BERIKAN VOTE TERLEBIH DAHULU BIAR KEREN!!!
***
Luka itu menetap, dan terkadang hanya singgah sebentar sebelum pergi. Tetapi, semua tentang luka itu sama. Menyakiti, menyiksa, dan membuat terluka.
***
Bel masuk sudah berbunyi sejak sepuluh menit yang lalu. Tetapi, sama sekali belum ada tanda-tanda guru yang akan masuk kelas untuk mengajar. Di kelas yang cukup ramai, Arka terlihat menelungkupkan kepalanya di atas kedua tangannya yang berada di atas meja. Napasnya terlihat teratur dan tidak merasa terganggu sama sekali dengan suara kebisingan.
"Arka tidur?" Tanya Ardo kepada Leo yang memang posisinya tidak jauh dari Arka.
Leo yang sibuk memainkan game diponselnya kini mengangkat pandangannya kearah Ardo. "Dia nggak tidur semalam," jawabnya dengan anggukan kepala.
Tidak ingin mengganggu katuanya, inti Venzaros pun memilih untuk sibuk dengan ponselnya masing-masing. "Ini beneran nggak ada guru?" Tanya Algan kepada sahabat-sahabatnya.
"Kayaknya pada nggak niat ngajar," sahut Bryan asal. Cowok itu beralih melihat Satya yang sedari tadi hanya diam. "Sat, lo sehat?"
Merasa namanya disebut Satya pun menoleh. "Apa? Lo pikir gue sekarat?"
"Lagi kasmaran lo yak?" Ledek Algan seraya mengangkat kedua alisnya menggoda.
Erinna yang merasa bosan menggeser kursinya beralih menghadap belakang untuk bergabung bersama inti Venzaros. "Bukannya kemarin lo berduaan, Sat?"
"Wah, parah lo Sat! Lo lagi seneng-seneng nggak ngajak gue?!" Sahut Algan mendramatis dengan menggelengkan kepala seolah tidak menyangka dengan perbuatan Satya. "Sakit banget hati mungil aing," lanjutnya tak lupa mengusap dadanya berlagak sakit hati.
Satya memutar bola matanya malas. "Dih apaan sih lo? Makanya cari gebetan!"
"Jadi bener kan, omongan gue, kalo lo kemarin berduaan sama adek kelas?" Tanya Erinna lagi menggoda.
"Lo tau dari mana kalo dia adek kelas, Na?" Tanya Bryan.
"Lo semua gimana sih? Lupa waktu kita kelompok kemarin, Satya lagi teleponan sama dia? Udah cukup jelas kali cuman denger suaranya." Ujar Erinna dengan kekehan kecil.
"Sialan lo Na! Rencana mau di privat malah lo bocorin." Dengus Satya.
***"Bos, ke kantin nggak?" Tanya Satya seraya mengguncang bahu Arka pelan. Cowok itu masih tertidur hingga waktu jam istirahat tiba.
Arka yang mendengar suara Satya sontak mendongakkan kepalanya. Terlihat jelas dari raut wajahnya kalau Arka sangat kelelahan. "Duluan, nanti gue nyusul." Ucapnya dan kembali menenggelamkan wajahnya.
"Oke, duluan bro." Pamit Algan yang hanya dibalas dehaman samar oleh Arka. Mereka semua keluar untuk menuju kantin karena perut yang sudah lapar.
Selang beberapa menit, suara derap kaki melangkah masuk menghampiri Arka yang masih menundukkan kepala. Dia menarik kursi dan duduk tepat dihadapan Arka yang tidak merasa terganggu sedikit pun. "Ka?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ALGARKA
Teen FictionNEW VERSION!!! FOLLOW DULU YUK SEBELUM MEMBACA!! ____________ "Gue nggak akan kemana-mana. Karena tugas gue masih panjang!" -ALGARKA VERGONTABARA- Sebenarnya hanya cerita sederhana yang menceritakan seorang laki-laki...