16. Panggilan Video Malaikat Maut

6K 380 6
                                    

Danisa masih terdiam di ruang ujian, dirinya sudah melewati saat-saat menegangkan sepanjang perjalannya sebagai seorang mahasiswi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Danisa masih terdiam di ruang ujian, dirinya sudah melewati saat-saat menegangkan sepanjang perjalannya sebagai seorang mahasiswi. Ujian dihentikan sementara mengingat ini sudah waktu makan siang, Danisa masih tetap di sana sendirian bersama dengan layar yang masih menyala menampilkan panggilan video dari Zayyan.

“Kamu menyelesaikannya dengan baik, selamat!” ucap Zayyan memecah keheningan diantara mereka.

“Terimakasih,” Danisa berucap dengan mata menatap Zayyan tepat di manik mata pria itu.

Suasana sangat canggung, Danisa tak tahu harus mengobrol apa dengan Zayyan. Dia ingin bertanya atau bahkan bercerita tapi mengingat dirinya belum meminta maaf pada Zayyan maka dari itu dia bungkam.

“Tidak banyak yang harus kamu revisi, jadi...”

“Maaf soal kejadian di rumah saya hari itu, saya bicara tanpa ada tekanan dan permintaan dari siapapun murni itu dari diri saya sendiri dan.”

“Tidak apa Danisa, saya mengerti.”

Danisa kembali terdiam sebelum akhirnya mulai bersikap lebih santai dari sebelumnya.

“Pak Yuda pulang kapan?” tanya Danisa penasaran, melihat beberapa benda di belakang Zayyan menandakan bahwa pria itu sedang berada di kamar hotel.

“Mungkin lusa.”

“Kerja sambil liburan yah pak? Pasti enak.” ucap Danisa terdengar seperti ungkapan iri yang dia lontarkan pada sang dosen.

“Nanti kita ke sini sama-sama.”

“Pak Yuda ngajakin saya liburan bareng?” tanyanya dengan kedua alis terangkat dan mata sedikit melotot.

“kenapa?” tanya Zayyan heran, apa yang salah dengan ucapannya?

Ini ngajakin liburan bareng kok berasa kaya diajakin bulan madu sama suami...” Bantin Danisa berucap membuat Zayyan melihat tingkah Danisa yang kembali diam mampu menebak apa isi pikiran wanita itu.

“Sebagai bonus dari tandatangan kontrak.”

“Ah iya, saya lupa soal itu.”

“Saya harus pergi bekerja sekarang, nanti saya hubungi lagi.”

“Iya pak, sekali lagi terimakasih.”

Panggilan berakhir bersamaan dengan Rayana yang muncul dari balik pintu dan menghampiri Danisa, memberi ucapan selamat dan memeluk sahabatnya itu dengan erat. Akhirnya perjuangannya menyelesaikan drama skripsi sudah berakhir dan dirinya harus lebih siap lagi menghadapi ujian yang lebih besar.

***

Danisa berdiri di depan gerbang kedatang bandara menunggu seseorang, saat menerima pesan bahwa seseorang itu akan datang hari ini. Setelah sidang skripsinya usai Danisa langsung ke bandara dengan seorang supir pribadi ayahnya tentu saja.

Wedding AccidentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang