D U A E M P A T

27.8K 3.6K 482
                                    

Kring..kring..kring

Bunyi bel istirahat berbunyi, Ricky merapikan buku-bukunya yang berserakan di atas meja. Dirinya duduk di deretan kiri dekat tembok di pojok belakang dan untungnya lagi dia duduk sendiri tak ada teman sebangku karena dia juga males berbasa-basi.

"Haii, Ricky!"

Suara sapaan membuat Ricky menghentikan aksi merapikan bukunya dan menoleh ke asal suara.

Rasanya Ricky menyesalinya sekarang, di depannya ada Cello yang melambaikan tangannya sambil tersenyum manis padanya.

"H-hai," ucap Ricky sambil tersenyum canggung.

Mendengar respon Ricky senyum Cello semakin lebar, "Kenalin namaku Cello Bagaskara, kamu bisa panggil Cello. Semoga kita bisa jadi teman baik."

Ricky dalam hati mendecih Bagaskara? Dia hanyalah anak angkat dari keluarga itu bagaimana bisa dia dengan seenaknya memakai marga itu tapi mungkin saja keluarga bangsat itu dengan seenaknya memberikan marganya.

"Gue Ricky Chandra, lo bisa panggil gue Ricky. Okay mulai hari ini kita berteman," ucap Ricky sambil tersenyum tipis.

Menjadi temannya akan lebih mudah untuk menghancurkannya.

Cello yang mendengar hal itu pun tersenyum senang, "Kalo gitu ayo kita ke kantin."

Ricky yang mendengar hal itu pun sebenarnya malas namun dia tetap mengangguk siapa tahu di kantin dia bisa bertemu Arsenio.

Ricky memasukkan buku-bukunya ke dalam laci lalu berdiri dari duduknya. Ricky dan Cello berjalan berdampingan menuju pintu kelas namun mata Ricky melihat si kembar yang sudah berada di depan pintu kelas mereka.

Aska dan Aksa menata tajam ke arah Ricky, tentu keduanya masih ingat Ricky adalah orang yang menabrak mereka dan tentunya membuat lutut Cello terluka.

"Ngapain lo deket-deket sama adik gue," sentak Aksa sambil menarik dengan lembut Cello ke sisi tubuhnya.

Idih, kalo enggak terpaksa dan juga rencana Arsenio mana mau Ricky deket-deket sama Cellonjing itu. Nanti dia terkena virus polos-polos bangsat lagi.

"Dia temen aku sekarang kak," balas Cello sontak membuat si kembar menoleh ke arah Cello meminta penjelasan.

"Dek! Dia tadi udah celakain kamu dan sekarang kamu bilang dia jadi temen kamu?" Tanya Aska tak habis pikir dengan pemikiran Cello itu.

"Kak Aska, Kak Aksa! Kan adek gak punya temen di kelas terus sekarang adek punya, please izinin aku buat temenan sama Ricky," pinta Cello dengan memelas.

Ricky yang melihat itu ingin sekali muntah namun dia tahan-tahan, drama sekali hidup Cello ini Tuhan.

Melihat raut memelas Cello yang menggemaskan Aska dan Aksa pun saling menatap lalu kembali menatap Cello lagi. Si kembar pun menganggukkan kepalanya mengizinkan sontak membuat Cello tersenyum manis.

"Makasih kak Aska! Kak Aksa!" ucap Cello sembari memeluk dua kakak kembarnya itu.

Aska dan Aksa pun membalas pelukan Cello, namun mata keduanya menatap tajam Ricky.

ARSENIOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang