Raka baru saja keluar dari petshop ngebeli whiskas titipan Verino.
Tadi di chat Verino bilang jangan langsung pulang soalnya doi mau ngajakin Raka ngumpul bareng anak nyasar.
Karena kebetulan petshop itu deket sama rumah Lia jadi habis dari rumah Lia, niatnya mau langsung nyusul Raka di petshop trus berangkat bareng ke tongkrongan.
Raka cuma berharap bisa ketemu sama Aya sih secara kan ini petshop deket sama rumah Lia dan Lia sama Aya tetanggaan.
Sedangkan di sisi lain ada Aya yang diajak main bareng ke rumah Ryuna. Di chat, Ryuna bilang suruh tunggu di petshop deket rumah aja biar nanti dijemput. Kalo Lia katanya udah duluan kesana.
Petshop yang dimaksud adalah petshop tempat Raka beli whiskas.
Baru saja sampai di petshop, Aya melihat seseorang berdiri di depan pintu toko. Wajahnya tidak begitu terlihat karena orang itu mengenakan topi dan masker, menunduk sambil memainkan ponselnya. Namun jika dicermati dari postur tubuh serta jaket yang digunakan, orang tersebut terlihat seperti Raka.
“Raka?”
Orang tersebut menoleh, “Aya?”
Benar, itu Raka.
Raka menurunkan maskernya membuat Aya menatapnya terkejut. Tidak, Aya tidak ingin bertemu Raka saat ini.
Aya terdiam ketika Raka mulai melangkah mendekatinya. Ketika sudah semakin dekat, secara tiba-tiba Aya menangis.
“Loh Aya kenapa nangis?” tanya Raka khawatir. Aya hanya menggeleng, masih terdiam ditempatnya.
“Jangan nangis tiba tiba gini Ya. Gue jadi bingung harus ngapain.” Saat ini hanya ada 1 cara yang terpikir dalam benak Raka untuk menenangkan Aya yang menangis semakin keras.
“Permisi ya.” Sang lelaki semakin mengikis jarak hingga perlahan tangannya menarik si manis masuk ke dalam dekapannya. Dielusnya lembut surai panjang milik Aya, sebelah tangannya pun digunakan untuk mengusap punggung si gadis.
“Aya, udah, jangan nangis terus.”
Selang beberapa saat kemudian barulah tangisan Aya reda. Raka segera melepas pelukannya dan cepat-cepat menangkup pipi Aya lalu menghapus sisa-sisa air mata yang masih tertinggal di wajah gadisnya dengan ibu jari.
Jujur saja, jarak wajah mereka begitu dekat. Malah mungkin agak terlalu dekat.
“Nah Aya, gue perlu ngobrol sama lo. Ayo ikut gue.”
Lupakan janjinya dengan Verin. Yang Raka butuhkan kini adalah alasan mengapa Aya terlihat menjauhinya beberapa hari belakangan.
Aya menggeleng, “Gue ada janji sama Lia Ryuna. Lain kali aja.”
“Gak nerima penolakan, ayo!” Dengan sedikit paksaan Raka menarik tangan Aya menuju sepeda motornya.
“Gak mau cerita apapun?” kata Raka memecah keheningan setelah 5 menit lamanya.
Yup setelah dipaksa, dua sejoli itu kini duduk berhadapan di sebuah cafe yang letaknya cukup jauh dari petshop tadi.
Jika boleh Aya akui, selera Raka bagus juga. Menu yang disediakan di cafe termasuk dalam harga murah tetapi tempatnya tergolong estetik dan instagramable, ditambah lagi pelayanan yang ramah dan free wifi.
“Gak ada.”
“Bohong. Gue rasa ada yang harus diluruskan disini. Ayo cerita, Aya.”
“Gue bilang gak ada, ya nggak Ka! Lagian ngapain sih lo maksa gue kesini, ngerusak janji gue sama temen gue tau gak?!” Aya berbicara dengan nada tinggi. Dirinya mulai terpancing emosi.
“Okay sorry soal paksaan itu. Tapi apa lo gak mau jujur kenapa belakangan ini lo selalu ngehindar dari gue? Bahkan lo tiba tiba nangis pas abis liat gue. Jujur sama gue Ya, ada apa?” Aya kicep. Karena tebakan, atau lebih tepatnya pernyataan Raka itu emang bener.
Raka terus mendesak Aya untuk bercerita hingga akhirnya Aya kalah dan memutuskan untuk memberitau semuanya, termasuk perasaannya terhadap Raka.
Sebelum mulai bercerita Aya menarik nafas dalam dalam terlebih dahulu. “Huft... fine gue cerita.”
“Gue suka sama lo Ka. Gue tau omongan lo di perpus itu bohong. Gue liat IG live second acc lo sampe akhir, sampe dimana lo ceritain tentang gue dan bilang kalo lo suka gue,
Iya gue juga suka sama lo tapi kenapa harus bohong buat nutupin itu semua? Perkataan lo di perpus waktu itu bikin gue bener-bener tertampar dan sakit hati meski gue tau lo bohong,
Cara lo ngomong, cara penyampaiannya, itu yang bikin gue sakit Ka. Sampe akhirnya gue mutusin buat bolos dan untungnya niat gue dicegah sama Tuhan dengan kedatangan Reyhan,
Gue ceritain semuanya ke Reyhan. Gimana sakit hatinya gue, gimana hancurnya perasaan gue, semua gue ceritain ke dia sampe gue nangis-nangis Ka.”
Aya menatap netra lawan bicaranya dengan tajam.
“Lo jahat Seungdiraka Ravendra. Lo jahat.”
Setelah lega bercerita, Aya bangkit dan berlalu menuju pintu keluar cafe. Tapi pergelangan tangannya ditahan oleh Raka.
“Duduk dulu, kita selesein semuanya disini sekarang.”
TO BE CONTINUE
KAMU SEDANG MEMBACA
Shy - Kim Seungmin
RandomKisah sederhana tentang Raka dan Aya yang malu untuk mengakui perasaan mereka satu sama lain. ©peaBlue, 2021