata Ricky telah terbuka.

Arsenio tersenyum tipis melihat Ricky melirik ke arahnya.

ARSENIOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang