Arsenio, Rehan, dan Serra tersenyum sumringah menerima piala juara 1 Lomba Cerdas Cermat Campuran yang diberikan kepala sekolah kepada mereka.
"Selamat ya," ucap Pak Rudi selaku kepala sekolah memberi selamat.
"Makasih Pak!" ucap ketiganya kompak.
Serra menatap piala yang dia pegang dengan perasaan senang bercampur haru, dia tak kuasa menahan air matanya melihat hasil usahanya selama ini berbuah manis.
"Jangan nangis Serr! Ini waktunya kita seneng-seneng," ucap Surya melihat sahabatnya menangis.
"Ini tangis bahagia, bego!" ucap Serra sambil melepaskan piala yang sedari tadi mereka pegang lalu menghapus air matanya.
"Okay, semua juara udah dapet piala! Sekarang waktu yang ditunggu-tunggu, apalagi kalo bukan pengumuman juara umum lomba cerdas cermat!" ucap Pak Samsudin semangat selaku mc.
Seluruh murid kelas XI MIPA 6 berdiri di belakang Arsenio, Rehan, dan Serra bertepuk tangan dengan semangat bahkan Bimo pun bersiul dengan keras.
"Udah jelaslah yang menang kelas XI MIPA 6!"
"Gila sih mereka mecahin rekor!"
"Ternyata mereka pinter-pinter anjir!"
"Gue insinyur ngelihat mereka dapet piala!"
"Insecure goblok! Ngomong kek gitu aja salah pantes lo gak dapet piala!"
"Lo juga sama, jan sok pinter!"
Berbagai bisik-bisik siswa di aula gedung terdengar keras melihat kelas XI MIPA 6 yang berdiri di atas panggung yang membawa berbagai piala juara lcc.
"Okay! Tanpa basa-basi karena kalian udah pasti tahu siapa yang dapet piala juara umum! Selamat buat kelas XI MIPA 6 kalian jadi juara umum!" ucap Pak Samsudin.
Seorang pria yang menjadi salah satu dewan sekolah berjalan dengan seorang panitia membawa piala yang begitu besar berjalan di belakangnya.
"Sen! Cepet lo yang nerima pialanya!" ucap Rehan melepaskan tangan Arsenio dari piala juara 1 lcc campuran.
"Kok gue?" Tanya Arsenio sambil menunjuk dirinya sendiri.
"Ya iyalah! Mau siapa lagi, lo kan yang paling berjasa udah buruan gak usah ngebacot!" ucap Surya mendorong Arsenio untuk maju menerima piala juara umum.
Arsenio tersenyum sopan lalu menerima jabatan tangan dari pria tersebut. Setelah itu Arsenio menerima piala juara umum yang begitu besar itu dengan tersenyum lebar.
Seorang pria yang menjadi panitia memfoto serah terima piala itu lalu memberi gestur untuk semua teman sekelas Arsenio untuk berfoto.
Surya, Bimo, dan Zaki yang melihat itu lalu berjalan menerobos tubuh Rehan dan Serra dan duduk di depan mereka sambil memegang piala.
Siska pun tak kalah dia pun maju mengikuti tingkah teman-temannya, Arsenio yang melihat teman-temannya menggelengkan kepalanya. Dia berdiri di samping Rehan dan Serra
Pria yang menjadi panitia pdd pun mengatur kelas XI MIPA 6 agar terlihat bagus dan rapi di foto.
Setelah merasa bagus dan rapi, pria itu mengarahkan kameranya ke arah mereka, "Satu..dua..tiga, ckrek!"
"Sekarang gaya bebas," perintah panitia itu yang langsung dilakukan oleh Arsenio dan teman-temannya.
Berbeda dengan suasana happy yang dirasakan kelas XI MIPA 6, Cello mendekati kakak-kakaknya dan teman-temannya dengan wajah mendung menahan nangis dan kekecewaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARSENIO
Teen Fiction[On Going] [BROTHERSHIP #02] [TRANSMIGRASI # 01] Zafran Arsenio adalah seorang remaja yang tinggal di panti asuhan yang terkenal akan kenakalan dan kecerdasannya. Bukannya terbangun di alam kubur tetapi Zafran Arsenio terbangun di tubuh seorang rema...