"Kak Danisa udah siap?" tanya Zaidan.
Dia mengubah panggilannya pada Danisa yang semulanya noona dalam bahasa korea yang artinya kakak perempuan kini menjadi kak Danisa, keduanya telah berada di teras rumah untuk bersiap jalan-jalan.
"Kita mau kemana dulu?" tanya Danisa penasaran.
"Kak Danisa maunya kemana? Monas, Pasar baru, Setu babakan, Balai kota Atau kota tua?" ujar Zaidan meminta saran.
"Ke pasar baru aja gimana?" putus Danisa dengan Zaidan yang mengangguk pasti, kemudian berjalan lebih dulu menuju mobil dengan seorang pria setengah baya yang menunggu di dalamnya.
"Kalian mau kemana?" tanya seseorang membuat Danisa yang baru saja akan masuk ke dalam mobil kini berhenti dan menatap pria itu yang tak lain adalah Zayyan.
"Mau ngajakin kak Danisa jalan," jawab Zaidan.
"Oh."
Zayyan kemudian masuk ke dalam rumah tanpa mengatakan apapun lagi. Danisa hanya mengangkat kedua bahunya acuh, ini bukan pertama kalinya melihat pria itu bersikap sangat dingin.
"Ayo pergi kak?" ajak Zaidan. Danisa mengangguk lalu berniat masuk ke mobil tapi dering pada ponselnya kembali membuatnya mengurungkan niat untuk masuk ke dalam mobil.
"Mappakkereng-kerengto sedding yeh!" omel Danisa dengan bahasa daerah, dia kemudian mengangkat panggilan telpon itu dengan sedikit menjauh dari Zaidan.
*dalam bahasa Bugis yang aku tahu yah kalau salah mohon di koreksi, (mappakkereng-kerengto sedding yeh! artinya bikin orang emosi aja)*
"Assalamualaikum Rayana, kenapa?" sapa Danisa pada seseorang di sebrang saluran telpon.
"Waalaikumsalam, Nis? Jalan yuk aku bosen nih di rumah mulu dari pagi, kita ke..." ajak Rayana.
"Lain kali aja, aku lagi gak di rumah soalnya."
"Lagi di mana memangnya?"
"Jakarta."
"Bangun Danisa," suruh Rayana membuat dahi Danisa mengkerut bingung.
"Aku lagi gak tidur, sekarang malah berdiri di depan rumah pak Yuda ini."
"Aku tahu kamu pasti lagi pusing mikirin gimana caranya ketemu pak Yuda. Tapi Nis, plis! Jangan sampai gila begini."
"Kamu tuh yang gila!" balas Danisa kesal kemudian mematikan telpon secara sepihak lalu masuk ke dalam rumah dengan wajah yang ditekuk dan bibir mengerucut sebal karena Rayana yang sudah mengatainya gila.
"Loh kok malah masuk rumah? Kak Danisa!" teriak Zaidan lalu Danisa berbalik menatapnya datar.
"Jalan-jalannya batal!!" jawabnya kemudian masuk kedalam rumah meninggalkan Zaidan yang berdiri di depan pintu mobil yang terbuka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wedding Accident
General FictionBagaimana jadinya, jika seorang wanita berumur 22 tahun yang berstatus sebagai mahasiswa semester akhir malah melaporkan dosen pembimbingnya ke kantor polisi hanya karena belum memberikan tandatangan pada lembar acc skripsinya? Danisa adalah seoran...