Memasuki pekan ujian semakin banyak murid murid yang melakukan kegiatan belajar bersama dengan temannya, termasuk para pengabdi yupi gratisan yang katanya mau belajar bareng tapi nyatanya itu cuma wacana doang.
Karena mereka sadar diri kalo kepintarannya emang pas pasan, apalagi Ryuna, makanya mereka bingung nentuin guru buat belajar bareng.
Pengabdi Yupi Gratisan
Chohelia tetangga
|Ryu, sepupu lo gmn? Udh bs?Ryujuna
|Gk bisa huweeeYah terus gimana dong? Lo pada tau sendiri rata rata bocah kenalan kita isi otaknya gak jauh beda dari kita|
Apa gue ajak Raka aja?|Chohelia tetangga
|Blh jg, sna tanyaRyujuna
|Hah? Kok Raka?Chohelia tetangga
|Lo lupa Raka gru lesny Nelo?Ryujuna
|Oiya lupa ._.
|Yeee blh lah jadiin Raka guru pribadi buat seminggu kdpn
|Ntr dibayar pke yupiChohelia tetangga
|Alah Ryu, pikiran lo yupi muluANJIR KETIKAN LIA GAK DISINGKAT|
Ryujuna
|KEAJAIBAN DUNIA
|ABADIKAN YA, JANGAN LUPAAMAN BOS, UDAH GUE SCREENSHOOT|
Chohelia tetangga
|Apsi lo ber2, gjls
|AlayWKWKWK|
Yaudah gue coba tanya anaknya dulu|Ryujuna
|Anaknya?
|Siapa yg mau lo tanyain Ya?Chohelia kang nyontek removed Ryujuna
Chohelia tetangga
|Cpeg btul gw YaSabar Li, gue juga ada rasa pengen nabok dia kok|
Udah selesai nanya nanya ke Raka dan katanya dia bersedia asal ajak beberapa temen cowok lagi biar gak canggung. Awalnya Aya mau ngajak Reyhan sama Nelo tapi langsung diomelin sama Raka. Katanya, “Nelo kan beda materi sama kita.” Yaudah iyain aja.
Minggu pertama belajar bareng dimulai di teras rumah Ryuna. Orang orang yang hadir diantaranya ada Lia, Aya, Ryuna, Dimas, Reyhan, dan tentunya Raka.
Kegiatan belajar bareng ini berjalan dengan lancar. Penjelasan Raka mudah dipahami, temen temen yang lain juga serius, gak ada yang bercandaan. Reyhan sih sesekali bikin lawakan garing biar suasananya gak tegang tegang amat.
Sekarang waktunya istirahat 20 menit, semuanya langsung ngecek hp masing masing, biasalah anak muda.
Tapi tidak dengan Raka, lelaki berambut hitam legam itu sedang sibuk membuat latihan soal untuk dikerjakan bersama-sama.
“Eh iya lupa bikin minum. Ntar ye, gue ke dapur dulu bikinin sirup, pada mau kan?” tawar Ryuna yang dibalas anggukan oleh yang lain, kecuali Raka. Manusia satu itu sangat fokus menulis soal, sesekali ia merengut yang justru terlihat lucu dimata Aya.
Iya, Aya duduk tepat disebelahnya.
Tak sanggup menahan gemas, Aya kelepasan mencubit pipi Raka membuat sang empunya menoleh keheranan. Untungnya yang lain sedang fokus dengan handphonenya.
Raka berbicara dengan suara pelan. “Kenapa?” Jika boleh jujur, jantungnya sedang tidak tenang saat ini.
“Ah, nggak, gapapa. Sorry Ka tadi reflek habisnya lo gemes kalo lagi fokus gitu,” ujar Aya kembali menjauhkan tangannya dari pipi Raka sembari tersenyum canggung. Takut membuat Raka tidak nyaman.
“Oh,” balas Raka kembali fokus dengan soalnya. Padahal di dalam hatinya sudah menjerit jerit. “Yemayaru tolong jangan terlalu jujur jadi orang.”
“Guys, sirupnya tinggal dikit ternyata jadi cuma bisa buat 4 gelas ehe. Santuy aja gue gak kebagian juga gapapa kok.” Ryuna kembali membawa nampan dengan 4 buah gelas berisi sirup diatasnya.
“Gapapa gapapa matamu. Ntar juga pasti bakal minta ke gue,” sahut Lia.
Ryuna menendang kaki Lia. “Lo jangan buka kartu disini dong Li.”
Sontak semuanya tertawa. Apalagi Reyhan, ketawanya sampe guling guling berujung kepalanya terbentur kaki meja.
Kasihan Reyhan.
Sekilas Raka melihat ke arah Aya yang masih tertawa dengan sedikit menutupi mulutnya.
“Cantik,” gumam Raka.
TO BE CONTINUE
KAMU SEDANG MEMBACA
Shy - Kim Seungmin
RandomKisah sederhana tentang Raka dan Aya yang malu untuk mengakui perasaan mereka satu sama lain. ©peaBlue, 2021