21. Ikan Hiu Meksiko

4.9K 261 5
                                    

“Aku berangkat sekarang, assalamualaikum

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Aku berangkat sekarang, assalamualaikum...” Danisa berpamitan kepada orang tuanya.

“Aku juga pamit yah, om dan tente.” ucap Zaidan pada Akifah dan Vamana yang memandang sendu Danisa dan Zaidan bergantian.

“Kirain bener mau tinggal dan sekolah di sini” ucap Vamana.

Zaidan tersenyum walau hatinya sedikit terluka melihat tatapan mata pria setengah baya itu padanya.

“Kalau libur sekolah main ke sini juga yah,” pinta Akifah.

“Perasaan aku deh anak ayah sama ibu, tapi kenapa malah lebih sedih karena Zaidan?” iri Danisa dengan bibir mengerucut.

“Kamu perginya cuman 3 hari, kalau Zaidan gak tahu kapan ketemu lagi.” jawab Vamana.

“Aku bakal ke sini lagi kok, tapi gak tahu kapan.” Zaidan menjawab dengan senyumnya yang akan dirindukan oleh Vamana dan Akifah juga Danisa.

“Aku pamit, Assalamualaikum...” Zaidan mengambil tangan kanan Vaman lalu Akifah untuk disalaminya.

Tinggal di rumah Danisa beberapa hari membuat Zaidan belajar banyak soal menjadi adik yang baik, juga anak yang berbakti. Bagaimana tidak, setiap malam Zaidan menghabiskan waktu mengobrol dengan Vaman atau mereka begadang menonton pertandingan sepak bola bersama, pasti nanti rasanya akan berbeda.

Waalaikumsalam...” Vamana dan Akifah menjawab secara bersamaan.

Kini keduanya, Danisa dan Zaidan menarik koper masing-masing menuju mobil yang tengah terparkir di depan rumah yang tak lain adalah mobil Zayyan.

“Pak supir! Tolong buka bagasi!” teriak Zaidan membuat Zayyan berdecak kesal, sepertinya pelajaran menjadi adik yang baik masih harus ditambah untuk Zaidan.

“Sini biar aku aja,” Danisa meraih koper Zaidan dan memasukkannya ke bagasi mobil setelah pintu bagasi terbuka lebar.

“Aku yang ngangkat ini!” Zaidan meraih koper Danisa dan mencoba mengangkatnya namun gagal karena koper itu benar-benar berat.

“Isinya apa kak? Berat banget ini.”

Danisa hanya mengangkat bahunya asal, Zayyan yang menonton pertunjukan di hadapannya sejak tadi kini melangkah mengambil alih koper Danisa dan memasukkannya ke dalam bagasi, tepat berada di sebelah kopernya berada.

“Kak Danisa kayanya bawah barang buat persiapan sebulan deh,” ucap Zaidan asal, Danisa hanya tersenyum lalu memukul bahu Zaidan pelan.

“Kita berangkat!” perintah Zayyan dengan Danisa dan Zaidan ikut masuk ke dalam mobil dengan tujuan bandara Sultan Hasanuddin.

“Daddy sedang mengurus semua keperluanmu, belajar dengan baik di sana,” Zayyan berucap dengan menoleh ke kiri sebentar di mana Zaidan duduk tepat di sebelahnya di samping kursi kemudi dengan Danisa yang duduk anteng di kursi penumpang bagian tengah.

Wedding AccidentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang