02. TARUHAN MALAM ITU

5.4K 429 12
                                    

SELAMAT MEMBACA DAN JANGAN LUPA VOTENYA!

~000~

Sejatinya pertemanan, akan terus berjalan jika kita saling mempertahankan, bukan memanfaatkan.

_

Deru motor menggema di sepanjang area ramai yang penuh dengan asap rokok dan remaja-remaja yang berpenampilan acak-acakan layaknya sang berandal. Ada beberapa geng motor yang sudah fokus bertaruh di sana untuk mempertaruhkan segala hal yang akan mendapat kemenangan untuk meninggikan derajatnya yang tidak jelas. Perkumpulan geng motor ugal-ugalan seperti mereka itu kerap di kenal sebagai geng motor incaran polisi karena kelakuannya yang meresahkan masyarakat.

Pada sisi bagian barat tempat itu, lebih tepatnya di dekat sebuah warung yang biasa menjadi tempat tongkrongan para remaja-remaja yang menyukai dunia malam seperti sekarang. Perkumpulan Venzaros memarkirkan masing-masing motornya di sana. Cukup ramai, ada sekitar dua puluh anggota yang ikut serta dalam meladeni ancaman dari musuh bebuyutan mereka. Arka sebagai ketua berdiri di posisi depan, tak lupa dengan jaket hitam kebanggaan serta headband hitam yang melingkar di kepalanya. Di sampingnya ada Leo, cowok yang memakai kalung silver itu berdiri dengan menampilkan sorot tajam miliknya. Dan disekitar mereka, ada inti utama dan anggota Venzaros lainnya.

Geng motor dengan jaket berwarna hampir senada dengan milik Venzaros, tetapi berlogo sebuah rantai yang saling melilit dengan ular itu menghampiri mereka. Memasang wajah menyeringai seolah menantang. Mereka Erizor, musuh bebuyutan dari perkumpulan besar Venzaros. Entahlah, mengapa setiap perkumpulan selalu memiliki musuh? Mengapa mereka senang sekali berselisih dan mencari perkara?

Zero. Ketua dari geng Erizor itu mendekati seseorang yang sudah ia kenal sejak lama. Ya, Zero mengenal Arka sejak dulu. Keduanya saling berselisih tanpa ingin berdamai satu sama lain. Sampai pada akhirnya keduanya membangun sebuah perkumpulan yang memiliki prinsip yang sangat jauh berbeda. "Akhirnya lo kepancing juga. Gimana kabar lo? Putra Albara?"

Arka tersenyum miring. Ternyata Zero masih mengingat nama papanya setelah sekian lamanya mereka tidak saling bertemu. "Gue baik, kenapa? Lo nggak baik-baik aja?"

Mendengar jawaban yang membuatnya kesal, Zero mengumpat pelan. Musuhnya itu tidak berubah. Dia selalu menyerang awal dengan ucapan tajamnya yang menusuk. Karena tidak ingin terpancing emosi pada proses awal, Zero mengalihkan pembicaraanya. "Karena lo terima tantangan gue, jadi kali ini siapa yang maju?"

"Semuanya siap, tinggal lo pilih yang mana?" Arka membalasnya dengan balik bertanya. Tatapannya tak lepas dari sorot mata Zero yang terlihat sangat meremehkan.

Mata Zero kini memencar untuk menelisik anggota lawannya. Sampai pada netranya berhenti pada titik yang bisa saja membuat Arka marah besar kepadanya. "Dia adik lo 'kan? Lawan gue gimana?"

"Bastard! Lo mau cari sensasi apa cari mati?" Leo bertanya tajam namun dengan pembawaan yang tenang.  Menurutnya melawan seorang perempuan adalah hal  pecundang. Karena mulai merasa malas, Leo mengajukan diri bermaksud untuk pertemuan tidak penting kali ini cepat selesai. "Gue yang maju. Apa taruhannya?"

"Sederhana. Lo menang, duit hasil jual mobil gue lo ambil. Kalo lo kalah, suruh semua anggota lo tunduk di hadapan gue!"

Mendengar taruhan itu, anggota Venzaros tidak terima. Meskipun mereka yakin kalau Leo akan menang, tetapi dengan harga diri mereka itu bukanlah hal yang dibuat main-main. Jangan sampai ada kelicikan dari geng Erizor yang membuat harga diri mereka menjadi korban! Jelas, tidak akan mereka biarkan begitu saja.

ALGARKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang