Arsenio mengarahkan motornya memasuki gerbang sekolahnya, dari balik kaca helm dapat Arsenio lihat banyak orang-orang yang menatap penasaran ke arahnya.
Namun Arsenio melenggang dengan cuek, dia mengarahkan motornya menuju ke parkiran. Arsenio sedikit berdecih ketika melihat geng Grevantos di parkiran yang duduk berjejer di motor masing-masing melihat ke arahnya. Dengan malas dia memarkirkan motor milik Ricky di sebelah motor Bintang.
Arsenio tentu saja sadar geng Grevantos menatap penuh penasaran ke arahnya, namun saat dia membuka helm full face nya bunyi decakan langsung terdengar. Arsenio bisa merasakan tatapan penuh kebencian yang dilayangkan teman-teman si kembar.
Mata Arsenio bertemu dengan mata Hero namun dengan cepat Hero memalingkan wajahnya membuat Arsenio merasa sedikit kecewa dengan orang yang sudah dia anggap sebagai abangnya itu.
"Ternyata si penjahat yang make motor," celetuk Bintang dengan nada sinis yang terlalu ketara.
Tentu saja Bintang membenci Arsenio yang telah menyebabkan Cello masuk rumah sakit, dan sampai saat ini dia masih di rawat.
Arsenio menoleh ke samping, alis kanannya terangkat naik.
"Penjahat mana yang lo maksud?" Tanya Arsenio santai.
Aksa dan Aska yang mendengar nada santai Arsenio setelah apa yang dilakukannya pada Cello membuat keduanya merasa emosi. Mereka berdua secara serempak turun dari motor lalu merangsak maju ke depan.
"Lo penjahat! Gara-gara ulah lo, Cello harus masuk rumah sakit," ucap Aska yang diangguki oleh kembarannya, Aksa.
Arsenio terkekeh pelan membuat amarah si kembar semakin tersulut.
"Emang gue yang dorong Cello ke tangga, hm?" Tanya Arsenio.
"Bangsat! Lo jangan sok polos, gue tahu pasti lo yang bikin Cello celaka!"
Idih, gue gak sok polos kayak adek lo njing. Batin Arsenio.
Arsenio ingin membalas ucapan Bintang namun Aska lebih dulu membuka mulutnya.
"Cello punya salah apa sih sama lo? Kenapa lo selalu gangguin dia ha?! Sampe-sampe lo bikin adek kesayangan gue terluka, lo emang jahat! Gue gak sudi punya adek kayak lo! Beruntung Daddy ngusir lo dari rumah!" Marah Aska pada Arsenio.
"Pasti lo iri kan sama Cello karena gue sama Aksa lebih sayang sama Cello ketimbang anak pembawa sial kayak lo! Makanya lo mau bikin Cello celaka dengan cara dorong dia dari tangga!" Tambah Aksa membuat Aska yang mendengarnya menganggukkan kepalanya.
Arsenio menghela napas mendengar ocehan si kembar, "Iri sama Cello? Apa yang bikin gue iri dari Cello? Terus masalah kasih sayang kalian berdua? Sorry, gak butuh!"
Setelah mengatakan hal itu Arsenio turun dari motor dan beranjak dari sana namun baru beberapa langkah, Arsenio berbalik.
"Satu lagi, lo gak tahu seberapa munafik dan manipulatif cowok yang lo sebut adek itu!"
Si kembar yang mendengar Arsenio berbicara buruk mengenai Cello pun tak terima, Aska langsung turun dari motornya dan menerjang Arsenio dari belakang.
Arsenio yang memiliki insting tajam pun langsung berbalik dan menahan serangan Aska, dengan wajah datar Arsenio memutar kepalan tangan Aska lalu memberi tendangan hingga membuat Aska terjatuh.
Mereka yang melihat Aska yang dijatuhkan dengan mudahnya oleh Arsenio merasa terkesiap, Aska yang ahli beladiri saja dengan mudah dilumpuhkan oleh Arsenio. Apalagi mereka, membuat mereka yang membayangkan bergidik ngeri.
Aksa yang melihat kembarannya kesakitan pun tak terima, dia maju memberi pukulan pada wajah Arsenio membuat Arsenio yang belum siap menerima pukulan hingga sudut bibirnya robek.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARSENIO
Teen Fiction[On Going] [BROTHERSHIP #02] [TRANSMIGRASI # 01] Zafran Arsenio adalah seorang remaja yang tinggal di panti asuhan yang terkenal akan kenakalan dan kecerdasannya. Bukannya terbangun di alam kubur tetapi Zafran Arsenio terbangun di tubuh seorang rema...