9. Kopi Sianida

7.6K 406 3
                                    

Danisa menatap sekelilingnya, dia sedang berada di rumah kediaman orang tua Zayyan yang tak lain adalah calon mertuanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Danisa menatap sekelilingnya, dia sedang berada di rumah kediaman orang tua Zayyan yang tak lain adalah calon mertuanya. Danisa tengah duduk di ruang tamu berhadapan dengan Zaidan yang kini menatapnya datar, mirip dengan tatapan kakaknya.

"Ngga salah memang kalau mereka saudara, sama-sama datar" batin Danisa berucap. Sejujurnya, Danisa benci kecanggungan.

"Nama saya Danisa, nama kamu siapa?" tanyanya pada Zaidan yang duduk tepat di kursi sebrang yang berhadapan dengannya.

"Zaidan Yuwa Xander, noona bisa panggil Zaidan aja" jelas Zaidan.

"Noona?"

"Panggilan untuk kakak perempuan dari adik laki-laki, bahasa korea."

"Oh, begitu yah? Masih sekolah?" Danisa kembali bertanya dengan santai, membuat Zaidan mengerutkan keningnya bingung. Dipikirnya, biasanya seseorang akan bersikap jaim atau malu-malu pada orang baru tapi melihat bagaimana santainya calon istri kakaknya itu bertanya membuat Zaidan semakin penasaran akan sosok Danisa.

"Aku baru mau masuk Kuliah."

"Sudah daftar untuk kuliah nya?" tanya Danisa dengan wajah yang terlihat antusias, Zaidan jadi terbawa suasana santai yang Danisa ciptakan. Padahal tadi rasanya Zaidan mau pergi dari ruang tamu dan meninggalkan calon kakak iparnya itu sendirian akibat keheningan yang mengerikan, tapi sekarang suasananya jauh lebih baik dari sebelumnya.

"Mommy sama daddy mau aku ikut sama kak Zayyan sekalian kuliah di sana, tapi aku perlu mikir 1000 kali untuk itu," jawabnya dengan Zaidan yang duduk bersila di atas sofa dan fokus menatap lawan bicaranya.

"Kenapa?"

"Noona bisa liat sendiri kak Zayyan kaya gimana'kan? Ngeselin kalau diajak ngobrol," curhatnya pada Danisa.

"Benar juga sih," Danisa berucap seakan setujuh dengan apa yang baru saja Zaidan katakan.

"Tuh'kan? Noona aja setujuh, belum lagi dinginnya minta ampun kalau semisal aku sekolah dan tinggal bareng kak Zayyan bisa-bisa aku mati muda."

Danisa tak mampu menahan tawa saat Zaidan dengan terang-terangan menjelekkan kakaknya itu padanya, dia tak segan menceritakan keburukan Zayyan pada Danisa.

"Aku nggak nyangka kalau kak Zayyan sebentar lagi akan menikah, mengingat sikapnya yang kaya gitu aku pikir nggak akan ada perempuan yang mau sama dia," tutur Zaidan. Danisa diam mendengarkan.

Jika bukan karena terpaksa Danisa juga tak mau menikah dengan Zayyan, entah apa yang terjadi saat dirinya dan Zayyan meninggalkan rumah membiarkan kedua orang tuanya mengobrol dengan orang tua Zayyan tempo hari.

"Tapi nyatanya ada perempuan yang bersedia menikah dengan kakakmu, iya,'kan Danisa?" tanya seseorang yang baru saja bergabung bersama Zaidan dan Danisa di ruang tamu, orang itu adalah Jihan.

Wedding AccidentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang