"Huh...."
Danisa menghela nafas panjang beberapa kali. Sepanjang hari belajar untuk sidang skripsi membuat kepalanya sakit.
Dia sedang mengurung diri di kamar tanpa mau diganggu siapapun. Dia bahkan menempelkan kertas di depan pintu kamarnya yang tertulis, 'harap tenang akan ada yang ujian'.
"Istirahat dulu deh," monolognya dengan meletakkan beberapa lembar skripsinya dan beralih ke laptop untuk menyegarkan otaknya dengan menonton drama Korea.
Ngomong-ngomong soal laptop, benda yang Danisa titip ditukang servis hari itu sudah tak bisa lagi diperbaiki maka dari itu Danisa harus membeli barang elektronik itu lagi dengan harga yang sedikit lebih mahal dari yang sebelumnya.
Tok! Tok!
"Danisa?" panggil san ibu sambil mengetuk pintu kamar putrinya, Danisa menghela nafas kemudian bangkit dari ranjang dan membuka pintu untuk ibunya.
Ceklek!
Pintu terbuka menampilkan Danisa dengan rambut acak-acakan dan kacamata baca yang bertengger di hidungnya.
"Waktunya makan malam, kita makan dulu yuk!" ajak Akifah dengan menarik tangan kanan Danisa agar putrinya itu tak bisa menolak.
2 hari sudah berlalu dan Danisa terus menghindari ayahnya setelah hari itu, hari di mana dirinya yang juga merasa bersalah karena bertindak tanpa memikirkannya lebih dulu. Dia terlalu berambisi membatalkan pernikahannya dengan Zayyan tapi malah berakhir membuat masalah.
"Duduk di sini." suruh Akifah dan Danisa menurut, Danisa terus saja diam dengan sedikit melirik ke kanan di mana ayahnya sedang duduk dan memperhatikannya.
"ayah udah gak marah kok, iyakan?" tanya Akifah pada suaminya.
Memburuknya hubungan ayah dan anak itu membuat Akifah tidak tenang dan berpikir dia harus turun tangan untuk masalah kali ini.
"Pak Yuda benar, masalah apapun itu rencana pernikahan ini tidak bisa lagi dibatalkan." Batin Danisa berucap, Danisa kembali menunduk dalam diam.
"Ayo makan dulu, ngobrolnya nanti pas selesai makan," pinta Akifah.
Baik Vamana dan Danisa mereka tak menyahut, mereka langsung menyantap makan malam dalam keheningan.
***
"Ibu gak tahan tiap hari harus nonton drama saling ngambek begini, ayo sekarang saling minta maaf..." perintah akifah dengan tegas, Danisa masih menunduk takut sedangkan Vamana melipat kedua tangannya di depan dada dan memalingkan wajahnya menghindari tatapan mata Akifah.
"Gak mau nih? Yakin?" tanya Akifah sekali lagi yang terdengar seperti ancaman untuk Vamana.
"Ayah, Nisa minta maaf sudah buat salah dan bikin ayah kecewa," ucap Danisa dengan menatap Vaman yang masih memalingkan wajahnya.
Vamana menghela nafas panjang kemudian menoleh menatap mata putrinya yang berkaca-kaca, berkedip sekali saja air mata itu akan turun.
"Gak masalah sayang, ayah juga minta maaf sudah marah pada Danisa..." ucap Vamana sembari merentangkan tangan untuk menyambut Danisa dalam pelukannya yang hangat, pelukan seorang ayah.
Danisa tak mampu menahan air matanya, dirinya menangis bersamaan dengan tubuhnya yang masuk ke dalam dekapan ayahnya.
"Kalau beginikan ibu liatnya jadi adem..."
Vamana menarik Akifah ikut dalam dekapannya bersama Danisa sebelum istrinya itu menyelesaikan ucapannya, mereka tertawa kecil dengan saling mendekap satu sama lain.
***
"Kamu udah pesan cincin belum?" Zayyan menatap mommy yang juga sedang menatapnya. Aetelah kedatangannya beberapa hari lalu, Zayyan masih sibuk dengan pekerjaannya tanpa ada rencana mempersiapkan pernikahannya dengan Danisa.
"Cavero udah urus soal cincin." jawab Zayyan yang kemudian meraih ponselnya yang berada di meja.
"Yang mau nikah itu kak Zayyan apa sekretaris kakak sih?" tanya Zaidan bingung, kakaknya ini memang bodoh amat, gak mau repot pula orangnya.
"Yah kalau kamu gak mau biar Zaidan aja yang nikah sama Danisa, gimana Dan?" tanya Wistara pada si bungsu yang menyengir dengan kedua alis di naik turunkan.
"Sekolah setelah nikah memang bisa? Mau kamu kasih makan apa anak orang?" ucap Zayyan kesal, hatinya terasa panas setelah mendengar ucapan ayahnya.
"Bisa kok, Zaidan baca di..."
"Belajar sana! Lulus tes masuk sekolah saja belum tentu malah mikirin nikah," sela Zayyan dengan kesal membuat Zaidan diam. Jihan yang melihat hanya bisa menahan tawa karena dia jelas tahu bahwa Zayyan sedang marah terlihat dari berapa banyak kata yang keluar dari mulut putra tertuanya yang terkesan tajam saat berucap.
"Kalau takut ditikung bilang aja, gak usah segala mengalihkan sampai ngatain orang!" balas Zaidan tak mau kalah.
"Lanjutkan nak," pinta Wistara menikmati adu mulut putranya.
Jarang-jarang melihat pertengkaran kakak beradik itu terakhir kali mereka bertengkar sampai saling menghajar satu sama lain itu 3 tahun lalu kalau Wistara tak salah ingat.
"Mommy mau pergi ambil cemilan di dapur dulu," izinnya pada Wisatar dengan berbisik agar tak mengganggu adegan di hadapan mereka.
"Kakak bukannya takut, kalau bersaingnya sama bocah kaya kamu apa yang harus ditakutkan?" jawab Zayyan dengan senyum miring membuat Zaidan yang melihatnya merasa panas.
"Wah, awas aja yah kak kalau aku beneran nikah sama kak Danisa! Kakak jangan nangis."
"Memang kamu punya uang 15 milyar dan juga saham?" tanya Zayyan membuat Wistara mengerutkan dahi bingung.
"Aku punya daddy, iyakan daddy? Aku bisa minta uang 20 milyar dan 30% saham perusahaan daddy," kata Zaidan membela diri, Wistara yang di tanya mengangguk tanpa ragu pertanda dia akan membantu si bungsu untuk mengalahkan kakaknya.
"Kamu hanya tahu meminta tanpa tahu bagaimana rasanya berusaha!" ucap Zayyan final dengan ucapan yang mampu menembus jantung Zaidan.
"MOMMY!!! ZAIDAN MINTA AIR PANAS SEBASKOM!!!!" teriak Zaidan menggema membuat Wistara tak mampu menahan tawa.
"Buat apa!!" tanya Jihan balas berteriak.
"Buat siram muka kak Zayyan!!!" jawab Zaidan dengan Jihan dan Wistara yang hanya bisa tertawa, tanpa bertanya pun mereka tahu siapa pemenang dari kompetisi adu bacot itu.
Zayyan kembali menyeringai, dia meresa lebih baik setelah berhasil membuat Zaidan tak mampu membalas ucapannya.
Rip mental Zaidan....
KAMU SEDANG MEMBACA
Wedding Accident
Ficção GeralBagaimana jadinya, jika seorang wanita berumur 22 tahun yang berstatus sebagai mahasiswa semester akhir malah melaporkan dosen pembimbingnya ke kantor polisi hanya karena belum memberikan tandatangan pada lembar acc skripsinya? Danisa adalah seoran...