"Lo beneran mau ngajarin kita Sen?" Tanya Bimo dengan keraguan tingkat tinggi.
"Serahin sama gue, gue yang bakal jadi guru kalian," ucap Arsenio lalu berjalan menuju depan kelas.
Teman sekelasnya pun berbondong-bondong duduk dengan rapi di meja masing-masing.
Sebelum Arsenio memulai, dia segera menutup pintu lalu menyuruh yang lainnya menutup jendela dan gorden. Setelah itu kelas terlihat sangat tertutup.
"Ngapain kita tutup semuanya Sen?" Tanya Serra melihat kelas kini terlihat berbeda dari biasanya.
"Kita harus diem-diem belajarnya biar mereka yang ngeremehin kita syok liat kepinteran kita," ucap Rehan diberi acungan jempol oleh Arsenio.
"Betul, 100% buat Rehan. Kalian siap?" Tanya Arsenio.
Mereka pun mengangguk mengiyakan.
"Oke kita mulai, besok pas lomba itu ada 4 mata pelajaran yang dilombakan. Matematika, Fisika, Biologi sama Kimia kan?"
"Yoi, denger namanya aja gue udah ngeri sendiri," celetuk Surya sambil menggosok kedua lengannya.
"Sama gue juga," sahut Zaki.
"Tenang kawan ada gue di sini, untuk awalan kita bakal belajar matematika dulu ya. Ada yang bawa buku paket Matematika?" Tanya Arsenio diujung kalimatnya.
"Gue gak bawa cuma bawa buku tulis satu," ucap Siska diangguki oleh para siswi perempuan.
"Anjer, cewek cuma bawa buku satu! Gue dong bawa dua," sombong Renald sambil mengacungkan dua buku tulisnya.
"Gak guna goblok! Si Arsen butuhnya buku paket!" Sentak Zello mengambil satu buku milik Renald karena dia tak membawa buku.
"Modal nyet!"
"Halah sok banget, ini aja lo juga ngambil entah miliknya siapa. Lo juga gak modal bangsat!" Umpat Zello dibalas dengusan Renald karena benar apa yang dikatakan Zello, dia mengambil buku milik Marco.
"Gue ada!" Acung Rehan membuat kelas menjadi heboh.
"Gilaa bos ternyata lo rajin juga," ujar Yoga tak menyangka Rehan membawa buku paket.
"Iyalah, Rehan bawa orang semua buku paket dia tinggal di laci." Celetuk Zaki yang duduk di sebelah Rehan.
"Hashh gak jadi nyanjung, gue tarik pujian gue tadi," ucap Yoga sambil memutar bola matanya malas.
Arsenio tertawa dulu juga di kelasnya banyak teman-temannya yang malas membawa pulang buku paket, mereka menyimpannya di laci meja.
Arsenio berjalan menuju meja Rehan lalu mengambil buku paket milik Rehan. Ia membuka buku itu untuk melihat materi apa saja yang ada, Arsenio mengangguk ketika membaca daftar materi yang sudah ia pahami. Jelas Arsenio sudah paham di kehidupannya yang dulu dia sudah kelas 12 dan hampir lulus.
"Okey, kita bakal belajar program linear dulu ya."
Arsenio mengambil spidol lalu menulis beberapa pokok penting materi yang diajarkan di bab program linear.
Tak lupa dia juga memberikan contoh soal agar teman-temannya lebih paham.
"Ada pertanyaan gak?" Tanya Arsenio menatap semua teman-temannya yang sedari tadi menatapnya.
"Astaga ternyata segampang itu?" Tanya Surya tak percaya.
Yang lainnya pun juga mengangguk ada kebanggaan tersendiri mereka mampu memahami apa yang dijelaskan oleh Arsenio.
"Sen lo cocok deh jadi guru," celetuk Bimo.
"Jangan Sen, jadi ayah untuk anak-anak gue aja Sen lumayan memperbaiki keturunan," ucap Serra terpukau melihat kehebatan Arsenio.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARSENIO
Teen Fiction[On Going] [BROTHERSHIP #02] [TRANSMIGRASI # 01] Zafran Arsenio adalah seorang remaja yang tinggal di panti asuhan yang terkenal akan kenakalan dan kecerdasannya. Bukannya terbangun di alam kubur tetapi Zafran Arsenio terbangun di tubuh seorang rema...