Shy | 06

97 31 20
                                    

Mau tau ekspresi Raka dan Aya ketika bangun di pagi hari? mari kita simak bersama.

Aya bangun lebih dulu daripada Raka. Setelah mengumpulkan nyawanya ia tersadar bahwa tangan Raka melingkar di pinggangnya, memeluknya sehingga badan keduanya saling menempel satu sama lain. “Shit, kenapa semalem pake ketiduran segala sih.”

Perlahan Aya berusaha memindahkan tangan Raka namun semakin Aya banyak bergerak semakin erat pula Raka memeluknya. Menoleh ke belakang, dia menemukan Nelo yang sedang meminum susu kotaknya sambil duduk di tangga.

“Pssttt Nelo.”

“Nellll.”

“Dek! Nelo!”

Nelo sebenernya denger cuma dia pura pura budek terus ngalihin pandangannya kemanapun asal gak liat kakaknya.

“Nelo sini!” Sepertinya suara Aya terlalu kencang, membuat Raka terbangun dari tidurnya lalu menyadari jika ia sedang memeluk Aya dan jarak wajah mereka yang terlalu dekat. Karena Aya menghadap belakang maka dengan posisi seperti ini Raka bisa mencium wangi rambut Aya, baunya apel, enak.

Entahlah, sepertinya Raka nyaman.

“Sial, Nelo gak guna.” Menyerah memanggil Nelo. Aya kembali ke posisi semula, menunduk untuk memindahkan tangan Raka dari pinggangnya. Kegiatannya berhenti ketika mendengar suara Raka yang masih serak serak basah karena baru bangun, “Biarin aja, gue nyaman.”

Aya mendongak dan menciduk Raka yang ternyata sedari tadi menatapnya. Bukannya melepaskan Aya tetapi Raka justru menatap Aya semakin lekat hingga semburat merah muncul di pipi keduanya.

“Manis.” Ucap Raka entah sadar atau tidak.

Cukup lama keduanya bertatapan, tidak ada yang mau memutus kontak mata duluan sampai tiba-tiba Nelo dengan tampang tidak berdosanya melempar kemasan susu kotaknya yang sudah habis ke kepala kakaknya.

“Mandi, sekolah. Masih pagi gausah pacaran dulu, inget kalian di rumah ini gak cuma berdua.” Kata Nelo bernada datar, lantas ia segera naik ke lantai atas untuk mandi.

Setelah Nelo berkata begitu Aya langsung mendorong bahu Raka dengan kuat sampai Raka nyaris terjengkang ke belakang. “M- maaf Ka.” Aya menunduk malu dan lari naik ke kamarnya meninggalkan Raka dengan wajah terkejutnya.

BLAM

Aya menutup pintu kamarnya dengan keras.

“Aya gila, Aya gak waras. Apa yang lo lakuin tadi goblok.” Ujarnya sambil memukul pelan kepalanya sendiri. “Tapi tadi dia bilang gue manis? Dahal gue baru bangun, mukanya masih kucel. Aaaaa Seungdiraka Revandra sinting!”

Di lain sisi Raka juga sedang menahan malunya. “Gue… barusan ngapain?” Gumamnya sambil melihat tangannya yang tadi memeluk pinggang Aya.

Di sekolah sebenarnya Aya ingin menceritakan kejadian tadi pagi kepada Lia dan Ryuna tapi ia urungkan, takutnya salah satu atau bahkan keduanya bisa cepu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di sekolah sebenarnya Aya ingin menceritakan kejadian tadi pagi kepada Lia dan Ryuna tapi ia urungkan, takutnya salah satu atau bahkan keduanya bisa cepu.

“Pagi Aya! Cantik banget nih, udah sarapan belum?” Itu Reyhan, duduk di bangku kosong depan Aya sambil menopang dagu memperhatikan Aya. Senyum senyum sendiri udah macem orang gila.

Benar, Aya melewatkan sarapannya karena terburu buru menghindari Raka sampai ia melupakan adiknya. Jadilah Nelo berangkat ke sekolah bareng Raka.

“Belom Han, gue belom sarapan.”

Tanpa mengatakan apapun Reyhan menarik tangan Aya menuju kantin dan duduk berhadapan di salah satu bangku, Aya tidak protes toh dia juga kelaperan, “Kita sarapan bareng.” Reyhan nyengir trus berdiri lagi mau beli roti.

“Aya! Dicariin kemana mana taunya disini.” Seseorang menepuk punggung Aya dan duduk di sebelahnya, Lia.

Aya cuma bales senyum terus lanjut nunggu Reyhan yang lagi beli roti.

“Ya, tadi pagi gue liat Nelo berangkat bareng Raka dari rumah lo. Kok Raka bisa ada di sana?” Aya gelagapan ditanya begitu sama Lia, nggak mungkin kan dia bilang kalo Raka nginep? Bilang gitu sama aja nyari mati.

Lagi pusing pusingnya nyari alesan ternyata Reyhan balik, doi baru selesai
beli roti. Reyhan duduk di depan Aya lalu menyadari ada Lia disebelah ekhem gebetannya.

“Eh ada Lia, pagi! Mau sarapan bareng?” Lia menggeleng dan tersenyum, “Nggak Han tadi gue udah sarapan di rumah. Gue nyari Aya cuma mau nanya doang sih soalnya tadi pagi gue liat ada Raka di halaman rumah Aya, lagi ngeluarin motor buat berangkat bareng Nelo.”

Reyhan terkejut, Lia kembali menunggu jawaban, dan Aya meruntuki dirinya sendiri.

“Mampus kuadrat gue.”

TO BE CONTINUE

Shy - Kim SeungminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang