Zayyan membuka pintu mobil di kursi depan untuk Danisa, mempersilahkan wanita itu untuk masuk. Danisa menghela nafas panjang sebelum akhirnya masuk dan duduk dengan tenang tanpa sepatah katapun.
“Saya rasa kita perlu bicara di tempat lain,” kata Zayyan yang kemudian menjalankan mobilnya dengan tujuan yang entah kemana.
Danisa hanya menatap keluar jendela, dia tak tahu kata pembuka yang seperti apa yang harus dia ucapkan untuk membuka sesi perdebatan dengan sang dosen angkuh di sebelahnya ini.
“Sudah sampai,” Zayyan yang kemudian turun meninggalkan Danisa yang masih duduk di dalam mobil dan menatap sekelilingnya, pria itu memang tidak romantis sama sekali.
“Ngapain ke sini sih?” gumam Danisa.
Mereka tengah berada di Pantai Losari. Tak banyak pengunjung yang datang, mungkin karena langit yang tidak begitu bersahabat malam ini. Zayyan tengah duduk di kursi yang tersedia dengan posisi yang berhadapan dengan pantai. Rasanya sangat nyaman, sangking nyamannya dia hampir lupa tujuannya datang kemari.
(kira-kira begini posisinya)
“Kenapa harus ke sini?” tanya Danisa yang sekarang tengah berdiri di samping kanan Zayyan dan melipat kedua tangannya di depan dada.
“Saya mau liat pantai,” jawab Zayyan dengan Danisa yang kembali menghela nafas panjang lalu ikut duduk di kursi sebelah kanan Zayyan.
“Maaf sebelumnya yah pak Yuda, mungkin beberapa kalimat yang akan keluar dari mulut saya tidak sepatutnya untuk didengar tapi saya sulit untuk mengendalikan ucapan jika sudah merasa marah” Zayyan mengangguk pelan sembari terus menatap kedepan di mana air laut terlihat amat tenang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wedding Accident
General FictionBagaimana jadinya, jika seorang wanita berumur 22 tahun yang berstatus sebagai mahasiswa semester akhir malah melaporkan dosen pembimbingnya ke kantor polisi hanya karena belum memberikan tandatangan pada lembar acc skripsinya? Danisa adalah seoran...