Raka awalnya nolak mau nginep tapi Nelo dengan segala usaha rayuannya berhasil buat Raka luluh.
“Oke mas nginep tapi kamu kabarin mamamu dulu, mas juga pulang sebentar mau izin bunda sama ambil seragam.” Kata Raka ke Nelo terus lanjutin kegiatannya yang sempat tertunda, make sepatu.
Setelah Raka pulang, Nelo buru-buru lari ke kamar trus ngechat mamanya minta ijin. Kenapa buru-buru? Karena Aya daritadi udah ngeluarin aura nggak bersahabat dan bener aja sekarang Aya lagi gedor gedor pintu kamarnya.
“DEK BUKAIN PINTUNYA! HEH, AYENELO YANGGARA KELUAR LO CEPET!!!” Teriak Aya penuh emosi.
Karena takut pintu kamarnya rusak akhirnya Nelo buka pintunya pelan-pelan, “Eh mbak, kenapa manggil?” Kata Nelo dengan cengiran tidak berdosanya.
“Masih nanya hm? Maksudmu apa apaan ngajak Raka nginep disini? MAKSUDMU APA NELO! MBAK NANYA?!” Aya berkacak pinggang lalu menjewer telinga adiknya tanpa rasa kasihan sedikitpun.
“Aw aw ampun mbak sakittttt.” Setelah puas barulah Aya melepaskan jeweran itu terus ketawa ngakak gara-gara telinganya Nelo merah banget.
“Mbak tega! lagian kenapa sih mbak marah kalo mas Raka nginep? bukannya bagus? kerjaan mbak bisa dibantuin mas Raka nanti. Lagian mama juga udah ngijinin kok nih liat.” Nelo menunjukkan roomchatnya dengan mama nya.
Nyak galak
Mah, adek ngajak mas Raka nginep di rumah|
Boleh nggak?||Blh.
|Nnti mama jg mw nemenin papa lmbr di kntr.Sip makasih mama cantik 💗|
Benar juga. Kenapa Aya harus marah-marah padahal Raka cuma nginep semaleman doang, besok juga dia pulang.
Tok tok
“Nah tuh mas Raka!” Nelo lari ke arah pintu lalu membukanya dengan semangat, “Yey mas Raka nginep.” Ucapnya lalu memeluk Raka se erat mungkin. Raka hanya tertawa renyah sembari membalas pelukan Nelo.
Aya menghampiri kedua manusia yang saling memeluk itu dan tak lama ia menarik kerah baju Nelo, “Gak sopan.” Judesnya.
Pukul 1 dini hari Aya terbangun dari tidurnya. Tenggorokannya terasa kering dan ketika dilihat botol minum di kamarnya sudah habis. Aya pun turun menuju dapur untuk mengisi ulang botol minumnya tetapi ketika melewati ruang keluarga terdengar ada suara televisi yang menyala.
“Gak mungkin setan kan?”
Aya menoleh dan menyipitkan matanya, memastikan kalau yang dia lihat adalah manusia, “Raka?”
Benar saja, sesuatu yang dilihat Aya ternyata adalah Raka yang sedang duduk di sofa sambil menonton televisi.
“Aya? gak tidur?” Aya menggeleng, ia menunjukkan botol minumannya dan menunjuk dapur. Setelahnya Aya pergi dari ruang itu dan mengisi botol minumnya di dapur.
Usai minum dan mengisi botol, Aya tidak langsung kembali ke kamar melainkan menghampiri Raka dan duduk di sebelahnya.
“Kenapa belom tidur?”
Raka terkekeh lalu menjawab, “Adek lo kalo tidur kakinya gak bisa diem, nendangin gue mulu makanya gue gak bisa tidur.”
Aya menahan malu dan merasa tidak enak pada Raka. Karena adiknya, Raka jadi tidak bisa tidur, “Maafin Nelo ya, besok bakal gue kasih hukuman biar tuh bocah jera.”
“Haha santai aja Ya, gapapa kok. Lo balik ke kamar gih, tidur lagi. Besok sekolah jangan sampe lo bangun siang” Aya menggeleng. Entah dorongan dari mana Aya justru berkata, “Gamau, gue mau nemenin lo nonton.”
Raka tidak memaksa, akhirnya dia lanjut nonton film horror yang ditayangkan di televisi bersama Aya. Lelaki itu terlalu fokus menonton sampai tidak sadar bahwa seseorang di sampingnya kembali terlelap. Hingga ketika adegan hantu muncul, Raka terkejut tetapi ia heran kenapa gadis di sebelahnya tidak menunjukkan reaksi apapun, “Lo gak kaget liat hantu barusan Ya?”
Tidak ada sahutan.
“Ya?” Masih tidak ada sahutan.
“Aya?”
“Ay-” Tiba-tiba Raka merasakan sebelah bahunya terasa berat. Ia menoleh dan mendapati Aya tertidur dengan kepala yang jatuh bersandar di bahunya, “Udah tau ngantuk sok sokan mau nemenin nonton.”
Raka lalu memindahkan kepala Aya perlahan. Sebisa mungkin tidak menimbulkan suara, Raka berlari kecil ke kamar Nelo lalu mengambil selimut yang telah menjadi korban tendangan bocah itu, “Nel, pinjem ya.” Gumamnya.
Setelah mendapatkan selimut, Raka kembali turun menuju ruang keluarga dan kembali duduk di sofa. Kepala Aya kembali ia sandarkan ke bahunya lalu menyelimuti Aya dengan hati-hati agar gadis itu tak terusik atau terbangun.
“Selamat tidur Yemayaru.”
Paginya ketika Nelo bangun, dirinya melihat kedua kakaknya -kakak kandung dan kakak kelas- sedang tertidur dengan posisi tangan Raka yang memeluk pinggang Aya dan kepala mereka yang saling bersandar satu sama lain.
“Baru bangun dah liat uwu uwu ae. Begini amat nasib jomblo” Ujar Nelo.
TO BE CONTINUE
KAMU SEDANG MEMBACA
Shy - Kim Seungmin
DiversosKisah sederhana tentang Raka dan Aya yang malu untuk mengakui perasaan mereka satu sama lain. ©peaBlue, 2021