34

615 121 62
                                    

Kecup basah mina dari Yoongi pecinta waria eh wanita :*****

***

Ringisan kecil keluar dari anak berumur  sembilan tahun. Ia membuka mata ketika penciumannya dapat merasakan wangi dedaunan kering dan berbagai macam pohon. Ia ingat, terakhir kali dirinya sadar ketika sedang makan di meja makan bersama ayahnya.

Namun ia sudah tak ingat lagi saat sang ayah menekan dahinya dengan ujung tongkatnya seperti yang pria paruh baya itu sering lakukan kepadanya.

Kim Taehyung, bocah yang masih tidak tau apa yang sedang terjadi padanya menggeram cukup keras ketika ia memaksa tubuhnya bangkit.

Persendiannya sakit dan tubuhnya lemas. Bibir pucatnya digigit untuk menahan desisan sakit yang coba meronta untuk diteriakkan. Ada apa dengan tubuhnya?Taehyung jelas langsung tahu, ia dibius. Bahkan Taehyung tahu jenis bius yang dipakai untuk menghilangkan kesadarannya.

"Paman Kwon?" panggil Taehyung kecil. Tenggorokannya serak. Deru angin yang berdesir tanpa ada sahutan yang menjawab panggilannya. "A-Appa," ucapnya cukup lirih. Ragu untuk memanggil ayahnya di saat situasi seperti ini.

Ia menoleh pada jam di pergelangan tangan kirinya. Sepertinya kurang lebih sudah satu jam ia tak sadarkan diri. Gemerisik dedaunan dan nyanyian serangga di musim panas yang saling bersahutan. Hal pertama yang terlintas di benak Taehyung kecil adalah, dia dibuang oleh ayahnya ke tengah hutan antah barantah.

Sejak kecil rasanya Taehyung sering berada pada perasaan yang terombang-ambing. Tak bisa menentukan ke mana ia akan berlabuh. Kepercayaan dan rasa percaya dirinya seolah-olah dipaksa untuk bertarung. Ia harus terlihat kuat.

Air mata adalah sesuatu yang sangat diharamkan. Padahal jauh di sana, ia hanyalah bocah lelaki biasa yang rapuh. Bocah lelaki yang hanya ingin bermain, berlari dan tertawa sepuas hati tanpa memikirkan apa itu kehidupan. Namun faktanya saat ini, tubuh ringkihnya terbaring di atas dedaunan kering sembari kembali 'dipaksa' untuk memikirkan tujuan hidupnya di usia semuda ini.

Otaknya dipaksa mencerna seluruh hal yang bukan kapasitasnya. Denyutan di kepalanya menjadi-jadi setiap saat ketika ia menerima semua pembelajaran yang lebih tepat disebut penyiksaan jenis neraka.

Teriakan Taehyung kecil yang memanggil ibunya dalam kerinduan setiap saat tak sedikitpun menjadi kunci untuk ia bisa sedikit saja bernapas.

Taehyung berlari ke sana ke mari. Mencari siapa saja yang dapat diajak untuk berbagi. Namun tak ada satupun yang Taehyung temui. Ia sendirian dan menjadi sendiri adalah teman yang paling baik.

Ayahnya berpesan bahwa kelahirannya ke dunia ini adalah kebahagiaan bagi semesta ayahnya. Namun yang anehnya Taehyung tak mengerti semesta yang mana dimaksud ayahnya. Taehyung hanya menemukan kehidupan yang sendiri kembali sendiri dan terus sendiri.

Setiap hari Taehyung terus melakukan hal sama. Bahkan ia sampai tau berapa daun yang jatuh di musim gugur kala itu dari pohon yang menjulang di depan kamarnya yang dingin. Tak ada satupun yang menemaninya. Daun, ranting-ranting, dan suara yang ditimbulkan oleh alam menjadi teman Taehyung.

Taehyung ingat ayahnya pernah berkata, jika kau memiliki teman, maka apapun yang dia rasa maka kau akan juga merasakannya. Jadi, ayahnya memilihkannya teman terbaik di mata ayahnya.

Ayahnya berkata, alam adalah temannya dan daun-daun tersenyum padanya setiap hari.

Bagimana dengan langit?

Ayahnya berkata, langit terlalu jauh. Langit Taehyung adalah ayahnya maka jika dirinya merindukan langit maka tatap saja wajah ayahnya.

Ayahnya berkata, tangis adalah bentuk kekuatan ketika tidak pernah tampak. Maka haram bagi Taehyung untuk menangis karna ia kuat.

4. (Im)Possible Love - Min Yoongi/Kim TaehyungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang