T I G A P U L U H

27.8K 3.7K 631
                                    

Arsenio turun dari motor milik Bimo lalu melepaskan helmnya dengan satu tangan karena tangan kirinya sedang membawa piala juara umum. Padahal dirinya sudah bersikeras untuk menyimpan piala itu di kelas namun teman sekelasnya menolaknya dengan keras.

"Makasih Bim udah dianterin!" ucap Arsenio sambil menyugar rambutnya.

"Santai, kayak sama siapa aja! Gue langsung balik ya." pamit Bimo sambil menurunkan kaca helmnya.

"Oke, hati-hati bro!" ucap Arsenio yang langsung diangguki oleh Bimo.

Bimo membunyikan klakson motornya sekali lalu mengendarai motornya meninggalkan kediaman Bagaskara.

Arsenio melangkahkan kakinya namun baru selangkah dia menghentikan langkahnya. Matanya melirik dua motor yang berjalan memasuki rumahnya, siapa lagi kalo bukan si kembar dan juga Cello yang baru pulang dari entah mana Arsenio tak sekepo itu.

Arsenio menatap datar Aksa yang begitu perhatian pada Cello dengan melepaskan helm yang dikenakan Cello dan merapikan rambut Cello yang sedikit berantakan.

Gak punya tangan, apa gimana tuh? Batin Arsenio yang tak tahan untuk berjulid.

Arsenio malas jika harus masuk berbarengan dengan mereka jadi dia akan menunggu mereka masuk terlebih dahulu setelah itu baru dia yang akan masuk.

Arsenio berjongkok lalu meletakkan pialanya di depannya dan mengambil ponselnya yang ada di dalam kantong seragamnya, sembari menunggu dia akan bermain game dulu.

Sekitar sepuluh menit Arsenio bermain game, Arsenio mengangkat kepalanya dari layar ponsel dan melihat ketiga cecunguk itu sudah menghilang.

Arsenio menggerakkan kepalanya yang pegal lalu mengambil piala miliknya dan berdiri, dia menyimpan ponsel miliknya.

Dengan langkah santai Arsenio berjalan memasuki rumahnya, Arsenio membuka pintunya dan di sambut dengan drama keluarga bahagia.

"Adek pasti juara ya kan?" Tanya Anthony sambil memeluk tubuh Cello dengan bangga, sedangkan yang dipeluk hanya tersenyum terpaksa.

Arsenio yang mendengar hal itu menaikkan satu alisnya, dia akan menonton drama ini dulu sebelum masuk ke dalam kamarnya.

"Iya dong Dad! Pasti anak kita kan pinter, udah sering menang olimpiade! Pasti lomba cerdas cermat hari ini bukan apa-apa." Balas Ratna dengan senyum lembutnya, dia berdiri di samping suaminya. Tangan lentiknya mengelus pelan rambut Arsenio.

Arsenio ingin rasanya tertawa keras melihat bagaimana Anthony dan Ratna yang begitu membangga-banggakan Cello. Matanya melirik ke arah Aksa dan Aska yang diam membisu seakan tak ingin mengatakan hal yang sebenarnya. Apalagi Cello yang hanya tersenyum seakan-akan dirinya tak kalah lomba.

Arsenio berjalan dengan kaki menatap lantai dengan lumayan keras, hal itu membuat drama keluarga bahagia itu menoleh ke arahnya karena langkah kakinya yang keras.

Anthony melepaskan pelukannya dari Cello dan melihat Arsenio yang berjalan memasuki rumah dengan memeluk piala yang begitu besar.

"Astaga, Cello! Kamu gak boleh gitu, Mommy gak suka! Kamu nyuruh Nio buat bawa piala kamu?" Tanya Ratna menegur Cello yang dia pikir menyuruh Nio untuk membawa piala juara milik anak bungsunya itu.

Arsenio ingin rasanya tertawa keras mendengar ucapan Ratna yang berpikir kalo dia membawakan piala milik Cello.

Arsenio berjalan mendekati keluarga bahagia itu, "Mana sudi saya bawa piala dia! Ini piala milik saya, dan anak anda yang katanya sering menang lomba nyatanya kalah saat berhadapan dengan saya."

Anthony dan Ratna yang mendengar itu terbelalak kaget, mereka tak percaya jika Arsenio yang memenangkan lomba dan bukannya Cello.

Sepasang suami istri itu pun menoleh ke arah Cello yang matanya sudah berkaca-kaca. Melihat itu seakan membenarkan ucapan Arsenio.

ARSENIOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang