24

945 202 237
                                    

Komennya cintahku manjahku Bayi SGM ku 😄😄😄

Kecup basah mina dari Yoongi gagah bana bana ko ha :*****

***

Ji Yoon tergopoh membopong Bibi Song bersama Na Ri menuju terowongan. Ia dapat mendengar sedikit percakapan tiga pria di samping pintu ruang manajer di sela-sela rentetan tembakan yang seakan tak ada jeda.

Matanya terpaku saat ia melihat bagaimana Taehyung mempersiapkan amunisi dan terlihat seperti tak berniat pergi dari sini. Ji Yoon menyuruh Na Ri untuk duluan mengikuti Hoseok yang juga membopong Kwon. Ia pun berjalan menghampiri Taehyung.

"Kau tidak pergi, Taehyung-ssi?" tanya Ji Yoon namun lelaki Kim itu seperti tak mendengarnya. Ia sibuk merakit senjatanya sambil sesekali melihat keadaan di luar toserba.

"Apa yang kau lakukan? Kau tak pergi? Kenapa malah mempersiapkan senjata? Kau berniat apa?"

Rentetan pertanyaan Ji Yoon lagi-lagi tak digubris Taehyung. Lelaki itu menyelipkan dua buah pistol enam peluru ke pinggang belakangnya lalu menghitung amunisi di dalam tas. Sebenarnya, pertanyaan-pertanyaan Ji Yoon membuat hatinya berdenyut. Namun ia tak berniat membuka suara.

"Kenapa kau diam saja? Kau berniat melawan mereka sendirian, hah?! Gila! Kau gila! Itu sama saja dengan bunuh diri!" Ada gemuruh memenuhi hati Jiyoon. Ia pun tak tahu apa dan kenapa ia berteriak seperti ini.

"Yoongi-ssi, bawa ia pergi dari sini," ujar Taehyung tenang tanpa menoleh sedikit pun.

Hati Ji Yoon mencelos. Lelaki itu bahkan mengabaikannya persis seperti ia mengabaikan dirinya saat berdiri tak berdaya di rumah Taehyung untuk mencari Na Ri.

Ji Yoon menoleh saat merasakan tangannya digenggam oleh Yoongi. Lelaki yang pernah ia cintai itu menggeleng beberapa kali kepada Ji Yoon, membujuk gadis itu untuk kali ini saja jangan membantah.

Namun Ji Yoon tidak bisa memposisikan hatinya saat ini terasa sebuah ikatan yang mengikat erat hatinya. Menahan dirinya agar tak pergi. Terasa sangat sulit hanya untuk memilih melindungi diri dari pada harus mati bunuh diri di sini.

Ajakan dan genggaman tangan Yoongi sama sekali tidak bisa menggerakkan hatinya untuk melangkah selangkah saja masuk ke terowongan. Tak seperti sebelumnya di mana ia sangat begitu yakin untuk kabur bersama Yoongi di hari pernikahannya dengan Taehyung.

"Ayolah ... kita akan mati konyol di sini," Yoongi terus menerus menarik tangan Ji Yoon. Namun gadis itu malah menatap Taehyung dengan pandangan sendu.

"Kau tidak bisa melawan mereka sendiri! Tidak akan bisa!" Kali ini nada suara Ji Yoon sedikit meninggi. Terdengar sangat meremehkan namun ini semua harus ia katakan.

Hanya orang yang tak ingin hiduplah yang akan melakukan tindakan ini.

"Ada pilihan untuk kita pergi menyelamatkan diri. Tuhan belum tentu memberikanmu kesempatan kedua untuk memilih Kim Taehyung-ssi. Tuhan sudah memberikanmu kesempatan untuk hidup. Apa kau paham maksudku, HA?!" Ji Yoon semakin tersulut karna wajah Taehyung yang biasa-biasa saja dengan kalimat Ji Yoon.

"YAK KIM TAEHYUNG!!" teriak Ji Yoon akhirnya membuat Yoongi melepaskan genggamannya dari tangan Ji Yoon. Terpaku menatap Ji Yoon yang terlihat sangat frustasi di mata Yoongi.

Dengan tangan yang terus mempersiapkan senjata dan matanya yang tajam tak henti-hentinya memperhatikan keadaan di luar toserba, Taehyung tersenyum miring walau senyuman itu hanya beberapa detik saja.

"Aku hidup dengan memilih jalan yang paling tidak sulit untuk hidup sejak aku kecil. Jangan kau ajari aku tentang cara mengambil kesempatan kedua untuk hidupku jika kau tak tau apa-apa tentangku. Jangan lancang. Kau bukan siapa-siapa." Tidak ada tekanan dalam kalimat Taehyung namun entah kenapa hati Ji Yoon terasa ditusuk-tusuk oleh ribuan jarum halus yang tak tampak.

4. (Im)Possible Love - Min Yoongi/Kim TaehyungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang